Seorang nasabah Bukopin Syariah melakukan transaksi keuangan di kantor KB Bukopin Mataram di Mataram, NTB, Kamis (14/10/2021). Bank KB Bukopin Syariah (KBBS) membuka Layanan Syariah Bank Umum (LSBU) di kantor Bank KB Bukopin Mataram guna ikut mensukseskan | ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Ekonomi

Perbankan Syariah Tetap Jaga Pertumbuhan

Perkembangan di Indonesia menjadi menarik untuk menangkap peluang di industri perbankan syariah global.

JAKARTA -- Industri perbankan syariah tetap mampu mencetak kinerja positif di tengah tantangan pandemi Covid-19 tahun lalu. Bank Syariah Indonesia (BSI) mencermati pertumbuhan industri perbankan syariah bahkan lebih baik dibandingkan perbankan konvensional.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, industri perbankan syariah di Indonesia selama 2021 mencatat pertumbuhan aset 13,9 persen menjadi Rp 694 triliun. Sementara itu, kinerja pembiayaan juga menembus Rp 422 triliun atau tumbuh 6,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tak hanya itu, dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah juga tumbuh 15,3 persen tahun lalu menjadi Rp 549 triliun.

"Jika kita bandingkan dengan perbankan konvensional, maka (pertumbuhan) aset syariah lebih baik dan bahkan pembiayaan lebih baik," kata Hery dalam Pembukaan Multaqa Nasional ke-7 Alumni al-Azhar Mesir Indonesia di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhir pekan lalu.  

Sepanjang tahun lalu, aset perbankan konvensional tercatat senilai Rp 9,6 triliun atau tumbuh 9,9 persen (year on year/yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit mencapai 5,12 persen (yoy).

Menurut Hery, perkembangan di Indonesia menjadi menarik untuk menangkap peluang di industri perbankan syariah global. Dia menyampaikan, aset keuangan syariah global diproyeksikan akan terus tumbuh dan mencapai 4,9 triliun dolar AS pada 2025. Sebanyak 70 persen aset saat ini merupakan aset industri perbankan syariah.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Indonesia akan menciptakan pengusaha Muslim baru sekaligus ekosistem industri halal. Menurut Erick, Indonesia telah memiliki BSI yang dapat mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan.

Erick mengatakan, ekonomi Indonesia diprediksi akan terus tumbuh hingga 2045. Pada saat itu, Indonesia akan menempati peringkat keempat ekonomi terbesar di dunia dan negara dengan ekonomi Muslim terbesar di dunia.

Populasi Muslim dewasa kelas menengah akan tumbuh dari 161 juta orang menjadi 184 juta orang. Dari segi pendapatan, pangsanya akan makin kuat dari 39 persen menjadi 57,6 persen.

"Namun, ada yang menggelitik. Ketika bicara ekonomi keislaman, kita sangat konsumtif dan itu nomor empat terbesar di dunia. Ketika bicara produksinya, lima besar pun tidak masuk. Jadi ada yang salah," kata Erick.

Erick juga menyampaikan, nilai pembiayaan BSI sepanjang 2021 mencapai Rp 171,2 triliun atau naik 9,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu turut mendukung peningkatan penyaluran pembiayaan syariah di Tanah Air.

Akan tetapi, menurut Erick, hal itu masih butuh perbaikan karena porsi pembiayaan syariah di Indonesia baru mencapai 20 persen, sementara Malaysia sudah mencapai level 50 persen dari total pembiayaan.

"Tentu tidak cukup dengan mendorong BSI saja. Dengan peta jalan sendiri, kita harus ciptakan pengusaha Muslim baru dan ekosistem industri halal. Ini yang harus diutamakan," ujarnya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BSI Mobile (bsimobile)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat