Petugas mengoperasikan stekker recliming untuk memindahkan batubara ke conveyor belt di kawasan tambang batubara airlaya milik PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). PT Bukit Asam Tbk menargetkan produksi bat | ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.

Ekonomi

PTBA Raup Laba Bersih Rp 2,28 Triliun

Pendapatan PTBA juga turut didukung angka produksi yang meningkat 40 persen.

JAKARTA — PT Bukit Asam (Persero) Tbk meraup laba bersih sebesar Rp 2,28 triliun pada kuartal I 2022. Laba bersih emiten pelat merah berkode PTBA itu naik drastis 355 persen dibandingkan capaian laba bersih pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 500,52 miliar.

PTBA membukukan pendapatan Rp 8,2 triliun pada kuartal I 2022. Nilai itu melonjak signifikan 105,43 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 3,99 triliun pada kuartal I 2021. “Pencapaian ini karena didukung kinerja operasional yang solid dan efisiensi serta meningkatnya harga komoditas,” kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, Rabu (18/5).

Pendapatan PTBA juga turut didukung angka produksi yang meningkat 40 persen. Pada kuartal I 2022, PTBA memproduksi batu bara sebanyak 6,34 juta ton. Sementara, volume penjualan bats bara sebesar 6,97 juta ton atau naik 18 persen dibandingkan realisasi pada tahun lalu. “Pada tahun ini perusahaan menargetkan mampu memproduksi batu bara sebesar 36,41 juta ton. Sedangkan untuk volume penjualan sebesar 37,10 juta ton,” ujar Arsal.

Beban pokok pendapatan PTBA mencapai Rp 4,75 triliun dari sebelumnya Rp 2,97 triliun. Namun, PTBA berhasil mencatatkan kenaikan laba bruto menjadi Rp 3,45 triliun pada kuartal I 2022 dari sebelumnya Rp 1,02 triliun.

Per 31 Maret 2022, total aset perseroan tumbuh 8 persen menjadi Rp 38,98 triliun, dibandingkan akhir 2021 senilai Rp 36,12 triliun. Liabilitas membengkak mencapai Rp 12,46 triliun dari Rp11,86 triliun, sedangkan ekuitas tumbuh menjadi Rp 26,52 triliun dari Rp 24,25 triliun.

Kinerja positif PTBA pada kuartal I 2022 ini melanjutkan trek positif yang dicatatkan produsen batu bara yang bermarkas di Sumatra Selatan itu sepanjang tahun lalu. BUMN sektor pertambangan itumencetak rekor keuntungan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan setelah meraup laba bersih Rp 7,9 triliun pada 2021.

Arsal mengatakan, capaian tersebut tak lepas dari kenaikan harga batu bara sepanjang tahun lalu. Laba perseroan yang berada di bawah holding MIND ID ini tumbuh signifikan sebesar 231 persen dari capaian pada 2020 sebesar Rp 2,39 triliun.

Tak hanya laba, kinerja positif juga terlihat dari pendapatan usaha yang mencapai Rp 29,26 triliun atau naik sebesar 69 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 17,33 triliun.

Performa gemilang ini terjadi seiring dengan pemulihan ekonomi global dan nasional yang mendorong naiknya permintaan terhadap batu bara. “Momentum kenaikan harga komoditas batu bara global yang cukup signifikan juga turut mendorong pencapaian ini,” kata Arsal.

Hingga 31 Desember 2021, harga batu bara menunjukkan penguatan dibandingkan tahun sebelumnya dengan rata-rata harga batu bara indeks Newcastle sebesar 137,28 dolar AS per ton dan indeks harga batu bara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI) dengan rata-rata 95,05 dolar AS per ton.

Pada 2021, produksi batu bara PTBA mengalami kenaikan 21 persen dari tahun sebelumnya atau menjadi 30,04 juta ton. Volume angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 25,42 juta ton atau naik 7 persen dari 2020.

Pada 2022, PTBA yang memiliki tiga wilayah operasi, yakni Tanjung Enim (Sumsel), Tarahan (Lampung), dan Ombilin (Sumbar) ini menargetkan produksi batu bara menjadi 36,41 juta ton untuk 2022 atau naik 21 persen dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 30,04 juta ton.

Sementara, target angkutan pada 2022 juga ditingkatkan menjadi 31,50 juta ton atau naik 24 persen dari realisasi angkutan 2021 sebesar 25,42 juta ton. Sedangkan untuk volume penjualan batu bara 2022, Perseroan menargetkan peningkatan menjadi 37,10 juta ton atau naik 31 persen dari realisasi penjualan batu bara pada 2021 sebesar 28,37 juta ton.

Direktur Keuangan PTBA Farida Thamrin menambahkan, perseroan akan memanfaatkan sebaik mungkin momen kenaikan harga batu bara ini yang sejalan dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun 2022. “Dalam RKAP, untuk produksi dan pendapatan diproyeksikan meningkat pada 2022. Jika ini (kenaikan harga) dimanfaatkan sangat baik, akan mendukung bisnis kami,” kata dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Saatnya Garuda Membalas

Indonesia akan menghadapi Thailand pada laga semifinal sepak bola SEA Games.

SELENGKAPNYA

Periksa Mobil Setelah Digunakan Mudik

Oli mesin menjadi salah satu bagian terpenting yang harus diperhatikan setelah mudik.

SELENGKAPNYA

Erick Dorong Standardisasi Kilang Pertamina

Insiden Kilang Pertamina Balikpapan menyebabkan terganggunya operasional unit Plant 5.

SELENGKAPNYA