Pembalap Repsol Honda Team Marc Marquez memacu sepeda motornya saat sesi latihan bebas 2 MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Jumat (18/3/2022). | ANTARA FOTO/Andika Wahyu

Tajuk

Agar NTB tak Lagi 'Nasib Tergantung Bali'

Pemerintah telah menetapkan Mandalika sebagai salah satu destinasi prioritas.

NTB, nasib tergantung Bali. Itu bahasa sebutan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang selama ini melekat di masyarakat setempat. Sebutan ini memang bukan tanpa alasan. Selama ini, NTB, khususnya Lombok, hanya menjadi bayang-bayang dari Pulau Dewata yang maju karena industri pariwisata.

Selama ini, promosi NTB terbilang sangat kurang. Pelancong yang datang ke NTB pun merupakan turis limpahan dari Bali. Biasanya mereka datang ke kawasan Senggigi Tiga Gili di Kabupaten Lombok Barat dari Pelabuhan Padang Bai di Bali, dengan menggunakan kapal cepat.

Tujuan para pelancong ini merupakan Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Ini merupakan andalan wisata Pulau Lombok. Tak hanya itu, sejumlah produk kerajinan Lombok yang dijual ke luar negeri pun melalui Bali.

Hal ini yang ingin diubah oleh pemerintah dengan menghadirkan Mandalika International Street Circuit di NTB. Dengan adanya Kejuaraan Dunia Superbike/Superbike World Championship (WSBK) dan MotoGP, pemerintah mencoba untuk mendongkrak popularitas NTB kepada dunia.

 
Pada hari pertama, Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid terlihat dipenuhi pengunjung dari luar daerah. 
 
 

Hal ini tampaknya memberikan hasil yang positif. Setidaknya ini terlihat pada saat hari pertama penyelenggaraan MotoGP seri 2022 pada Jumat (18/3). Meski baru hari pertama, akan tetapi Lombok telah dipenuhi wisatawan. Khususnya, mereka yang merupakan penggemar olahraga adu cepat sepeda motor bergengsi tersebut.

Pada hari pertama, Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid terlihat dipenuhi pengunjung dari luar daerah. Tempat-tempat wisata, restoran, hingga hotel pun penuh oleh pengunjung. Ini merupakan situasi yang tidak setiap hari terlihat di Lombok, apalagi selama dua tahun terakhir ketika Indonesia memasuki masa pandemi.

Mandalika melalui gelaran MotoGP terbukti mampu menarik minat masyarakat untuk datang ke NTB. Karena itu, momentum ini menjadi kesempatan yang baik bagi NTB, khususnya Lombok untuk berpromosi dan meningkatkan industri pariwisatanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mengatakan, sebanyak 60 ribu tiket gelaran MotoGP Mandalika telah ludes terjual. Kita anggap saja, setiap orang yang membeli tiket itu menyebarkan informasi mengenai daya tarik NTB kepada satu orang lain, melalui media sosialnya. Dengan perhitungan paling sederhana itu, bisa dilihat bahwa jumlah orang yang kemudian tahu mengenai NTB telah mencapai 120 ribu orang.

 
Jika memperhitungkan karakter bola salju yang dimiliki media sosial, jumlah itu tentunya akan terus berlipat. Semakin banyak orang yang tahu maka makin besar pula, potensi mereka untuk datang berkunjung ke NTB.
 
 

Jika memperhitungkan karakter bola salju yang dimiliki media sosial, jumlah itu tentunya akan terus berlipat. Semakin banyak orang yang tahu maka makin besar pula, potensi mereka untuk datang berkunjung ke NTB.

Maka itu, momentum ini harus dipertahankan dan ditingkatkan. Pemerintah dan masyarakat setempat harus dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dan lebih cepat. Khususnya terkait dengan fasilitas, infrastruktur, transportasi, dan pelayanan yang hingga saat ini terasa masih kurang memadai.

Peningkatan ini tak boleh ditunda dan harus cepat dilakukan. Jika tidak, dikhawatirkan momentum ini akan berlalu begitu saja. Apalagi, pemerintah telah menetapkan Mandalika sebagai salah satu destinasi prioritas dari 10 'Bali Baru' yang ingin dihadirkan di Tanah Air.

Jika kemudian momentum perubahan dan perbaikan ini dapat terus bergulir, dapat dipastikan bahwa NTB tak akan lagi menjadi 'nasib tergantung Bali'. Akan tetapi, wilayah yang justru menjadi ikon dan merek baru bagi Indonesia yang sejajar, atau bahkan, lebih baik dari Bali. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat