Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan sirkuit Formula E di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Ahad (6/3/2022). Pembangunan sirkuit Formula E dengan panjang 2.400 meter yang terdiri dari 18 tikungan dan panjang trek lurus sekitar 527 meter | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

Formula E tak Mampu Tutup Modal pada Tahun Pertama

Kondisi penyelenggaraan Formula E itu merupakan hal biasa.

JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, layaknya MotoGP di Mandalika, penghasilan dari ajang balap mobil listrik Formula E pada tahun pertama juga tidak akan menutupi modal. Menurut dia, itu merupakan hal biasa dalam sebuah ajang atau usaha.

“Seperti event kemarin di Mandalika, itu tidak bisa pada tahun pertama menutup semua cost yang ada. Dia (Formula E) perlu waktu. Tidak mungkin pada tahun pertama bisa langsung untung,” kata Riza kepada awak media di Jakarta, Senin (28/3).

Riza menambahkan, pengurangan asumsi jumlah penonton Formula E dari 90 ribu menjadi 10 ribu paling minimal berdasarkan pemaparan PT Jakpro merupakan salah satu penyebab kekurangan pendapatan. Meski demikian, pengurangan itu dinilainya bentuk dukungan dan penyesuaian dengan kondisi yang ada. “Nanti kita diskusikan. Kalau jumlahnya berkurang, kita harus hitung positif dan negatifnya,” kata dia.

Dia menilai, meski ada pengurangan jumlah penjualan tiket ke depannya karena pembatasan penonton, keuntungan perlu ditilik lebih jauh. Terlebih, saat dari segi nilai, jumlah sponsor, keuntungan dan penjualan harga tiket menurut Riza bisa mendongkrak pendapatan.

“Saya kira sudah dihitung. Bergantung berapa harganya. Saya belum tahu, nanti lihat harga (tiketnya) berapa,” kata dia.

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta itu menegaskan, layaknya bisnis dan ajang lain, ada perhitungan kelanjutan untuk memperoleh keuntungan. Menurut dia, Jakarta, Indonesia, yang dipercaya bisa menyukseskan ajang tertentu juga bisa dilihat sebagai keuntungan yang tidak bisa diukur dengan nilai rupiah. 

Sebelumnya, Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, Syarif, mengatakan, pembangunan sirkuit Formula E memang akan molor beberapa hari. Menurut dia, terlambatnya pembangunan sirkuit dari target awal 54 hari terhitung dari 3 Februari hingga 28 Maret, karena ada koreksi dari Formula E Operations (FEO). “Berikutnya tribun dan lain-lain itu 1 Mei ya, semua 100 persen selesai 1 Mei,” kata Syarif kepada awak media di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (25/3). 

Namun demikian, khusus pengaspalan, disebut anggota DPRD DKI Jakarta itu akan selesai pada awal April nanti. Menanggapi hal tersebut, Managing Director Formula E, Gunung Kartiko, mengatakan, proses pembangunan sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, kini mencapai 87,9 persen. Dia tak menampik, pembangunan memang molor beberapa hari dari target awal. 

Tetapi, dia mengklaim tidak ada masalah dalam proses dan target pembangunan baru. Bahkan, dia mengklaim tidak ada pembengkakan biaya pembangunan. “Engga nambah, aman kok,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan Republika, pembangunan sirkuit masih dilakukan Jakpro. Beberapa yang disorot pada pembangunan ini adalah penyelesaian pengaspalan yang masih berlangsung, penanaman rumput dan persiapan tribun.

Menurut Gunung, selama pembangunan sirkuit, FEO selalu memantau perkembangan lintasan setiap harinya. Dikatakan Gunung, pembangunan sirkuit selama ini sudah melalui standar dari FEO. “Posisi tribun yang tentukan dari FEO juga,” jelasnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by JakOnline (jakonline01)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat