Petugas penyelenggara ibadah haji PPIH Arab Saudi bidang kesehatan terlihat sedang membagikan minuman kepada jamaah haji yang beriap melempar jumroh, Sabtu (9/7/2022) . | Ali Yusuf/Republika

Jurnal Haji

‘Malaikat’ Penolong Jamaah Haji

Tak hanya dari Indonesia, EMT juga menolong jamaah haji dari negara lain.

OLEH ALI YUSUF dari Makkah

Fase puncak haji di Mina menguras sumber daya petugas haji, termasuk mereka yang bertugas sebagai tenaga kesehatan. Ada 35 anggota Emergency Medical Team (EMT) PPIH Arab Saudi disiagakan di sekitar area Jamarat.

Sebagian mereka bersiaga di dalam Terowongan Mina sepanjang tiga kilometer. Sebagian lainnya di area Jamarat di luar pintu terowongan, terus mendekati Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah.

Mereka membawa sejumlah alat medis, seperti infus, tandu, kursi roda, minuman, dan makanan ringan. Ketika ada jamaah yang terduduk, maka petugas EMT langsung mendatanginya dan mengumpulkan jamaah tersebut ke titik pertolongan terdekat.

Tak hanya dari Indonesia, EMT juga menolong jamaah haji dari negara lain. “Mereka ini malaikat penolong jamaah haji,” kata petugas askar Baladiyah yang mempertanyakan siapa orang-orang EMT tersebut, sebagaimana dikisahkan petugas EMT M Sunarno Sardi Sartono di Makkah, pekan lalu.

 
Ketika ada jamaah yang terduduk, maka petugas EMT langsung mendatanginya dan mengumpulkan jamaah tersebut ke titik pertolongan terdekat.
 
 

Pengalaman mereka berkhidmat membantu tamu Allah penuh tantangan. Kehadiran mereka dianggap tidak resmi, sehingga para askar Baladiyah Saudi kerap mempertanyakan, bahkan mengusir mereka pergi. Alasannya, kehadiran dan kerja EMT menghambat arus jamaah haji berjalan menuju area Jamarat.

Namun, ketika disampaikan kepada mereka bahwa tugas EMT adalah memberikan pertolongan kepada jamaah haji, mulanya sebagian askar di sana tak menerimanya. Mereka tetap pada pendirian bahwa kehadiran EMT mengganggu arus kelancaran jamaah haji berjalan menuju Jamarat.

Meski diusir, petugas EMT tak patah semangat. Terserah para askar itu bersuara lantang mengusir mereka, para tenaga kesehatan PPIH Arab Saudi tersebut tak berhenti memberikan pertolongan kepada jamaah yang kelelahan.

Kebanyakan jamaah haji sudah berusia lanjut, di atas 50 tahun. Banyak dari mereka memiliki kondisi stamina yang terbatas, terlebih pada hari pertama mereka tiba di Mina pada 10 Dzulhijjah.

Dari tenda, mereka harus berjalan menuju tubir terowongan Mina. Ini jaraknya beragam, mulai satu sampai tiga kilometer. Ditambah lagi berjalan menelusuri terowongan. Ini sudah tiga kilometer. Keluar dari terowongan, mereka sampai di area Jamarat. Setidaknya mereka berjalan 500 meter sampai satu kilometer. Mereka sudah menempuh sekitar tujuh kilometer.

 
Dari tenda, mereka harus berjalan menuju tubir terowongan Mina. Ini jaraknya beragam, mulai satu sampai tiga kilometer. 
 
 

Pulang ke tenda, mereka kembali menempuh jarak yang sama. Berarti untuk melempar jumrah, seorang jamaah haji menempuh perjalanan pulang dan pergi sejauh 14 kilometer, persis jarak Universitas Tarumanegara Jakarta Barat menuju Polsek Jatinegara di Cawang Jakarta Timur.

Petugas EMT menemukan banyak jamaah yang tidak membekali dirinya dengan makanan ringan dan minuman saat berjalan. Ditambah lagi memaksakan diri untuk jumrah, padahal fisik mereka lemah. Akhirnya mereka mengalami kelalahan. Ada yang terduduk. Ada pula yang sampai terbaring karena benar-benar lelah.

Petugas EMT Bayu Permadi menceritakan kisahnya membantu jamaah haji. Bersama teman-temannya, mereka menyambangi jamaah yang kelelahan, kemudian menandu mereka menuju pos EMT untuk mendapatkan penanganan medis. Jamaah yang kelalahan meminum air, menikmati makanan ringan, sambil beristirahat sejenak.

 
Dalam keadaan demikian, terkadang ada petugas Askar Arab Saudi yang tak memahami khidmah petugas EMT sehingga mengusir mereka. 
 
 

Dalam keadaan demikian, terkadang ada petugas Askar Arab Saudi yang tak memahami khidmat petugas EMT sehingga mengusir mereka. Namun petugas EMT tetap bersikeras bertahan di sana dan menjelaskan bahwa kehadiran mereka adalah untuk membantu jamaah haji.

Lambat laun, para askar Saudi menyaksikan sendiri bagaimana petugas EMT menandu jamaah kelelahan, membantu mereka dengan kursi roda, dan memberikan pertolongan medis untuk memulihkan kondisi. Setelah tenaga terkumpul lagi, stamina kembali prima, jamaah haji melanjutkan perjalanan melempar jumrah.

“Petugas kesehatan itu seperti malaikat yang menolong jamaah haji kelelahan di Mina,” kata para askar Saudi di Jamarat Mina. 

Hadiah untuk Orang Beriman

Iman adalah permasalahan serius dan harus menjadi perhatian.

SELENGKAPNYA

Percik Gagasan Ibnu Khaldun Sang Bapak Sosiologi

Ibnu Khaldun menulis karya monumental yang masih dikaji hingga kini, Muqaddimah.

SELENGKAPNYA

Rihlah dan Pemikiran Ibnu Khaldun

Usia Ibnu Khladun belum genap 20 tahun, tetapi reputasinya sudah dikenal di mana-mana.

SELENGKAPNYA