Presiden Joko Widodo (keempat kiri) menekan tombol didampingi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia (ketiga kiri), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (kelima kanan), Menteri BUMN Erick Thohir ( | ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.

Ekonomi

DEN Dorong Penyaluran Subsidi Energi Tertutup

Pemerintah harus memastikan ketersediaan energi sehingga masyarakat mudah menjangkaunya.

JAKARTA -- Dewan Energi Nasional (DEN) mendorong perubahan mekanisme penyaluran subsidi energi di Indonesia. Anggota DEN Satya Yudha menilai, kenaikan harga minyak dunia akan segera diikuti dengan kenaikan harga gas.

Menurut dia, Indonesia sebagai negara pengimpor bahan baku LPG dan minyak mentah akan terdampak situasi tersebut. "Kondisi global seperti saat ini sejatinya bisa menjadi pemicu bagi pemerintah untuk bisa mempercepat implementasi penyaluran subsidi energi secara tertutup," ujar Satya kepada Republika, Ahad (13/3).

Menurut Satya, beban APBN atas subsidi energi berpotensi terus bertambah apabila pemerintah tidak segera memperbaiki mekanisme penyaluran subsidi. Satya mengatakan, kenaikan harga minyak dan gas sudah menyebabkan Pertamina menaikkan harga jual elpiji nonsubsidi di pasar.

Satya mengingatkan, kebijakan ini berpotensi memicu masyarakat beralih menggunakan gas elpiji 3 kg bersubsidi. Selain itu, ujarnya, ada potensi kecurangan, yakni pengoplosan elpiji subsidi ke tabung 12 kg.

Selain itu, Satya juga meminta pemerintah menjaga harga Pertalite agar tidak menekan daya beli masyarakat. Dia juga berharap Pertamina terus menjaga pasokan BBM jenis Pertalite tetap tersedia di tengah gejolak kenaikan harga minyak dunia.

Selain menjaga harga, Satya menilai dalam upaya mengamankan pasokan Pertalite diperlukan penegakan hukum dari aparat keamanan agar tidak terjadi kelangkaan. Langkah ini juga penting untuk mencegah adanya potensi tindakan dari pihak yang ingin mengambil keuntungan sepihak.

“Jangan sampai ada upaya penimbunan,” ujar Satya.

Menurut dia, potensi penyalahgunaan Pertalite cukup tinggi apalagi harganya paling murah dibandingkan pesaing. Di sisi lain, harga Pertalite juga tak pernah naik sejak tiga tahun lalu. Sepanjang 2021, konsumsi Pertalite mencapai 23 juta kiloliter (KL) atau naik 30 persen dibandingkan 2020 yang tercatat 18 juta KL.

G-20

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menggelar sidang perdana kelompok kerja bidang transisi energi atau Energy Transition Working Group (ETWG) dalam forum presidensi G-20 di Yogyakarta pada 24-25 Maret 2022.

Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis sekaligus pimpinan ETWG Yudo Dwinanda Priaadi dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin, mengatakan pokok bahasan dalam sidang itu terkait tiga isu prioritas berupa akses, teknologi, dan pendanaan.

"Presidensi ini menjadi sangat penting bagi Indonesia sebagai warga global yang mempunyai peran penting mendukung energi bersih dan iklim dunia," kata Yudo.

Pembahasan utama tentang akses energi adalah menciptakan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua negara, terutama terkait elektrifikasi dan memasak bersih. Sedangkan isu prioritas terkait teknologi akan dibahas tentang upaya peningkatan dan pemanfaatan teknologi untuk pembangunan industri bersih, integrasi energi terbarukan, dan efisiensi energi.

Adapun terkait isu pendanaan, Indonesia akan mendorong negara-negara maju agar berinvestasi dan mendanai berbagai inovasi untuk pengembangan energi terbarukan, salah satunya menagih janji negara maju yang akan membantu pendanaan 100 miliar dolar AS untuk menangani perubahan iklim karena janji itu masih belum terealisasi sampai saat ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dewan Energi Nasional (dewanenergi)

Selain membahas ketiga isu prioritas tersebut, sidang kelompok kerja bidang transisi energi G-20 juga akan berbicara seputar pilar transisi energi serta rencana dan desain utama Road to Bali Communique yang akan dihadiri para menteri untuk mengakselerasi transisi energi dengan hasil keputusan yang akan disahkan pada September 2022.

Hasil perhelatan akbar itu diharapkan bisa memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan, serta transisi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan berkelanjutan.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa pilar transisi energi G-20 akan menghimpun komitmen global yang lebih kuat dalam rangka mencapai target akses energi dalam Agenda 2030 untuk pembangunan berlanjutan. Melalui forum itu, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif.

Forum transisi energi diharapkan akan memberikan hasil persidangan G-20 yang lebih konkret guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan, serta transisi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan yang berlanjutan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat