Pemandangan Hotel Pullman Zamzam di Madinah. | A Syalaby Ichsan/Republika

Jurnal Haji

Rezeki Pardian, Tempati Hotel ‘Wah’ ala Sultan

Akses hotel jamaah ke Masjid Nabawi langsung menghadap ke Raudhah.

OLEH ASYALABY ICHSAN dari Madinah, Arab Saudi

Pardian baru saja membereskan kopernya ketika tim Media Center Haji (MCH) berkunjung dari Masjid Nabawi, Madinah. Di kamar tipe suite room bernomor 267 itu, jamaah haji asal Cileubut, Jawa Barat ini menyambut ramah.

Kamar yang ditempati Pardian di Hotel Pullman Zamzam tidak sembarangan. Selain dilengkapi fasilitas standar penginapan seperti penyejuk udara, wastafel, lemari, dan kamar mandi, kamar berukuran 60 meter persegi itu memiliki kitchen set khusus. Televisinya pun mempunyai beragam saluran internasional. Berbeda dengan televisi jamaah haji kebanyakan yang hanya bisa mendapatkan program televisi tentang Masjid Nabawi. 

Ada dua ruangan di kamar Pardian. Satu untuk menginap, lainnya untuk menerima tamu. Hanya saja, demi menggenapi kapasitas jamaah, ruang tamu Pardian disulap menjadi kamar tidur dengan menambah satu tempat tidur ukuran standar. Selain Pardian, ada dua jamaah lain yang menginap di sana. 

Akses hotel tersebut ke Masjid Nabawi langsung menghadap ke Raudhah. Pardian bisa sampai ke antrean tempat yang dikenal sebagai taman surga itu hanya dalam waktu lima menit. 

“Alhamdulillah seumur-umur umrah baru kali ini dapat hotel seperti ini,” ujarnya saat berbincang dengan Tim MCH di Hotel Pullman Zamzam, Madinah, Selasa (15/6) WAS.

Tempat Pardian menginap merupakan hotel berkelas bintang lima. Hotel tersebut memiliki 836 kamar standar dan suite. Tarif hotel berjenjang dari 3.000 riyal Saudi (sekitar Rp 11 juta) hingga 10 ribu riyal Saudi (Rp 39 juta).

Pardian dan jamaah haji reguler lainnya tak mengeluarkan kocek tambahan untuk menginap di sana. Fasilitas tersebut didapatkan karena jadwal kedatangan Pardian ke Madinah kebetulan bertepatan dengan waktu yang disediakan. 

Ada 1.300 jamaah menginap di hotel ini. Mereka berasal dari empat embarkasi yakni Batam (BTH), Jakarta-Bekasi (JKS), Surabaya (SUB), dan Solo (SOC).  Jamaah cukup menempuh jarak 50 meter untuk sampai ke Masjid Nabawi. 

“Jadi kami menempatkan bukan like and dislike tapi sesuai dengan jadwal penerbangan dan penempatan,“ ujar Menurut Kepala Seksi Akomodasi Daker Madinah PPIH Arab Saudi Ihsan Faisal.

photo
Pemandangan Masjid Nabawi dari Hotel Pullman Zamzam di Madinah. - (Pulmann Zamzam)

Sistem penyewaan akomodasi jamaah di Saudi menggunakan skema full season dan blocking time. Untuk sistem full season, PPIH melakukan kontrak dengan majmuah (pengelola pemondokan) dari awal musim haji hingga akhir musim haji. Untuk gelombang pertama pada 1 hingga 28 Zulkaidah, sementara gelombang dua yaitu 20 Dzulhijah hingga 16 Muharam. Pemondokan dengan skema full season hanya bisa menampung 24 ribu jamaah selama di Madinah.

Untuk mengantisipasi hal itu, Daker Madinah menyiapkan sistem blocking time sehingga akomodasi semua jamaah bisa terpenuhi. Dia mencontohkan, hotel untuk full season akan mengakomodasi jamaah menginap delapan hingga sembilan hari secara bergelombang. 

Pemondokan ini hanya akan menerima jamaah lain yang datang pada hari ke-10 atau ke-11. Saat  jamaah lainnya tiba di luar waktu tersebut, maka ketersediaan kamar untuk sistem penyewaan full season sudah habis. Jamaah yang tiba di luar jadwal full season akan mendapatkan hotel yang disewa dengan skema blocking time

photo
Pemandangan Hotel Pullman Zamzam di Madinah. - (A Syalaby Ichsan/Republika)

“Yang ditempatkan di hotel blocking time ada tipenya hotel berbintang. Itu kami tempatkan sesuai dengan yang tersedia untuk hotel tersebut,” ujarnya.

Jamaah yang menempati fasilitas hotel berbintang hanya sekadar bisa tinggal di hotelnya saja, tetapi tidak mendapat fasilitas pelayanan tambahan seperti sarapan hingga laundry. Menurut Ihsan, makanan yang didapatkan jamaah berasal dari katering jatah jamaah haji reguler. 

Selain Hotel Pullman Zamzam, ada hotel berbintang lain yang disiapkan untuk jamaah gelombang dua yang datang dari Makkah ke Madinah. “Di rencana itu ada Hilton,” ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Berbakti untuk Negara, Melayani Jamaah Sepenuh Hati

Dia termotivasi untuk melayani para jamaah haji.

SELENGKAPNYA

Muslim India Imbau Tahan Diri

Tokoh Muslim India meminta umat menjaga perdamaian.

SELENGKAPNYA

Menlu RI: Ukraina adalah Contoh Masalah Dunia

Perang Rusia-Ukraina menimbulkan dampak geopolitik dan geoekonomi ke berbagai negara.

SELENGKAPNYA