Calon penumpang memasukan barang miliknya kedalam bagasi bus di Agen Bus AKAP Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Jumat (15/4/2022). Sejumlah pemudik mengaku memilih mudik lebih awal selain menghindari kepadatan lalu lintas juga mengantisipasi adanya kenaika | Republika/Thoudy Badai

Tajuk

Persiapkan dengan Matang Mudik 2022

Selain soal kemacetan, antisipasi merebaknya Covid-19 juga tak boleh dilupakan.

Arus mudik Lebaran Idul Fitri 2022 ini diperkirakan bakal sangat ramai. Kementerian Perhubungan memperkirakan, sekitar 85,5 juta orang akan melakukan perjalanan mudik tahun ini.

Tingginya antusiasme masyarakat untuk mudik tentu bisa dipahami. Sudah dua tahun ini masyarakat dibatasi untuk mudik dengan alasan pandemi Covid-19. Dengan pengendoran sejumlah pembatasan, gelombang mudik menjadi tidak terbendung.

Di satu sisi, kita gembira karena masyarakat, khususnya umat Islam, bisa kembali merayakan Lebaran dengan normal dan bisa menjalankan tradisi mudik. Di sisi lain, kita mengkhawatirkan, jika tidak dikelola dengan baik maka mudik tahun ini bisa menimbulkan masalah. Ini belum lagi ditambah dengan kekhawatiran merebaknya kasus Covid-19 karena peningkatan mobilitas penduduk.

Karena itu, pemerintah dan pihak berwenang harus benar-benar mempersiapan mudik tahun ini dengan matang. Persiapan bagaimana agar arus mudik berjalan lancar. Juga, persiapan agar protokol kesehatan dan aturan-aturan mudik bisa ditegakkan.

 
Kemenhub memperkirakan, sekitar 47 persen dari 85,5 juta orang yang diprediksi melakukan mudik akan menggunakan jalur darat.
 
 

Kemenhub memperkirakan, sekitar 47 persen dari 85,5 juta orang yang diprediksi melakukan mudik akan menggunakan jalur darat, baik kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) maupun angkutan darat, seperti bus dan lainnya. Pada mudik tahun ini pemerintah memastikan, tidak akan melakukan penyekatan dan putar balik. Selain itu, pengendalian di lapangan dilakukan secara humanis dan persuasif.

Nah, di sinilah tantangannya. Harus bisa diantispasi agar tidak terjadi penumpukan kendaraan, antrean panjang, dan menimbulkan korban. Pemerintah sudah mengantisipasi dua titik krusial yang diprediksi akan mengalami kepadatan signifikan pada puncak arus mudik, yakni Tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan penyeberangan Merak-Bakauheni.

Sejumlah area yang diprediksi akan terjadi perlambatan atau kemacetan, yakni di pintu masuk tol, rest area, pom bensin, dan tempat-tempat lainnya. Sedangkan, sejumlah titik yang diprediksi terjadi kepadatan, yaitu Jalur tol Tangerang-Merak kilometer 26. Begitu juga dengan jalur Tol Japek arah Cikampek kilometer 48-60, kilometer 31-37, kilometer 70-72, dan untuk arus balik di kilometer 54.

Ruas Tol Japek menjadi pusat kepadatan setiap musim Lebaran. Harus diantisipasi agar tidak terjadi kemacetan dan penumpukan, khususnya di Jalan Layang Mohammed Bin Zayed (MBZ). Sebab, jika itu terjadi, dampaknya akan sangat luar biasa. Pengendara tidak bisa keluar dari tol, tidak ada rest area, dan tidak ada yang berjualan jika penumpang kendaraan kehausan atau kelaparan.  Parking bay di lokasi ini jumlahnya  tidak memadai dan tidak ada fasilitas toilet. Bayangkan jika kemacetan di Tol MBZ terjadi sampai berjam-jam.

 
Selain soal kemacetan, antisipasi merebaknya Covid-19 juga tak boleh dilupakan. 
 
 

Ke arah Merak, biasanya kemacetan terjadi di pintu tol sebelum sampai Pelabuhan Merak. Ini terjadi karena kendaraan harus antre menaiki kapal feri. Jumlah kapal feri yang terbatas membuat antrean mengular dari Tol Merak sampai ke parkiran Pelabuhan Merak.

Selain soal kemacetan, antisipasi merebaknya Covid-19 juga tak boleh dilupakan. Tahun ini, diperkirakan terdapat 23 juta mobil pribadi dan 17 juta sepeda motor yang akan melakukan perjalanan mudik di Pulau Jawa. Sudah terbayang akan seperti apa padatnya  jalanan dan rest area

Belum lagi, kepadatan di terminal,  stasiun, pelabuhan, dan bandara. Perlu antisipasi agar tidak terjadi penumpukan dalam waktu yang lama.

Sekali lagi, kita berharap segala kemungkinan yang akan terjadi bisa diantisipasi sejak dini. Mudik kali ini sungguh akan istimewa. Istimewa karena akan banyak yang pulang kampung. Istimewa karena pandemi Covid-19 masih tetap mengancam. Dan kita bisa menambahkan satu keistimewaan lagi jika arus mudik berjalan lancar dan kasus Covid-19 tidak naik tinggi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Lepas Subuh, Israel Kembali Serang Al-Aqsa

Sedikitnya 90 warga Palestina luka-luka akibat serangan militer Israel ke Masjid al-Aqsa.

SELENGKAPNYA

Tol Japek Krusial Hadapi Puncak Arus Mudik Lebaran

Tol Japek dan penyeberangan Merak-Bakauheni diprediksi padat signifikan saat puncak arus mudik.

SELENGKAPNYA

Puasa dan Ukhuwah Kebangsaan

Semangat ukhuwah ini memberi pemantik agar sesama Muslim mampu menjaga keamanan dan ketertiban bersama.

SELENGKAPNYA