Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Memaknai Tidur Kita

Ditinjau dari sisi ruhiyah, tidur adalah replikasi kematian.

Oleh SIGIT INDRIJONO

OLEH SIGIT INDRIJONO

Ditinjau dari sisi ruhiyah, sesungguhnya tidur adalah replikasi kematian. Replikasi yang dilakukan setiap hari, yang seharusnya menyadarkan kita bahwa kematian bisa datang kapan saja.

Seperti yang diterangkan pada ayat berikut. “Allah memegang nyawa (seseorang) pada pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika tidur: maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir” (QS az-Zumar [39]: 42).

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang dari kalian akan tidur, hendaklah terlebih dahulu mengibas tempat tidurnya dengan bagian dalam kainnya karena sesungguhnya kamu tidak mengetahui kotoran apa yang yang ada padanya, kemudian  berdoa, 'Dengan menyebut nama Engkau, wahai Tuhanku, aku letakkan lambungku dan dengan menyebut nama Engkau, aku mengangkat (membangunkan)-nya. Jika Engkau menahan nyawaku (kematianku), berilah rahmat padanya; dan jika Engkau melepaskannya, peliharalah dia sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang saleh’.” (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Hasan al-Bashri memberikan nasihat, “Bersungguh-sungguhlah kalian untuk mendirikan shalat malam dan janganlah tidur kecuali sedikit saja. Bersemangatlah serta panjangkanlah ibadahmu hingga datang waktu sahur atau akhir malam.” 

Nasihat ini sesuai dengan perintah shalat Tahajud (QS al-Isra' [17]: 79) dan sedikit tidur pada waktu malam hari (QS as-Sajdah [32] :16), (QS adz-Dzariyat [51]: 17-18. Maka kita mohon kepada Allah SWT agar dicukupkan dengan sedikit tidur dan bersemangat bangun tidur untuk Qiyamul Lail sebagai wujud ketaatan kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, “Lakukanlah qailulah (tidur siang) karena setan tidaklah mengambil tidur siang” (HR Abu Nu’aim).

Beliau SAW juga bersabda, “Mohonlah pertolongan dengan makan sahur agar kuat puasa pada siang hari. Dan mohonlah pertolongan dengan tidur siang agar kuat mengerjakan shalat malam” (HR Ibnu Majah). 

Jumhur ulama berpendapat bahwa qailulah adalah setelah waktu zawal, yaitu ketika matahari tergelincir ke barat yang merupakan pertanda masuk waktu shalat Zhuhur sehingga dilakukan setelah shalat Zhuhur. Durasinya cukup sekitar 20 hingga 30 menit yang akan memulihkan kesegaran jasmani dan ruhani untuk melanjutkan aktivitas pada siang hari dan sebagai penguat untuk melakukan  shalat malam.

Rasulullah SAW mengajarkan adab sebelum tidur, seperti tidur malam lebih awal dan dalam keadaan berwudhu (HR Bukhari dan Muslim), juga beberapa zikir dan doa. Di antaranya, ''Dengan menyebut nama-Mu wahai Allah, aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati.”

Sedangkan doa bangun tidur, ''Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kami akan kembali'' (HR Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW berdoa untuk keberkahan waktu pagi, “Wahai Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Tirmidzi). Maka janganlah tidur setelah shalat Subuh sampai saat matahari terbit.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mudik Wajib Booster

Mewajibkan booster sebagai syarat untuk mudik Lebaran akan rumit dalam pengawasan.

SELENGKAPNYA

Zakat Selamatkan Jutaan Pengungsi Dunia

Zakat memiliki peran signifikan dalam penanganan krisis pengungsi di dunia.

SELENGKAPNYA