Pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliviera memacu kecepatan sepeda motornya saat babak kualifikasi MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (19/3/2022). Fab | Republika/Thoudy Badai

Olahraga

Cerita Susah-Senang di Mandalika

Mereka rela datang jauh-jauh ke pulau Lombok untuk menonton MotoGP di Mandalika.

AFRIZAL ROSIKHUL ILMI, Wartawan Republika

Indonesia akhirnya bisa kembali menggelar ajang balap motor paling bergengsi, MotoGP, untuk pertama kalinya sejak 25 tahun terakhir. Hajatan itu digelar di Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat yang pada Oktober 2021 menjadi tuan rumah World Superbike (WSBK). 

Kepastian itu didapatkan setelah Sirkuit Pertamina Mandalika dinyatakan lolos proses homologasi dengan grade A dari pihak FIM dan Dorna pada Jumat (18/3) dan para pembalap juga sudah menjajal lintasan sejak sehari sebelumnya. Tentu ini menjadi kabar baik karena antusiasme masyarakat sangat tinggi menyambut ajang internasional ini. 

Ajang ini menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Mereka rela datang jauh-jauh ke pulau Lombok untuk menonton MotoGP. Namun, tidak semua pengunjung mempunyai motif untuk menonton MotoGP, pasalnya beberapa dari mereka hanya ingin merasakan atmosfer dari ajang internasional ini. 

Pengunjung mulai memadati sirkuit sejak Sabtu (19/3) untuk merasakan atmosfer ketika para pembalap melakukan latihan bebas dan kualifikasi. Namun, gelombang penonton yang lebih besar datang pada hari H balapan. Itu terlihat ketika mereka berjejalan masuk ke sirkuit dari tiga gate yang telah disediakan. 

Mengantre di bawah terik matahari tak menyurutkan antusiasme penonton untuk merasakan sensasi menyaksikan MotoGP secara langsung. Deru kendaraan yang tengah beradu cepat di lintasan seketika terdengar saat masuk ke area sirkuit. Atmosfer balapan sangat kental ketika suara mesin mengisi langit-langit sirkuit Mandalika. 

Selain itu, pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai jenis kuliner dan bisa berbelanja berbagai macam merchandise di tenda-tenda pedagang yang berjejer di beberapa titik area komersial sirkuit. Pada malam harinya, pengunjung dapat menikmati konser musik di panggung utama. 

Namun, euforia pengunjung tampaknya harus tertahan karena cuaca yang tidak mendukung. Hujan deras disertai angin dan petir membuat para pengunjung kesulitan. Beberapa di antara mereka menggunakan jas hujan dan payung, tapi sebagian besar lainnya harus berbasah-basahan. Balapan juga harus tertunda selama satu jam dari jadwal yang telah ditentukan. 

Keadaan ini mempertegas kenyataan bahwa Sirkuit Mandalika masih punya banyak pekerjaan rumah (PR) agar benar-benar layak disebut sebagai sirkuit kebanggaan masyarakat Indonesia. Pasalnya, sejauh ini hanya lintasan balap yang menjadi fokus pembenahan selama masa persiapan beberapa pekan terakhir. 

Sebagian besar penonton pasti mengeluh ketika melihat kondisi di area sirkuit karena mereka harus berjalan di tanah yang becek setelah turun hujan dan berdebu ketika cuaca terik. Selain itu, pengunjung juga mengeluhkan ketersediaan toilet yang sangat terbatas dan tidak menyediakan air untuk bersih-bersih. 

Banyak hal yang harus diperbaiki oleh pihak berwenang agar tahun depan situasi lebih baik jika Indonesia kembali menjadi tuan rumah untuk menggelar ajang MotoGP. Faktor-faktor penunjang itu sangat penting untuk dibenahi agar para pengunjung tidak kapok datang ke Sirkuit Mandalika. 

Bagaimanapun, penyelenggaraan balap motor ini akan menjadi momen bersejarah. Cerita tentang berpanas-panasan sekaligus berbasah-basahan pada hari yang sama pasti akan terkenang di memori para pengunjung. Selain itu, ajang ini juga memberikan banyak dampak positif, khususnya bagi warga setempat secara ekonomi.

Mereka mengambil kesempatan ini untuk menambah pundi-pundi uang. Mulai dari berdagang kuliner hingga oleh-oleh berupa pakaian atau kerajinan tangan khas Lombok. Permintaan untuk penginapan dan jasa transportasi juga meningkat pesat. Beberapa agen perjalanan bahkan harus mendatangkan armada tambahan dari luar kota untuk memenuhi permintaan para tamu.

Gelaran perdana ini diharapkan menjadi pelajaran penting agar ke depannya Indonesia bisa memperbaiki citra di mata dunia. Semua elemen seharusnya punya banyak waktu untuk memperbaiki keadaan pada masa yang akan datang. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by MotoGP™ (motogp)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat