Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana berfoto bersama perwakilan Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Kota Bandung, dan penerima bantuan usai penyerahan secara simbolis 100 Paket Pangan dari Raja Salman untuk warga Kota Bandung, di Balai Kota Bandung, Rabu (13 | Edi Yusuf/Republika

Khazanah

Baznas-Muslimat NU Perkuat Pemberdayaan Perempuan

Baznas dan Muslimat NU bersinergi memberdayakan masyarakat Indonesia

JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) menandatangani nota kesepahaman sinergi program penguatan pemberdayaan perempuan. Muslimat NU dinilai sebagai organisasi yang memiliki umat yang banyak.

Biasanya, anggotanya berada hingga tingkat paling bawah yang banyak termasuk golongan mustahik. "Mustahik itulah yang akan digarap (dibantu—Red) Baznas bersama Muslimat NU," kata Ketua Baznas Prof KH Noor Achmad kepada Republika seusai penandatanganan nota kesepahaman Baznas dan Muslimat NU di kantor Baznas Pusat, Kamis (14/4) malam.

Baznas dan Muslimat NU akan melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai detail program yang akan dilaksanakan. Dia mengatakan, upaya membantu mustahik bisa dengan berbagai cara, di antaranya melalui program ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial.

Program-program untuk membantu mustahik tersebut akan dikerjakan Baznas bersama Muslimat NU. Pelaksanaannya akan sesuai skema Baznas atau program yang sudah ditentukan oleh Baznas.

"Selanjutnya kami akan breakdown (melakukan perincian—Red) perjanjian kerja sama karena tadi (penandatanganan nota kesepahaman) masih bersifat umum," ujar Kiai Noor.

Bentuk perjanjian kerja sama tersebut dibahas lebih terperinci. Misalkan untuk pemberdayaan perempuan di daerah pesisir dan pegunungan, caranya akan dibahas, di antara cara memberdayakan mereka melalui program pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.

Baznas berharap banyak perempuan yang bisa diusulkan mendapatkan beasiswa khusus. Tujuannya agar pada masa yang akan datang mereka dapat menjadi pemimpin-pemimpin di negeri ini. 

Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Muslimat NU beranggotakan sekitar 32 juta orang. Mereka tersebar sampai di anak ranting, yakni di kelurahan dan desa. Anggota Muslimat NU di akar rumput banyak yang menjadi pelaku usaha ultramikro. "Pelaku usaha ultramikro inilah yang potensi terjerat rentenya tinggi sekali," ujarnya.

Di Jawa Timur, Muslimat NU berkeliling untuk menasarufkan zakat dari Baznas Jawa Timur untuk pelaku usaha ultramikro. Jika upaya ini mendapatkan dukungan dari Baznas Pusat hingga ke beberapa lini di berbagai daerah, ini akan menjadi solusi efektif.

Khofifah mengatakan, tidak hanya menyampaikan ke masyarakat bahwa rente adalah haram, Muslimat NU memberikan solusi untuk mereka. Mereka bisa mendapatkan bantuan dana dari Baznas untuk memutus mata rantai rente.

Selain berkolaborasi dengan Muslimat NU, Baznas juga berencana membuka Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di seluruh Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI). Kiai Noor mengatakan, Baznas memiliki tujuan menyejahterakan umat dan mengentaskan kemiskinan. Untuk itu, menurut dia, upaya tersebut membutuhkan kerja sama yang kuat. Salah satunya dengan pembentukan UPZ di seluruh KBRI.

"Baznas diperbolehkan untuk membentuk UPZ di seluruh kedutaan di dunia di KBRI, tujuannya adalah dalam rangka untuk menyejahterakan umat dan mengentaskan kemiskinan," kata dia. 

Bantuan yang disalurkan bisa berguna bagi mahasiswa atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang membutuhkan bantuan, tak hanya di Eropa, tapi juga di Timur Tengah. UPZ tersebut nantinya dikelola oleh orang-orang di KBRI. Jika tidak ada tenaganya, Baznas bisa menunjuk atau menugaskan pihak lain untuk mengelolanya.

Kiai Noor menyebutkan, Baznas memiliki tujuan mulia untuk mengembangkan Gerakan Cinta Zakat ke seluruh kedutaan di dunia. Saat ini, upaya maksimal terus dilakukan Baznas, salah satunya dengan melakukan audiensi dengan Malaysia dan Uni Emirat Arab (UWA) untuk membentuk UPZ di sana.

Upaya Baznas itu mendapatkan sambutan hangat dari Duta Besar Belanda, Mayerfas. Menurut dia, ini adalah kesempatan berharga untuk bisa melakukan audiensi dengan para pemimpin Baznas.

Mayerfas memperkirakan, jumlah WNI di Belanda ada sekitar 400 ribu orang. "Orang Islam banyak sekali, mungkin lebih dari setengahnya, masjid kami juga ada di Den Haag, Amsterdam, dan cukup banyak juga di Belanda ini," kata Mayerfas.

Menurut dia, jumlah potensi pengumpulan di Belanda ini cukup besar. "Terkadang para WNI kebingungan juga dalam menyalurkannya. Untuk itu, nanti akan kami konsultasikan dengan Kementerian Luar Negeri," ujarnya.

Mayerfas mengatakan, ada peluang untuk membentuk UPZ Baznas di Eropa. Menurut dia, kebaikan seperti itu sangat baik untuk diteruskan dan diupayakan. 

"Mungkin nanti kita bisa bentuk UPZ Baznas Eropa karena kawasan kita banyak sekali, akan kami bicarakan, nanti kalau ada kesepakatan mungkin bisa kita bentuk UPZ Baznas Eropa," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Ramadhan dan Keberkahan Ekonomi Umat

Keberkahan berkaitan dengan penguatan aspek ruhiyah mereka yang puasa, juga berdampak ekonomi umat.

SELENGKAPNYA

Rusia: Serangan Kiev Kian Gencar

Kapal berpandu rudal milik Rusia, Moskva, dilaporkan tenggelam, Kamis (14/4).

SELENGKAPNYA