Relawan membawa bantuan paket nutrisi isolasi mandiri yang akan didistribusikan untuk pasien Covid-19 di Kantor Dompet Dhuafa, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (4/8). | Prayogi/Republika.

Ekonomi

Nazir Kaji Optimalisasi APIF

Realisasi keuangan sosial Islam di Indonesia masih jauh dari potensi yang ada.

JAKARTA -- Pengelola wakaf atau nazir di Indonesia berupaya mengoptimalkan peluang pendanaan wakaf dengan skema Awqaf Properties Investment Fund (APIF). Upaya pengembangan wakaf tersebut diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI), Badan Wakaf Indonesia (BWI), dan Islamic Development Bank (IsDB).

Dompet Dhuafa turut mengajukan proyek wakaf agar dapat menerima pendanaan dari APIF. Proyek yang diajukan, yakni terkait pengembangan rumah sakit milik Dompet Dhuafa.

"Kita ada beberapa proyek (yang diajukan), tapi masih dalam satu klaster, yaitu klaster hospital network. Jadi, kita ingin mengajukan pembiayaan modal kerja juga pengembangan fisik Rumah Sakit Dompet Dhuafa," ujar General Manager Wakaf Dompet Dhuafa Bobby Manulang kepada Republika, Senin (18/7).

Bobby mengatakan, terdapat tantangan untuk bisa memenuhi ketentuan pendanaan APIF. Ia menjelaskan, skema APIF baru bisa mendanai aspek konstruksi sebuah aset wakaf. Sementara, Dompet Dhuafa saat ini justru tengah membutuhkan pendanaan berupa modal kerja dan pengadaan alat kesehatan di rumah sakit tersebut.

 

"Jadi, memang kelihatannya kalau untuk proyek Rumah Sakit Dompet Dhuafa belum bisa menyerap secara optimal potensi pembiayaan ini (APIF)," kata Bobby.

Meski demikian, Bobby mengatakan, Dompet Dhuafa tetap mengajukan proyek tersebut dan berharap ada fleksibilitas terkait ketentuan APIF. Dia juga berharap baik pihak BI, BWI, maupun IsDB dapat mencermati kembali kebutuhan para nazir dalam mengembangkan aset wakaf.

Dompet Dhuafa telah menetapkan proyek rumah sakit sebagai program unggulannya. Menurut dia, aset wakaf berupa rumah sakit memiliki keunggulan, yakni tak hanya bisa melayani misi kemanusiaan, tapi juga bisa dikelola secara produktif.

photo
Karyawan memanen ulat maggot di tempat budi daya binaan Bank Wakaf Mikro Pondok Karya Pembangunan (BWM PKP) usai diresmikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Pesantren Pondok Karya Pembangunan, Ciracas, Jakarta, Kamis (24/3/2022). OJK mendukung perluasan dan pengembangan Bank Wakaf Mikro sebagai bentuk penyediaan akses keuangan dan pemberian pendampingan kepada para pelaku UMKM, khususnya yang berada di lingkungan pondok pesantren. - (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.)

"Artinya, dari sana bisa dihasilkan surplus wakaf dengan memanfaatkan fasilitas BPJS Kesehatan. Bisa juga surplus dari biaya layanan kesehatan karena layanan optimal Rumah Sakit Dompet Dhuafa banyak dipilih pasien berbayar dan ada sumber pendapatan dari pasien mandiri," ujarnya.

Pengembangan wakaf dengan menggandeng lembaga internasional diharapkan dapat mendukung optimalisasi potensi keuangan sosial Islam di Indonesia. Gubernur BI Perry Warjiyo menilai, realisasi keuangan sosial Islam di Indonesia masih jauh dari potensi yang ada.

"Kita harus merenungkan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi hal ini," ujar Perry.

 

Pada 2021, dia menyebutkan, realisasi zakat, infak, dan sedekah di Indonesia hanya mencapai Rp 14,9 triliun atau 4,5 persen dari potensi Rp 327 triliun. Sementara, realisasi wakaf tunai juga hanya 0,4 persen atau Rp 831 miliar dari potensi Rp 188 triliun. Kemudian, tanah wakaf yang bersertifikat juga baru mencapai 58,4 persen atau sebanyak 55.637,62 hektare.

Menurut Perry, Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, yakni 231 juta orang atau 86,7 persen populasi Indonesia dan 13 persen dari total populasi Muslim dunia. Berdasarkan Charities Aid Foundation World Giving Index (CAF WGI) 2021, Indonesia juga merupakan negara paling murah hati di dunia, dengan sebanyak delapan dari 10 orang di Indonesia mendonasikan kekayaannya. Para relawan di Tanah Air juga tercatat lebih dari tiga kali rata-rata global.

Oleh karena itu, Perry menilai, perlu ada banyak pengembangan dalam optimalisasi keuangan sosial Islam. Selain wakaf global, digitalisasi juga penting dikembangkan untuk mengikuti perkembangan zaman.

"Ini menyasar kepada generasi milenial yang semakin bertambah kaya. Saya pikir ini penting dan ada potensi di sana," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Nazir Indonesia Ajukan Proyek Wakaf Global

Senegal adalah salah satu negara yang telah sukses menerapkan skema APIF.

SELENGKAPNYA

G-20 Ajak Bantu Negara Berpenghasilan Rendah

G-20 mendorong koordinasi untuk membantu kelompok negara berpenghasilan rendah.

SELENGKAPNYA