Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Difteri Tetanus (DT) kepada murid kelas satu saat bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kediri, Jawa Timur, Selasa (14/12/2021). | ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp.

Nasional

Imunisasi Saat Pandemi Efisien Cegah Penyakit Lebih Menular

Campak merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

JAKARTA -- Ketua Satgas Imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Hartono Gunardi mengatakan imunisasi pada masa pandemi sangat efisien dalam melindungi anak dari ancaman penyakit yang lebih menular dari Covid-19. Peningkatan kasus penyakit dapat dicegah dengan imunisasi.

"Imunisasi merupakan program layanan kesehatan yang sangat terdampak pandemi di seluruh dunia, termasuk Indonesia," kata Hartono Gunardi, Kamis (12/5). Jenis penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi di antaranya hepatitis B, poliomyelitis, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, pneumonia, dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib).

Berdasarkan hasil penelitian, kata Hartono, setiap kasus anak yang terinfeksi Covid-19 saat melakukan imunisasi setara dengan 80 kematian yang bisa dicegah oleh imunisasi. "Imunisasi pada masa pandemi sangat efisien dalam melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," katanya.

photo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Difteri Tetanus (DT) kepada murid kelas satu saat bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kediri, Jawa Timur, Selasa (14/12/2021). - (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp.)

Menurut Hartono, masyarakat sering takut untuk mengakses layanan imunisasi di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia karena Covid-19 sangat menular. "Sebab satu penderita Covid-19 bisa menulari tiga hingga lima orang sehat lain bila tidak diimunisasi," katanya.

Hartono mencontohkan campak merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, bahkan jauh lebih menular dari Covid-19. Satu penderita campak bisa menulari sekitar 12 hingga 18 anak lain yang tidak diimunisasi. "Kita perlu waspada dengan penyakit ini," katanya.

Penyakit lainnya adalah rubella yang dapat mengakibatkan kecacatan pada janin yang dikandung dan menjadi beban anak seumur hidup untuk mengakses pengobatan. Anak bahkan bisa dikucilkan masyarakat dan menjadi beban bagi pembiayaan yang bersumber dari keuangan negara.

photo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin campak kepada seorang balita di Kantor Kelurahan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (15/9/2021). - (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

"Imunisasi adalah program yang mulia dalam mencegah penyakit. Ada 1,7 juta anak yang belum mendapat imunisasi lengkap. Ini perlu dilindungi agar anak sehat dan tubuh berkembang jadi generasi emas pada 2045," katanya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan kebijakan pemerintah menambah tiga varian baru vaksin dalam program imunisasi dasar anak merupakan bagian dari transformasi layanan kesehatan primer. "Kami menambah jumlah imunisasi wajib kepada masyarakat dari 11 menjadi 14 vaksin," kata dia.

Tiga vaksin baru itu, yakni HPV untuk pencegahan kanker serviks bagi para ibu, PCV untuk pneumonia pada balita dan Rotavirus untuk pencegahan diare pada balita. "Seluruh vaksin merupakan bagian dari imunisasi dasar," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Ponpes Berpotensi Gerakkan Ekonomi Umat

Pemerintah perlu mendampingi pesantren mengembangkan bisnis. 

SELENGKAPNYA

Rowing Bersinar di SEA Games 2021

Kontingen rowing Indonesia di SEA Games 2021 Vietnam menyelesaikan hari yang sukses.

SELENGKAPNYA

Garuda Ajukan Perpanjangan Proses PKPU

PKPU bertujuan mendapatkan win-win solution bagi Garuda Indonesia dan seluruh pihak yang terkait dengan prinsip kehati-hatian.

SELENGKAPNYA