Suasana shalat Tarawih di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Ahad (3/4/2022). | Haramain Info

Tajuk

Kasus Covid-19 di Saudi

Peningkatan kasus Covid-19 di Saudi tersebut menjadi peringatan bagi jamaah haji dari berbagai negara.

Jumlah kasus baru Covid-19 yang tercatat di Arab Saudi naik di atas angka 1.000 pada Rabu (8/6). Menurut laporan otoritas setempat, dalam 24 jam terdapat 1.029 kasus positif Covid-19 di seluruh negara kerajaan tersebut. Angka itu juga tercatat sebagai yang pertama kali sejak Februari kasus baru Covid-19 Saudi di atas 1.000.

Dilansir di Arab News, Kamis (9/6), sekitar sepertiga dari total kasus atau 341 pasien tercatat di Ibu Kota Riyadh. Sebanyak 190 di Jeddah, 133 di Dammam, 48 di Makkah, dan 41 di Madinah. Beberapa kota lain di Kerajaan Saudi masing-masing mencatat kurang dari 35 kasus baru.

Peningkatan kasus Covid-19 di Saudi tersebut menjadi peringatan bagi jamaah haji dari berbagai negara. Tak terkecuali jamaah calon haji dari Tanah Air yang berjumlah sekitar 100 ribu orang. Baik mereka yang saat ini sudah tiba di Saudi maupun yang masih di Indonesia.

Kita layak bersyukur karena penambahan kasus baru Covid-19 di Saudi sejauh ini tidak berpusat di dua Kota Suci, yakni Makkah dan Madinah, yang akan menjadi tempat sentral pelaksanaan ibadah haji. Dua kota tersebut saat ini kasus terbarunya masih di bawah 50.

 
Peningkatan kasus Covid-19 di Saudi tersebut menjadi peringatan bagi jamaah haji dari berbagai negara.
 
 

Walaupun demikian, bukan berarti tidak ada peluang kenaikan kasus di Madinah dan Makkah. Apalagi, akan hadir sekitar 1 juta orang dari penjuru dunia di dua kota itu. Kerumunan jutaan orang memiliki potensi untuk mengerek kasus baru.

Sejauh ini otoritas di dua Kota Suci tersebut tidak menerapkan aturan yang ketat bagi jamaah untuk melakukan ibadah di Masjid Nabawi, Madinah. Para calon jamaah haji yang saat ini telah tiba di Madinah tidak perlu menggunakan masker untuk melaksanakan shalat di Masjid Nabawi. Di samping itu, tidak ada jarak antara jamaah yang melaksanakan shalat jamaah di masjid Nabi Muhammad SAW tersebut.

Kita berharap pelonggaran di Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Haram Makkah  akan terus terjadi sampai pelaksanaan puncak haji. Dengan demikian, jamaah calon haji dari seluruh dunia akan dapat melaksanakan ibadah dengan leluasa tanpa ada pembatasan-pembatasan.

Karena itu, mudah-mudahan saja tidak ada lonjakan kasus yang berarti di Madinah dan Makkah. Dengan kasus yang terkendali, bisa dipastikan otoritas setempat tidak akan menerapkan berbagai pembatasan bagi calon jamaah haji. Namun, jika tiba-tiba kasus di dua kota tersebut memuncak, sangat mungkin kebijakan pengetatan kembali diterapkan seperti yang sudah beberapa kali dilakukan oleh otoritas Saudi.

 
Karena itu, mudah-mudahan saja tidak ada lonjakan kasus yang berarti di Madinah dan Makkah. 
 
 

Untuk itu, jamaah calon haji dari berbagai negara, tidak terkecuali jamaah dari Indonesia diharapkan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin. Terutama sekali menggunakan masker sebagaimana yang telah berkali-kali diingatkan oleh petugas haji Indonesia kepada jamaah, yang mulai berangkat dari Tanah Air pada Sabtu (4/6).

Dengan menerapkan protokol kesehatan diharapkan, potensi kasus dapat ditekan. Imbauan tersebut terutama untuk jamaah calon haji Indonesia yang berjumlah sekitar 10 persen dari total jamaah haji dari seluruh dunia. Bilamana 10 persen jamaah haji asal Indonesia disiplin selalu menggunakan masker, setidaknya potensi munculnya kasus Covid-19 baru berkurang 10 persen.

Disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan juga akan sangat menguntungkan bagi jamaah kita. Setidaknya bila ada jamaah dari negara lain yang terinfeksi Covid-19, tidak akan menularkan jamaah dari Tanah Air.

Untuk yang masih berada di Tanah Air menunggu keberangkatan kloter masing-masing, jamaah sudah harus bisa mengantisipasi kemungkinan adanya perubahan kebijakan otoritas Arab Saudi terkait Covid-19. Kita berharap, tidak ada kebijakan drastis terkait pembatasan jamaah haji akibat adanya peningkatan kasus Covid-19 di negara tersebut.

Kendati demikian, berbagai kemungkinan terburuk tetap harus dipersiapkan secara mental oleh jamaah yang masih berada di Tanah Air. Termasuk, apabila Saudi menerapkan kebijakan yang ketat saat tiba di negara tersebut walaupun dalam beberapa kloter awal tidak ada pembatasan yang berarti. Terutama untuk jamaah calon haji gelombang kedua yang akan mendarat di Jeddah karena dalam beberapa hari terakhir, kasusnya naik tajam di sana.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat