Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR seorang calon haji di Kantor MUI Kota Tangerang, Tangerang, Banten, Jumat (3/6/2022). | ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.

Nasional

Kasus Harian Covid Kembali di Atas Seribu

Lonjakan kasus Covid-19 disebabkan penularan Omicron BA.4 dan BA.5.

JAKARTA – Kasus harian Covid-19 pada Rabu (15/6) kembali menembus level di atas 1.000, tepatnya di angka 1.242. Sebelumnya, pada Selasa (14/6) , penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 930 kasus baru.

Untuk jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia kemarin mencapai 6.007 kasus, bertambah 709 dari sehari sebelumnya. Adapun, jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia bertambah 10 orang menjadi sebanyak 156.670 orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, kasus mingguan meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Dibandingkan akhir Mei lalu sebanyak 1.800 kasus, pada minggu lalu naik menjadi 3.600 kasus. Kasus aktif juga meningkat. Jika akhir Mei lalu angkanya berkisar 2.900 kasus, kini angkanya di atas 6.000 kasus.

"Kondisi saat ini harus kita upayakan bersama-sama untuk menekan penularan semaksimal mungkin. Perlu menjadi perhatian, bahwa Indonesia telah berhasil mempertahankan penurunan kasus harian dan mingguan tetap rendah selama dua bulan berturut-turut," kata Wiku, dikutip Rabu (15/6).

Menurut analisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini adalah penyebaran varian Omicron BA.4 dan BA.5. Varian ini pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022, dan kini sebanyak delapan kasus telah teridentifikasi.

Menurut Wiku, penyebab kenaikan kasus covid saat ini penting diperhatikan selama 2 - 4 pekan ke depan. Secara bersamaan, penting juga dilakukan surveilans molekuler epidemiologi, dengan metode yang benar dan sistematis.

Namun, terlepas dari apa pun penyebab kenaikan kasus saat ini, menurut Wiku, pentingnya kembali bergotong royong oleh seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk menekan kasus positif, mulai dari tingkat nasional hingga daerah. Salah satu cara termurah dan termudah adalah dengan kembali menerapkan disiplin protokol kesehatan.

"Prinsip kewaspadaan dan kehati-hatian harus tetap diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena pandemi ini belum selesai. Sewaktu-waktu kita tetap dapat mengalami kenaikan kasus kembali apabila tidak disiplin protokol kesehatan," tegas Wiku.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban pun kembali menyuarakan imbauannya terkait penularan virus Covid-19. Meskipun, ia mengakui, masyarakat sudah mulai jengah dengan pandemi Covid-19.

"Saya harus ingatkan kembali prokes harus digalakkan lagi agar kita dapat menekan risiko penularan sebelum telat," tegas Zubairi dalam keterangan, dikutip Rabu (15/6).

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menilai subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang mudah menular bisa menyebabkan infeksi atau infeksi kembali (reinfeksi) di masyarakat. Namun, kemampuan tes Covid-19 yang menurun dan mayoritas yang tertular subvarian ini tidak mengalami gejala mengakibatkan kasusnya tidak banyak terungkap.

"Berbicara gelombang baru kasus Covid-19, di tahun ketiga ini kita akan kelihat tren gelombang akan sangat berbeda, artinya bukan berarti virusnya melemah. Banyak negara di dunia, termasuk Indonesia yang menurun upaya tes dan pelacakannya," ujar Dicky kepada Republika, Rabu (15/6).

Ia menjelaskan, situasi Covid-19 saat ini memang jauh lebih melandai sementara modal kekebalan tubuh masyarakat juga semakin meningkat karena telah divaksinasi dua dosis vaksin covid. Namun, di sisi lain adanya subvarian BA.4 dan BA.5 yang memiliki karakter cepat sekali menular.

"Sehingga kalau bicara jumlah kasus Covid-19 nantinya, yang terinfeksi bisa banyak bahkan bisa melebihi Delta. Tapi dampak dari gelombang kasus Covid-19 kali ini berbeda, pertama karena modal imunitas lebih banyak dibandingkan delta maka mayoritas mereka yang tertular tak ada gejala," katanya.

Dicky memprediksi kasus harian covid akan berada di antara 1.000 atau 5.000. Kalaupun kasus harian mencapai 50 ribu, Dicky memperkirakan yang tertular subvarian ini tidaklah bergejala atau kalaupun bergejala ringan.

"Puncak kasus yang rawan, terutama kelompok berisiko diprediksi hingga akhir Agustus," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Merasakan Hidup dengan Inflasi 73,5 Persen di Turki

Artinya, harga naik 5,04 persen dalam waktu hanya sepekan lebih sedikit.

SELENGKAPNYA

Saudi Longgarkan Penggunaan Masker

Kebanyakan jamaah haji Indonesia terpantau masih patuh menggunakan masker.

SELENGKAPNYA