
Internasional
PBB Prihatin Situasi di Haiti
Sebanyak 188 orang di Port-au-Prince Haiti tewas karena kekerasan antarkelompok kriminal.
JENEWA – Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menyatakan keprihatinan atas memburuknya kasus kekerasan geng bersenjata di Haiti. Mereka mendesak otoritas negara tersebut memastikan HAM penduduk di sana dilindungi.
“Kami sangat prihatin dengan memburuknya kekerasan di (ibu kota Haiti) Port-au-Prince dan meningkatnya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh geng bersenjata berat terhadap penduduk setempat,” ungkap juru bicara Kantor HAM PBB Jeremy Laurence, Sabtu (16/7), dikutip laman TRT World.
Dia mengatakan, pada 8-12 Juli lalu, sedikitnya 234 orang di Cite Soleil, lingkungan miskin dan padat di Port-au-Prince, tewas atau terluka akibat kekerasan geng bersenjata. "Sebagian besar korban tidak terlibat langsung dalam geng dan menjadi sasaran langsung oleh elemen geng. Kami juga menerima laporan baru tentang kekerasan seksual," ucapnya.

Laurence menekankan pentingnya otoritas di Haiti merespons kekerasan tersebut. “Kami mendesak pihak berwenang untuk memastikan bahwa semua HAM dilindungi dan ditempatkan di garis depan serta pusat tanggapan mereka terhadap krisis,” ujarnya.
Selama Januari hingga Juni laly, Kantor HAM PBB mencatat, terdapat 934 orang tewas dan 684 warga terluka akibat aksi kekerasan geng bersenjata di Haiti. Selama periode itu, PBB turut terjadi 680 kasus penculikan.
Beragam isu
Sudah satu tahun lebih Presiden Haiti Jovenel Moïse tewas dibunuh. Peristiwa itu membawa negara tersebut menuju krisis yang lebih dalam. Aktivitas kelompok kriminal bersenjata melonjak tajam di ibukota.

Satu bulan lebih sedikit setelah Moïse dibunuh Haiti diguncang gempa dengan kekuatan 7,2 skala Richter. Sekitar 2.000 orang tewas dan ribuan lainnya terluka.
Dalam laporannya pada 2 Juli lalu Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan 188 orang di Port-au-Prince tewas karena kekerasan antarkelompok kriminal termasuk 96 orang anggota geng. Hampir 17 ribu orang terpaksa mengungsi sejak akhir April lalu.
Pada Jumat (15/7) lalu Dewan Keamanan PBB menyetujui dengan suara bulat resolusi yang meminta semua negara berhenti mengirimkan senjata ringan, kecil dan amunisi ke setiap pihak yang mendukung kekerasan antargeng dan kriminal di Haiti.
OCHA melaporkan angka malnutrisi di Cité Soleil, Port-au-Prince pada anak-anak di bawah lima tahun naik 20 persen. Badan Pangan Dunia dari PBB (WFP) mengeluarkan pernyataan pada pekan ini.

"Sejak awal Mei ketidakamanan di dalam dan sekitar Port-au-Prince semakin memburuk dengan drastis, mengganggu rantai pasokan, akses pada layanan dasar seperti pasar, sekolah, rumah sakit dan mata pencaharian rakyat Haiti seluruh negeri. Kekerasan menyebabkan krisis perlindungan serius dan membuat akses rakyat pada makanan semakin sulit," katanya.
Blokade jalan yang dilakukan kelompok penjahat menimbulkan kekhawatiran serius pengiriman bantuan kemanusian.
Cuaca juga tidak berpihak pada Haiti. Administrasi Laut dan Atmosfer Nasional (NOAA) memprediksi musim badai 2022 yang biasanya dari Juni sampai November akan berlangsung di atas normal. Diperkirakan akan ada tiga sampai enam badai kategori 3, 4 atau 5. n ap/reuters ed: yeyen rostiyani
Percik Gagasan Ibnu Khaldun Sang Bapak Sosiologi
Ibnu Khaldun menulis karya monumental yang masih dikaji hingga kini, Muqaddimah.
SELENGKAPNYAGempur Terus Presidential Threshold
Ada dua hakim yang konsisten menolak presidential threshold, Saldi Isra dan Suhartoyo. Namun, mereka kalah suara.
SELENGKAPNYAMenilik Skenario Resesi
Seluruh aktor perekonomian global kini harus berhadapan langsung dengan ancaman resesi.
SELENGKAPNYA