Ilustrasi perubahan iklim | ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

CSR

Kolaborasi untuk Pengendalian Perubahan Iklim

Upaya mengatasi ancaman perubahan iklim membutuhkan kolaborasi semua pihak.

Pemerintah dan sejumlah pihak swasta punya keyakinan sama bahwa perubahan iklim harus diatasi dengan cara kolaborasi. Kedua pihak itu kini sama-sama bergerak cepat untuk mencapai target-target adaptasi dan mitigasi perubahan iklim Indonesia 2030.

Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi mengatakan, perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Upaya untuk mengatasi ancaman itu membutuhkan kolaborasi semua pihak.

"Ancaman itu menuntut kita untuk punya solidaritas yang tinggi, kerja sama, semangat kemitraan, dan kolaborasi agar bisa mewujudkan upaya-upaya kita dalam mengatasi berbagai dampak negatif dan risiko perubahan iklim," kata Laksmi dalam diskusi Indonesia Climate Change Expo and Forum 2022, Rabu (8/6).

Untuk diketahui, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebagaimana tertera dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) yang telah diserahkan ke Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Dalam dokumen itu, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri atau 41 dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Sejalan dengan NDC, KLHK juga membuat dokumen rencana operasional Indonesia's FoLU Net-Sink 2030. Dokumen itu berisikan strategi untuk mencapai tingkat serapan sektor hutan dan lahan lainnya (forestry and other land uses/FoLU) berimbang ataupun lebih tinggi dari tingkat emisinya (Net Sink) pada 2030. Apabila target pada sektor ini tercapai, akan terjadi penurunan emisi sekitar 60 persen dari total target nasional.

Untuk mencapai semua target itu, lanjut Laksmi, semua pihak di Tanah Air harus konsisten. Dia pun mendorong semua lini untuk terus bahu-membahu mengimplementasikan program-program yang sejalan dengan target-target tersebut.

Head of Social Impact and Community Development APP Sinar Mas, Judianto, mengatakan, pihaknya mendukung upaya-upaya menurunkan emisi gas rumah kaca hingga mencapai yang tertera dalam dokumen NDC. Karena itu, pihaknya membuat Sustainability Roadmap Vision 2030.

Terdapat tiga target utama dalam peta jalan tersebut. Pertama, pengurangan 30 persen jejak karbon perusahaan. Kedua, mendukung keberadaan hutan konservasi seluas 500 hektare. Ketiga, meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar konsesi APP Sinar Mas.

Selain itu, kata Judianto, APP Sinarmas juga mendirikan Desa Makmur Peduli Api (DMPA). DMPA itu sejalan dengan program kampung iklim yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. "Desa Makmur Peduli Api bertujuan untuk mencegah kebakaran, deforestasi, dan juga meningkatkan kehidupan masyarakat di sekitar konsesi kita di Riau, Jambi, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur," kata Judianto dalam kesempatan yang sama.

Saat ini, imbuh dia, sudah ada 394 DMPA. Pihaknya menargetkan tercipta 500 DMPA di lima provinsi dekat area konsesi APP Sinar Mas. Untuk mencapai target tersebut, pihaknya telah menyiapkan dana sebesar 10 juta dolar AS.

Manager of CSR Environment & Social Responsibility PT Astra International Tbk Bima Krida Pamungkas juga menyampaikan komitmen dan hal-hal yang sudah dilakukan perusahaannya untuk mengatasi perubahan iklim. Langkah yang paling utama adalah mengurangi dampak produk-produk Astra terhadap lingkungan.

Selain itu, kata dia, ada pula program Astra Green Energy yang merupakan kegiatan prioritas di semua anak usaha Astra. "(Program ini berupa) konservasi energi, efisiensi energi, dan pengembangan energi baru-terbarukan," kata Bima.

Di sisi eksternal, lanjut dia, Astra juga berupaya mengatasi perubahan iklim dengan sejumlah program. Beberapa di antaranya adalah penanaman pohon endemik dan buah langka, konservasi daerah aliran sungai (DAS) dan pesisir, konservasi fauna, serta bank sampah. "Ada juga program Kampung Berseri Astra Proklim. Saat ini sudah ada 133 kampung," ujarnya.

Head of Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara Priyo Prasetyo Pramono mengatakan, pihaknya turut berupaya mengatasi perubahan iklim. Perusahaan menargetkan lima sektor utama, yakni kehutanan, energi, sampah, proses industri, dan kolaborasi dengan komunitas.

Untuk diketahui, PT Amman Mineral Nusa Tenggara adalah perusahan tambang tembaga terbesar kedua di Indonesia setelah PT Freeport. PT Amman beroperasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Priyo mengatakan, dalam upaya menjaga lingkungan, pihaknya telah melakukan kewajiban reklamasi yang diamanatkan KLHK. "Sampai saat ini sudah 762 hektare dari keharusan reklamasi seluas 2.800 hektare," katanya. Selain itu, pihaknya juga tengah menuntaskan program rehabilitasi DAS seluas 7.200 hektare.

PLTS untuk irigasi pertanian

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menegaskan komitmen untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan. Salah satunya dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk irigasi lahan pertanian di Desa Tanjung Raja, Muara Enim, Sumatra Selatan.

PLTS ini telah beroperasi sejak 2020 dengan kapasitas PLTS 16,5 kilowatt peak (kWp). Berkat adanya PLTS untuk irigasi, para petani di Desa Tanjung Raja kini bisa panen hingga tiga kali dalam setahun. Sebelumnya, petani mengandalkan sawah tadah hujan sehingga hanya bisa panen satu kali dalam setahun.

Lahan yang dialiri seluas 63 hektare dengan perkiraan hasil panen tiga kali setahun mencapai 567 ton. Sekitar 525 petani memperoleh manfaat dari PLTS irigasi ini.

Ketua Kelompok Tani Sehati Desa Tanjung Raja, Hopaini, mengungkapkan bahwa keberadaan PLTS irigasi memungkinkan panen ditingkatkan hingga lebih dari tiga kali setahun. "Kalau istilah dari Dinas Pertanian itu IP200 (satu tahun dua kali panen), kita tingkatkan nanti sampai IP300. Target ke depannya dua tahun bisa sampai lima kali panen kalau pengairan lancar dan memungkinkan," ujar Hopaini.

PLTS irigasi Desa Tanjung Raja adalah salah satu program CSR PTBA. Pompa irigasi yang digunakan merupakan pompa jenis submersible yang memiliki kemampuan menyedot air dengan kandungan lumpur.

Kapasitas pompa tersebut adalah 30 liter/detik dengan head mencapai 30 meter. Pompa tersebut digerakkan oleh listrik yang dihasilkan dari 60 panel PV //polycrystaline// berkapasitas masing-masing 275 watt peak (Wp) yang berjajar menghiasi atap jembatan desa.

Pompa menyedot air Sungai Enim sejauh 1 km ke bak intake berukuran 3 x 3 x 2 m3 yang kemudian didistribusikan ke sawah warga. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat