ABU HASAN MUBAROK; Ketua Umum MUI PPU

Bila berbicara tentang orang-orang Soleh, maka terasa tambah motivasi dan semangat untuk ibadah. Ibadah mendekatkan diri kepada Allah. Orang-orang yang Soleh sendiri dalam setiap perjalanannya selalu terbayang-bayangi dengan mengingat Allah SWT. Tiada waktu terlewat dan nafas terhirup dan lepas melainkan ada nama Allah menyertainya.

Setelah maqam para Nabi dan Rasul, para wali maqam selanjutnya adalah maqam orang-orang Soleh. Orang-orang pilihan Allah SWT. Mengapa tidak disebut dengan maqam para waliyullah. Karena, penulis menyakini bahwa setiap orang Soleh adalah waliyullah.

Kota Baghdad adalah kota para ulama, wali, dan juga para politikus. Di dalamnya perjalanan sejarah Islam tercatat apik dan terdokumentasikan dengan baik. Abu Bakar, Ahmad bin Ali bin Tsabit bin Ahmad bin Mahdi Asyafii atau dikenal dengan nama Al Khatib Al Baghdadi (w. 463 H) menulis setiap jengkal sejarah kota Baghdad dalam kitabnya Tarikh Baghdad.

Bagdad adalah pusat kota dan pemerintahan pada masanya. Kota metropolis dan pusat peradaban. Selain hiruk pikuk urusan duniawi, di sana juga ternyata banyak hidup dan tinggal orang-orang Soleh, para wali-wali Allah. Salah satu di antaranya adalah Bishr bin Harits bin Abdurahman, atau dikenal dengan Bishr Al Hafi. 

Sematan Al Hafi dibelakang namanya adalah karena beliau tidak pernah memakai sandal atau sepatu smpai meninggal dunia. Lahir dengan nama Bishr bin Haris bin Abdurrahman bin Atta bin Hilal bin Mahaan bin Abdullah Al Marwazi lahir di Baghdad pada 150 H. Kakeknya bernama Abdullah Al-Ghuyur, konon masuk Islam dengan bimbingan Ali bin Abi Thalib.

Imam Ahmad bin Hanbal (164-241 H), sahabat dan sekaligus murid Imam Syafi'i (w. 204 H) menjelang ajalnya mengatakan bahwa Bishr Al Hafi tidak ada tandingannya kecuali Amir bin Abdi Qais, seorang yang Soleh dari kalangan Tabiin. Amir bin Qais adalah tuan gurunya ahli qiraat, selain juga pemimpin orang Soleh dan Zuhud.

Ketika menggambarkan tentang kecerdasan beliau, maka Imam Ahmad mengatakan bahwa setiap rambut Bishr adalah akal penduduk Bagdad. Bila rambutnya diberikan kepada semua kepala penduduk Baghdad niscaya akan menjadi cerdas seluruh penduduk Bagdad.

Abul Qosim, Al Qusyairi dalam Ar risalah menyebutkan bahwa di antara sebab tobatnya Bishr Al Hafi adalah karena suatu ketika beliau melihat ada benda di mana di atasnya tertulis lafazh Allah, namun dalam kondisi seperti bekas terinjak-injak. Kemudian Bishr Al Hafi menyelamatkannya dan membersihkannya bahkan menghiasinya dengan sesuatu yang memuliakan. Tiba-tiba pada malam harinya, beliau dimimpikan dengan suara. "Wahai Bishr, begitulah Engkau telah menyelamatkan dan memperindah lafazh Allah di dunia. Maka Aku akan jadikan indah namamu di dunia dan akhirat". 

Di antara pelajaran penting dari beliau tentang dunia ini adalah barang siapa mencintai dunia, maka bersiap-siaplah untuk menjadi hina. Dikisahkan bahwa beliau bila makan, hanya makan dengan roti tanpa lauk. Ketika ditanya, mengapa tidak makan dengan lauknya. Maka, beliau menjawab bahwa lauknya adalah kesehatan di dunia.

Diceritakan ketika beliau wafat, maka semenjak subuh sampai isya akhir, kuburannya penuh sesak dengan manusia. Syaikh Ali Al Madaini, seorang ulama besar ahlul hadits sempat berteriak ketika beliau meninggal dunia "Demi Allah, ini adalah kemuliaan dunia, sebelum kemuliaan akhirat". 

Ulama berkata bahwa jin itu meratap di rumahnya, dan suatu ketika jin mendatangi melalui mimpinya dan berkata, "Apa yang telah Allah lakukan terhadapmu?". Maka Bishr Al Hafi menjawab, "Allah telah mengampuniku, dan setiap orang yang mencintaiku sampai hari kiamat". 

Teluk Balikpapan, Sabtu, 18 Juni 2022

Alfatihah, hadiyatan Illa ruhi Al imam Bishr Al Hafi, Al Fatihah

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat