
Nasional
Komunikasi Demokrat, Nasdem, dan PKS Makin Intensif
PPP menilai, pertemuan PAN-PDIP pekan lalu bukan agenda koalisi.
JAKARTA – Komunikasi Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) makin intensif. Komunikasi intensif dengan PKS dan Nasdem tidak hanya di tingkatan elite, tetapi di berbagai tingkatan.
"Kami sekarang sedang melakukan pembicaraan-pembicaraan intensif dengan kawan-kawan dari Nasdem dan PKS," kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Alfian Mallarangeng dalam diskusi "Koalisi Partai, Tunggu Apa?" di Jakarta, Ahad (17/7).
Andi mengatakan, meski berkomunikasi dengan partai lain, komunikasi Demokrat dengan PKS dan Nasdem sudah lebih maju dibanding dengan partai lain. "Kami tidak menutup silaturahmi dengan teman-teman lain di KIB, dengan Pak Prabowo, Cak Imin, atau dengan PDIP kalau mereka mau," ujarnya.

Kendati demikian, ia mengatakan, belum ada kesepakatan resmi antara ketiga partai. Ketiga partai belum sampai pada pembicaraan mengenai siapa yang akan diusung dalam Pilpres 2024 mendatang.
Andi mengatakan, partainya tak ingin terlalu terburu-buru bicara mengenai pasangan calon. “Nasdem sudah ada calon-calonnya, tapi kami dan PKS belum sampai pada tingkat orang,” kata dia.
Juru Bicara PKS M Kholid juga mengakui komunikasi dengan Partai Demokrat dan Nasdem cukup intensif. Di sisi lain, PKS juga terus menjalin komunikasi dengan partai lain.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti memprediksi, koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS bakal terbentuk. "Hanya kehendak Tuhan yang bisa menghalangi ketiga partai ini berkoalisi," kata Ray.
Ia juga meyakini Pilpres 2024 akan terdiri dari tiga poros. Selain Nasdem bersama Demokrat dan PKS, Partai Golkar bersama PAN, dan PPP yang telah membentuk Koalisi Indonesia Baru. Kemudian, PDIP, Partai Gerindra, dan PKB bakal gabung dalam satu koalisi.
"Apakah koalisi biru-oranye akan mengusung Anies dan AHY atau akan ada tokoh lain ini mungkin masih tergantung bacaan masing-masing," ucapnya.
Namun, pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi memiliki prediksi berbeda. Ia menilai, tiga partai akan menjadi poros koalisi, yakni PDIP, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.

“Kalau Gerindra cari teman, PDIP cari teman maka partai yang tersisa tinggal dua. Walaupun tinggal dua apapun itu, apakah Nasdem dengan PKS, Demokrat dengan PKS, atau Demokrat dengan Nasdem itu tidak akan bisa mengusung untuk maju," ucapnya.
Ia memahami Partai Nasdem sangat berkeinginan untuk menjadi poros koalisi partai tengah. "Jadi perhitungan dari partai tengah ini menurut saya masih agak sulit,” kata dia.
KIB tetap solid
Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi mengatakan, Koalisi Indonesia Baru (KIB) tetap solid. Pernyataan itu sebagai respons pertemuan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada Jumat (15/7) lalu.

"Di KIB, nggak ada masalah, solid-solid aja, termasuk PPP, berkomunikasi dengan partai lain, Golkar komunikasi dengan partai lain," ujarnya kepada Republika.
Baidowi mengatakan, pertemuan PAN-PDIP tersebut merupakan murni agenda masing-masing partai, bukan agenda koalisi. "Ya biasa aja namanya bagian dari sebuah kegiatan dan memang kita kan terbuka dengan partai manapun untuk menjajaki komunikasi," kata Baidowi.
Sebelumnya, Eddy dan Hasto bersepeda bersama pada Jumat sekitar pukul 05.30 WIB. Hasto mengatakan, ia dan Eddy memang sudah lama ingin gowes bareng.
Menurut Edy, kegiatan tersebut bukanlah forum kedua partai membicarakan hal-hal yang berkaitan pemilihan umum (Pemilu) 2024. Ia juga mengungkapkan, PAN dan PDIP akan kembali bertemu.
Gempur Terus Presidential Threshold
Ada dua hakim yang konsisten menolak presidential threshold, Saldi Isra dan Suhartoyo. Namun, mereka kalah suara.
SELENGKAPNYAPKS Bakal Ajukan Gugatan PT 20 Persen ke MK
Gugatan tersebut diajukan agar tidak ada polarisasi di masyarakat Indonesia.
SELENGKAPNYA