Pengungsi anak-anak dan perempuan dari Ukraina bersiap menaiki kereta menuju Krakow seelah tiba di Medyka, Polandia, Rabu (9/3/2022). | AP/Visar Kryeziu

Internasional

Rusia Bombardir Pangkalan Militer Ukraina di Dekat Polandia

Situs yang diserang Rusia itu terletak kurang dari 25 kilometer dari perbatasan Polandia.

KIEV – Pasukan Rusia membombardir pangkalan militer Yavoriv milik Ukraina yang terletak di dekat perbatasan negara tersebut dengan Polandia. Belum diungkap apakah terdapat korban jiwa dalam serangan tersebut.

“Para penjajah melancarkan serangan udara ke Pusat Internasional untuk Penjagaan Perdamaian dan Keamanan. Menurut data awal, mereka menembakkan delapan rudal,” kata administrasi militer regional Lviv pada Ahad (13/3).

Situs yang diserang Rusia itu terletak kurang dari 25 kilometer dari perbatasan Polandia. Militer Ukraina mengatakan, mereka akan merilis detail dari serangan tersebut nanti.

Dinas intelijen Ukraina menuding pasukan Rusia menembaki konvoi yang mengevakuasi wanita dan anak-anak dari Desa Peremoha, Kiev. Tujuh orang dilaporkan tewas, termasuk satu anak-anak. Klaim dinas intelijen Ukraina itu belum dapat diverifikasi.

photo
Pengungsi dari Ukraina beristirahat di pengungsian di Barabas, Hungaria, Rabu (9/3/2022). - (AP/Darko Vojinovic)

“Rusia menembak sekelompok wanita dan anak-anak ketika mencoba mengungsi dari Desa Peremoha di wilayah Kyiv di sepanjang koridor 'hijau' yang disepakati,” kata dinas intelijen Ukraina dalam sebuah pernyataan.

Pada Sabtu lalu, Ukraina juga menuduh pasukan Rusia menembaki sebuah masjid di kota pelabuhan Mariupol yang sudah dikepung. Terdapat lebih dari 80 warga sipil yang bersembunyi di bangunan masjid, termasuk di dalamnya anak-anak.

“Masjid Sultan Agung Suleiman dan istrinya Roxolana (Hurrem Sultan) di Mariupol ditembaki penjajah Rusia. Lebih dari 80 orang dewasa dan anak-anak bersembunyi di sana dari penembakan, termasuk warga Turki,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina lewat akun Twitter resminya.

Pada Ahad, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, ia sedang mengupayakan evakuasi warga Turki di masjid tersebut. Ia sudah meminta bantuan rekannya, Menlu Rusia Sergei Lavrov, untuk membantu proses evakuasi.

"Saya bertelepon dengan Mr Lavrov, saya meminta dukungan beliau untuk mengevakuasi warga kami yang ada di Mariupol," kata Cavusoglu.

"Dalam beberapa hari, kami mengirim sejumlah bus ke sana, tapikarena pertempuran berlanjut di kota tersebut, maka bus-bus itu tidak bisa masuk," ujarnya.

Kabar pengeboman itu belakangan disangkal pengurus masjid yang menuturkan bahwa bom jatuh sejauh 700 meter dari masjid.

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, ia menyadari bantuan yang diterima negaranya dari Barat tidak gratis. Dia mengungkapkan, dana yang dialokasikan Eropa dan negara-negara lain untuk Ukraina digunakan untuk menyediakan bantuan kemanusiaan dan penyediaan senjata.

Terkadang Ukraina pun menerima bantuan senjata secara langsung. “Tapi Anda harus memahami bahwa segala sesuatu ada harganya. Setiap kali uang yang kami dapatkan disebutkan, ya, semuanya ada harganya, itu tidak gratis,” kata Zelensky pada Sabtu (12/3), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Zelensky menyesalkan karena Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak menawarkan perlindungan kepada negaranya. “Yang kami butuhkan saat ini bukanlah kata-kata, tapi jaminan keamanan, dari negara-negara dan dari perhimpunan-perhimpunan negara yang mampu menyediakannya. Kami tidak ingin mengobarkan perang lagi,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, saat ini negosiasi antara delegasi Ukraina dan Rusia masih berlangsung. “Kami tidak memiliki rahasia, kami benar-benar jujur tentang agenda ini. Kami memberi tahu sejumlah pemimpin tentang hal yang dibahas pihak Rusia dan Ukraina,” ujar Zelensky.

Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan, saat ini pembicaraan antara negaranya dan Ukraina berlangsung hampir setiap hari. "Saya pasti akan memberi tahu Anda tentang situasi mengenai Ukraina. Pertama-tama, tentang bagaimana negosiasi berlangsung sekarang, yang sekarang diadakan hampir setiap hari. Ada perkembangan positif tertentu di sana, seperti yang dilaporkan oleh negosiator dari pihak kami,” kata Putin, Jumat (11/3).

Sedangkan Kementerian Luar Negeri RI memastikan keamanan kondisi terkini sembilan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Kota Chernihiv, Ukraina, Ahad (13/3). Beberapa kali upaya evakuasi mereka masih ditunda karena situasi pertempuran di jalur evakuasi.

"Komunikasi dengan sembilan WNI yang sempat terputus karena gangguan komunikasi seluler, saat ini sudah bisa terhubung kembali. Mereka dalam kondisi aman dan sehat di safe house," ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu, Judha Nugraha, Ahad.

Judha mengatakan, pertempuran masih terjadi di Chernihiv. Serangan tersebut sempat mengganggu layanan umum seperti air, listrik, gas, dan jaringan komunikasi.

Namun, fasilitas itu kembali pulih. Persediaan logistik juga dikatakan masih memadai. Terdapat 51 WNI yang berada di Ukraina hingga saat ini. Mayoritas dari mereka adalah WNI yang memilih tetap tinggal di Ukraina.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Turki Erdogani Menuju Nol Seteru

Turki Erdogani kini menuju nol krisis atau nol seteru terkait politik luar negerinya.

SELENGKAPNYA

Kesamaan Nama Presiden Rusia dengan Presiden Ukraina

Dalam bahasa Rusia, Zelenskiy dan Putin memiliki nama depan yang sama yaitu Vladimir.

SELENGKAPNYA