Sejumlah jamaah calon haji dan umroh mengikuti pelatihan manasik di Al Mahmudah Manasik Haji Training Centre Setu, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (20/3/2022). | ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

Tajuk

Kerja Keras Persiapkan Haji 2022

Hal pertama yang harus dipastikan pemerintah adalah besaran kuota untuk jamaah asal Indonesia.

Alhamdulillah,  umat Islam Indonesia akhirnya bisa kembali menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Pengujung pekan lalu, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi secara resmi mengumumkan akan menyelenggarakan ibadah haji 2022  untuk 1 juta jamaah dari seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.  

Selasa (12/4), Pemerintah Saudi memastikan dari 1 juta jamaah yang akan dilayani pada musim haji 2022, sebanyak 850 ribu orang di antaranya berasal dari luar negeri.  Sedangkan, sisanya untuk jamaah haji domestik. Pembagian kuota itu dilakukan Saudi untuk memberi kesempatan bagi jamaah dari luar negeri, yang dua tahun terakhir tak bisa menunaikan rukun Islam kelima, akibat pandemi Covid-19.

Berbeda dengan musim haji sebelum pandemi Covid-19, Pemerintah Saudi menerapkan aturan baru dalam  penyelenggaraan ibadah haji 2022. Pertama, calon jamaah haji harus berusia kurang dari 65 tahun menurut kalender Gregorian. Calon jamaah haji juga wajib sudah divaksin Covid-19 yang disetujui Kementerian Kesehatan Arab Saudi.

Kedua, calon jamaah haji yang berasal dari luar negeri wajib menyerahkan hasil tes PCR negatif Covid-19 yang dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan ke Saudi.

 
Hal pertama yang harus dipastikan pemerintah adalah besaran kuota untuk jamaah asal Indonesia.
 
 

Selain itu, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menegaskan bahwa calon jamaah haji harus mematuhi peraturan untuk mencegah Covid-19. Mereka harus mengikuti aturan yang berlaku untuk pencegahan saat melakukan ibadah haji.

Kepastian dibukanya ibadah haji bagi jamaah internasional, termasuk Indonesia, itu  tentu patut disambut gembira. Karena itu, pemerintah harus segera bergerak cepat untuk melakukan berbagai persiapan.  Hal pertama yang harus dipastikan pemerintah adalah besaran kuota untuk jamaah asal Indonesia.

Sampai kemarin, belum ada kepastian soal kuota jamaah yang diberikan Kerajaan Saudi untuk Indonesia. Tentu, pemerintah tak boleh menunggu. Namun, pemerintah harus aktif melakukan komunikasi dan lobi-lobi untuk meminta kepastian soal kuota. Kepastian kuota untuk Indonesia itu sangat penting karena akan menentukan besaran biaya perjalanan ibadah haji yang harus dibayar jamaah.

Kita berharap, kuota haji Indonesia bisa maksimal. Sebab, daftar tunggu jamaah haji Indonesia kian panjang. Namun, berapapun kuota jamaah yang diberikan Saudi, pemerintah sebagai penyelenggara harus benar-benar siap.  Terlebih, waktu yang tersedia untuk melakukan berbagai persiapan kian mepet.

 
Kita berharap, kuota haji Indonesia bisa maksimal. Sebab, daftar tunggu jamaah haji Indonesia kian panjang.
 
 

Hal kedua yang harus segera ditetapkan adalah soal besaran biaya perjalanan ibadah haji yang harus dilunasi jamaah. Rencananya, Kementerian Agama dan DPR akan menggelar rapat untuk membahas ongkos naik haji itu pada Rabu (13/4) ini. Publik tentu berharap biaya perjalanan ibadah haji 2022 masih terjangkau oleh jamaah.

Ketiga, pemerintah tentu harus segera menetapkan siapa saja jamaah yang berhak dan layak diberangkatkan pada musim haji 2022 ini. Keputusan terkait siapa saja yang berhak berangkat harus disosialisasikan secara maksimal kepada calon jamaah. Sebab, calon jamaah yang telah berusia di atas 65 tahun, dan jumlahnya tak sedikit, tak bisa berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini.

Untuk mencegah munculnya gejolak, Kementerian Agama harus menjelaskan aturan soal usia ini secara baik kepada jamaah di tingkat akar rumput. Para penyuluh agama dan petugas di tingkat kantor urusan agama (KUA) harus benar-benar dikerahkan untuk menjelaskan aturan tersebut.

 
Waktu persiapan yang dimiliki pemerintah semakin mepet. Belum lagi akan terpotong oleh libur dan cuti Lebaran 2022. 
 
 

Keempat, calon jamaah yang masuk kuota harus dipastikan sudah mendapat vaksin lengkap dan booster.  Perlu strategi jemput bola yang melibatkan petugas puskesmas untuk mendatangi rumah-rumah calon jamaah untuk vaksinasi.  Ini penting untuk melindungi calon jamaah selama berada di Tanah Suci.

Kelima, proses bimbingan ibadah bagi calon jamaah perlu diintensifkan. Terlebih, ibadah haji tahun ini tentu akan berbeda karena dilaksanakan saat pandemi. Jamaah harus benar-benar mendapatkan bimbingan ibadah secara maksimal agar mereka dapat menunaikan ibadah haji secara benar.

Waktu persiapan yang dimiliki pemerintah semakin mepet. Belum lagi akan terpotong oleh libur dan cuti Lebaran 2022.  Publik tentu berharap pemerintah bisa menggunakan waktu yang tersedia agar penyelenggaraan ibadah haji tahun ini bisa berlangsung sukses, aman dan lancar. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat