Perajin yang juga penyandang disabilitas Ronald Regen (33) menyelesaikan pembuatan kaki palsu di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (28/3/2022). Kaki palsu tersebut dipasarkan ke seluruh kota di Indonesia serta diekspor ke negara-negara Asia Te | ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Bodetabek

Setarakan Difabel dalam Hal Apa Pun

Difabel harus menjadi perhatian bersama.

Asma, siswa SMA Luar Biasa (LB) Sejahtera, menggerakkan jemarinya dengam lincah. "Gembira," ujarnya dalam bahasa isyarat.

Siswi SMA LB Sejahtera Bogor ini sedang mengikuti workshop eco print, yang dilaksanakan oleh Incubie Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Diffable Action. Sekretariatnya di Kelurahan Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Dia tak sendiri. Ada juga kawannya, Syhada dan Martha, kawannya sesama tunarungu yang duduk di bangku SMP LB Sejahtera. Juga seorang alumni bernama Alwi.

Guru SMA LB Sejahtera Bogor, Lusi, sengaja membawa peserta didiknya mengikuti kegiatan di Incubie UMKM Diffable Action. Tak hanya Lusi yang merasa gembira, para peserta didik di bawahnya juga menyambut baik setiap Incubie UMKM Diffable Action mengadakan kegiatan.

Sebelum Incubie UMKM Diffable Action hadir, murid-muridnya kerap mengikuti pelatihan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor. Sayangnya, kegiatan tersebut tidak berlanjut. Sehingga aktivitas yang kerap dijadwalkan oleh Incubie UMKM Diffable Action selalu dinanti. Baik oleh para siswa difabel maupun para orang tuanya.

Menurut Lusi, kegiatan yang diadakan Incubie Diffable Action merupakan pelengkap program sekolah. Sebab, sekolah tak melulu mampu memberikan pelatihan keterampilan unggulan. Seperti di bidang kecantikan, jahit-menjahit, dan vokasional.

Kan kita jadi mendapatkan ilmu dari orang lain, memperkaya diri kita, saling mengisi. Kita rasa ada wadah, khusus anak penyandang disabilitas. Tidak semua orang mau mengurus,” kata Lusi ketika ditemui Republika seusai mengikuti pelatihan eco print basic.

Ketua Incubie UMKM Diffable Action Isnurul Naini atau yang akrab disapa Isna mengatakan workshop eco print ini diikuti tak hanya oleh, anak-anak difabel, tapi juga oleh orang tua dari anak difabel dan guru pengajar anak-anak difabel.

Isna mengakui, setiap mengikuti pameran pihaknya kerap mendapat banyak pesanan setiap tahunnya. Agar tidak kewalahan, ia pun membagikan ilmunya kepada para pelaku UMKM yang juga terdaftar sebagai anggota Yayasan Diffable Action Indonesia.

Dengan dibagikannya ilmu tersebut, bisa dibuat plasma-plasma. Sehingga ketika pameran tahunan datang, Incubie UMKM Diffable Action bisa bersama-sama memproduksi banyak produk kerajinan.

Incubie UMKM Difable Action sendiri merupakan inkubator bisnis UMKM yang anggotanya UMKM difabel maupun nondifabel. Di mana orang tua dan guru anak-anak difabel juga dilibatkan.

photo
Perajin yang juga penyandang disabilitas Ronald Regen (33) menyelesaikan pembuatan kaki palsu di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (28/3/2022). Kaki palsu tersebut dipasarkan ke seluruh kota di Indonesia serta diekspor ke negara-negara Asia Tenggara, dan dijual Rp2 juta- Rp 45 juta tergantung komponen bahan pembuatan kaki palsu. - (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Dalam Incubie UMKM Diffable Action terdapat banyak kegiatan. Mulai dari pendampingan dan pemberian informasi, akses seputar legalitas usaha, manajemen produksi, quality control, kemasan, manajemen keuangan, promosi produk, hingga jaringan pemasaran.

Isna mengaku mendirikan Incubie UMKM Diffable Action karena tak ingin para difabel menjadi eksklusif. Justru ia menginklusikan dan menyinergikan antara UMKM difabel dan nondifabel agar saling bersinergi, melengkapi, dan menyemangati.

“Kita mau menunjukkan ke UMKM difabel, bisnis yang eksis itu butuh perjuangan. Kita berwirausaha nggak kayak jadi pekerja,” ujar wanita berjilbab ini.

Di Kabupaten Bogor ada 40 UMKM difabel dan 30 UMKM nondifabel. Sedangkan di Kota Bogor ada 25 UMKM difabel dan 40 UMKM nondifabel yang didampingi Incubie UMKM Diffable Action.

photo
Penyandang difabel menggunakan kursi roda melintasi trotoar Jalan Ir H Juanda saat peringatan Hari Kursi Roda Internasional di Kota Bandung, Selasa (1/3/2022). Hari Kursi Roda Internasional 2022 yang diperingati setiap 1 Maret untuk memberikan dukungan bagi penyandang difabel serta upaya memperjuangkan hak akses di ruang atau sarana publik bagi pengguna kursi roda guna mendukung kelancaran beraktivitas. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Usaha yang tergabung pun beragam mulai dari kuliner, fashion, kerajinan tangan, desain produk otomotif, peternakan, perikanan, pertanian, hingga jasa. Mulai dari yang usaha rintisan sampai usaha yang sudah ada sejak lama.

Salah seorang anggota Incubie UMKM Diffable Action, Siti Alawiyah atau yang biasa disapa sebagai Alwi (20 tahun), merupakan tunarungu yang ahli dalam merajut. Rajutan yang dibuatnya beragam, seperti gantungan kunci, tempat tisu, dan kaligrafi.

Wanita berkacamata dan berjilbab ini mempelajari rajutan secara otodidak sejak tiga tahun lalu. Hasil rajutannya yang berwarna warni, kemudian ditawarkan ke teman-teman pengajian kedua orang tuanya.

Saat ini, hasil rajutan Alwi telah dipasarkan dengan nama “Alwi Rajut”. “Sudah dijual sampai harga Rp 50 ribu. Sudah pernah terima pesanan untuk suvenir pernikahan banyak,” ujar Alwi dalam bahasa isyarat yang disampaikan ke gurunya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

20,9 Kilogram Sabu di Dalam Sound System Diamankan

Rencananya sabu itu akan didrop ke Mesuji, Lampung, dan Jakarta.

SELENGKAPNYA

BUMN Transportasi Prediksi Kenaikan Pemudik 

Persiapan mudik DAMRI secara keseluruhan sedang dalam proses persiapan armada untuk dilakukan rampcheck.

SELENGKAPNYA

Robert Lewandowski yang tak Mau Berhenti

Robert Lewandowski memiliki tanggung jawab yang lebih besar di depan mata.

SELENGKAPNYA