Museum Nasional 237 Tahun. Warga ikut meramaikan Festival hari Museum Internasional dan 237 Tahun Museum nasional Indonesia di Museum Nasional Jakarta, Ahad (17/5). Berbagai macam acara digelar seperti funwalk, pohon harapan museum, bazar. Acara ini akan | Republika/ Wihdan

Geni

Belajar Sejarah dengan Video Mapping

Kita merasakan pengalaman interaktif seolah menyatu dengan visual warna-warni  di dinding dan lantai.

Teman-teman, jika sempat berkunjunglah ke Ruang ImersifA di Museum Nasional Jakarta. Ada apakah di sana? Di ruangan berukuran 12 m x 21 m, kita akan disuguhi instalasi video mapping.

Dengan proyeksi sudut 360 derajat, kita dapat merasakan pengalaman interaktif seolah menyatu dengan visual warna-warni yang berubah-ubah di sekeliling dinding dan lantai.

Tak hanya memanjakan mata, audio Ruang ImersifA juga makin melengkapi perjalanan imajinasi pengunjung di dalamnya selama 30 menit. Sajian video mapping memang bukanlah barang baru, tapi ini kali pertama Museum Nasional menghadirkan video mapping yang direncanakan akan bersifat permanen.

Dalam pembuatan video mapping, Pamong Budaya Ahli Madya di Museum Nasional Nusi Lisabilla mengatakan, pihaknya bersama tim sangat memperhatikan detail-detail, termasuk warna, visual, latar belakang musik, hingga pencahayaan.

Ia juga bercerita bahwa video mapping akan terasa makin memanjakan pengunjung kalau saja tersedia ruangan dengan langit-langit yang tinggi sehingga memungkinkan gambar bergerak tak hanya mencakup dinding dan lantai, tapi juga pada bagian atas.

Sebenarnya, apakah video mapping atau bisa juga disebut projection mapping itu? Ini merupakan teknik seni visual yang menggunakan cahaya dari perangkat keras proyektor ke berbagai bidang. Teknik ini mengubah objek yang umum menjadi lebih interaktif menggunakan grafis motion, visual efek, atau teknik visualiasasi kreatif lainnya untuk menampilkan konten yang lebih kuat. 

Objek-objek yang diubah mulai dari bidang putih polos atau bisa juga bangunan, panggung, atau objek di dalam rumah, makhluk hidup, bahkan objek berlapis-lapis.

Nah, menariknya pertunjukan di Ruang ImersifA menampilkan kilasan-kilasan perjalanan sejarah dalam konteks Nusantara dan Indonesia, mulai dari zaman prasejarah hingga masa modern. Konten ImersifA juga menyajikan cerita-cerita seperti latar belakang sejarah Museum Nasional, kisah pertempuran antara Ganesha dan Nila Rudraka dengan latar candi Prambanan dan Borobudur, empat suku pelaut ulung Indonesia, hingga sejarah perkembangan transportasi.

Tak kalah menarik, video mapping menghadirkan gambar-gambar animasi alam, laut dan ruang angkasa yang dipenuhi bintang-bintang. Rangkaian video ditutup dengan sebuah lagu yang membawa pesan mengenai harmoni kehidupan dalam keberagaman.

Menurut Ibu Nusi, durasi 30 menit memang merupakan waktu yang singkat untuk merangkum kompleksitas sejarah. Sebab itu, pihaknya hanya menampilkan potongan-potongan yang mewakili zaman ke zaman.

Di dalam Ruang ImersifA, pengunjung dapat menikmati pertunjukan dengan duduk maupun berdiri selama mematuhi protokol kesehatan seperti mengenakan masker dan menjaga jarak. Sebelum masuk ke ruangan, pengunjung akan diberi pelindung alas kaki sehingga lantai ruangan tidak kotor mengingat video mapping bergerak hingga ke lantai.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Zaid bin Tsabit, Sekretaris Rasulullah nan Cerdas

Zaid menguasai bahasa Ibrani, baik lisan maupun tulisan.

SELENGKAPNYA

Patuhi Ganjil-Genap Mudik di Tol Trans Jawa

Pemudik diminta mematuhi aturan ganjil-genap untuk menghindari kemacetan parah.

SELENGKAPNYA

Erick Thohir Saingi Sandiaga di Bursa Capres 

Erick berada di empat besar dalam kategori menteri dan kementerian yang berkinerja paling baik berdasarkan hasil survei.

SELENGKAPNYA