Sejumlah anak berpose untuk mendukung aksi bertajuk Jo Kawin Bocah, Stop Kekerasan dan Eksploitasi Seksual saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) Solo, Jawa Tengah, Minggu (24/7/2022). | ANTARAFOTO/Maulana Surya/foc.

Literasi Umat

Ikhtiar Memutus Kekerasan demi Konten

Perundungan di kalangan anak dan remaja, sayangnya masih tergolong marak terjadi.

Assalamualaikum, pembaca yang budiman.

Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada Sabtu (23/7) sayangnya masih ditandai dengan kisah sedih soal anak-anak Indonesia.

Di Tasikmalaya, Jawa Barat, awak media termasuk jurnalis Republika Bayu Adji melaporkan soal terjadinya dugaan perundungan terhadap seorang anak oleh sejumlah rekan-rekannya. Perundungan yang kemudian direkam dan disebarkan sebagai konten media sosial tersebut kemudian memicu depresi pada sang korban yang berujung kematiannya.

 
Perundungan seperti itu, sayangnya masih tergolong marak terjadi.
 
 

Perundungan seperti itu, sayangnya masih tergolong marak terjadi. Hampir separuh anak dan remaja di Indonesia, merujuk survei Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak, pernah mengalami perundungan.

Bentuknya bisa berupa kekerasan verbal hingga kekerasan fisik. Mirisnya lagi, menurut data Kementerian Sosial, separuh kasus bunuh diri pada anak dipicu perundungan-perundungan tersebut.

Akses tanpa kendali anak-anak dan remaja ke medsos punya peran sendiri mendorong kekerasan-kekerasan pada anak tersebut. Bulan hanya perundungan, demi konten medsos remaja juga meninggal akibat tantangan Tiktok di Jakarta Utara.

Seorang remaja di Jakarta juga meregang nyawa setelah dikeroyok pelaku tawuran yang berkumpul melalui undangan di media sosial. Belum lagi marak judi daring alias permainan slot yang mulai merebak di kalangan remaja dan anak-anak.

Republika mencermati dengan penuh kekhawatiran fenomena ini. Wartawan-wartawan kami bergerak mencari tahu pangkal fenomena ini dan bagaimana kita bisa melakukan sesuatu untuk meredamnya. Kami menanyai banyak pihak dari pemerintahan, organisasi masyarakat Islam, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Tak luput, kami tentu menanyai juga para anak-anak dan remaja terkait hal ini.

 
Pada akhirnya, kita semua tentu berharap lingkaran kekerasan dan demam konten ini bisa segera dicarikan penawarnya. 
 
 

Pada akhirnya, kita semua tentu berharap lingkaran kekerasan dan demam konten ini bisa segera dicarikan penawarnya. Taruhannya di sini adalah masa depan bangsa.

Liputan-liputan ini tak lepas juga dari kebaikan para pembaca yang berdonasi melalui program Literasi Umat di laman ini. Untuk itu kami sampaikan banyak terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Bersama Cegah Perundungan Anak

Anak-anak membutuhkan lingkungan dan keteladanan yang baik.

SELENGKAPNYA

Batasi Penggunaan Medsos  

Arang tua sebaiknya berhati-hati meminjamkan, memberikan, apalagi membelikan gawai pada anak.

SELENGKAPNYA