Ilustrasi umat Islam menjalankan Puasa Syawal sambil tadarus Alquran | Wihdan Hidayat / Republika

Khazanah

Ingin Puasa Syawal, Haruskah Istri Minta Izin Suami?

Puasa Syawal merupakan sunnah Rasulullah

Puasa enam hari pada bulan Syawal adalah sunah yang dianjurkan kepada setiap Muslim setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh pada Ramadhan. Puasa Syawal memiliki keutamaan, di antaranya menutup kekurangan dalam puasa wajib pada bulan suci.

Keutamaan lainnya ialah puasa enam hari bulan Syawal yang menyertai puasa satu bulan Ramadhan diganjar pahala seperti puasa selama satu tahun.

Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Ayub Al-Anshari, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapa yang berpuasa Ramadhan dan kemudian diikuti dengan enam hari (puasa) Syawal, maka seperti puasa selama setahun" (HR Muslim). Namun, bagaimana jika seorang istri ingin melaksanakan puasa Syawal? Apakah harus minta izin suami? 

Direktur Departemen Fatwa Lisan yang juga anggota fatwa Dar Al Ifta Mesir Syekh Uwaidah Utsman menjelaskan, istri harus meminta izin terlebih dulu kepada suami jika ingin berpuasa enam hari pada bulan Syawal.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak halal bagi seorang istri berpuasa saat ada suaminya, kecuali jika sudah mendapat izin suami" (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Ibnu Hajar al-Asqolani melalui kitabnya Fath al-Baari menjelaskan, puasa yang dimaksud dalam hadis tersebut ialah puasa sunah. "Maka jika ada suami, istri harus minta izin kepadanya karena suami dibolehkan meminta istrinya untuk melakukan hubungan intim. Hak suami adalah kewajiban yang didahulukan dari yang didahulukan. Menaati suami adalah kewajiban selama suami tidak meminta sesuatu yang diharamkan," ujar Syekh Uwaidah Utsman.

Meski demikian, jika ada kondisi di mana suami berada dalam perjalanan atau sedang tidak ada karena bekerja sepanjang hari dan pulang pada malam hari, sang istri tidak perlu meminta izin suaminya untuk puasa Syawal.

Keutamaan Puasa Syawal

Pendiri Quantum Akhyar Institut Ustaz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, keutamaan puasa Syawal disampaikan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis. Beliau SAW menyebutkan, "Barang siapa yang melakukan puasa pada bulan Ramadan kemudian ia ikutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, seolah-olah ia berpuasa satu tahun" (HR Abu Dawud).

Menurut UAH, dari hadis tersebut dapat diketahui bahwa orang-orang yang beriman yang telah menyempurnakan puasa Ramadhan dan menambah enam hari puasa pada bulan Syawal, menjadikan nilai pahala puasanya setara dengan setahun penuh.

UAH mengatakan tentang rumus dilipatgandakan pahala kebaikan tersebut dapat dipahami dari surah al-Anam ayat 160. “Barang siapa membawa amal yang baik, baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat, dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)" (QS al-Anam: 160).

Bagi mereka yang menunaikan puasa Ramadhan dengan sempurna selama satu bulan, dikalikan sepuluh (senilai sepuluh bulan) sama dengan tiga ratus. Sementara, enam hari dikalikan sepuluh sama dengan enam puluh. Tiga ratus ditambah enam puluh menjadi tiga ratus enam puluh hari.

“Bukankah ini akumulasi jumlah kurang lebih selama setahun? Maka nilai fantastis ini diberikan Allah sebagai hadiah untuk umat Nabi Muhammad melalui kemuliaan Rasul-Nya, puasa sebulan Ramadhan plus enam hari Syawal sama nilainya dengan puasa satu tahun  penuh," kata UAH dalam tausiyah singkatnya melalui kanal resmi Youtube Adi Hidayat Official yang disiarkan Selasa (3/5).

UAH menjelaskan, dalam hadis tersebut terdapat kata ‘tsuma atba'ahu’ dipahami bentuknya dalam dua makna sehingga puasa sunah Syawal bisa dilaksanakan berurutan, yakni dari tanggal 2-7 Syawal atau bisa juga dengan berselang-seling selama masih dalam bulan Syawal.

“Jika ada kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan secara berurutan, boleh misalnya diselang-seling dulu selama sehari atau berdasarkan kondisi tertentu," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Arus Balik Melandai

Masih ada sekitar 46 persen kendaraan yang belum kembali pada arus balik.

SELENGKAPNYA

Kemenkes Pantau Kasus Covid-19 

Dampak mudik Lebaran terhadap kasus Covid-19 baru dapat dilihat dalam waktu sebulan.

SELENGKAPNYA

Profil Lulusan Ramadhan

Lulusan Ramadhan taat beribadah dan gemar memakmurkan masjid dengan mendirikan shalat berjamaah.

SELENGKAPNYA