Petugas pemadam kebakaran menggendong bayi pengungsi dari Ukraina di perbatasan Rumania-Ukraina di Siret, Rumania, Senin (7/3/2022). | AP Photo/Andreea Alexandru

Internasional

PBB: Pengungsi Ukraina Capai Dua Juta Orang

Ukraina menginginkan pertemuan langsung antara Zelenskyy dan Putin.

JENEWA – Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi mengatakan, sebanyak 2 juta warga Ukraina telah mengungsi ke negara-negara tetangga sejak pertempuran dengan Rusia dimulai pada 24 Februari lalu. Kenaikan angka pengungsi cukup signifikan.

“Hari ini arus keluar pengungsi dari Ukraina menjadi 2 juta orang,” kata Grandi lewat akun Twitter pribadinya, Selasa (8/3). Dia mengungkapkan, jumlah pengungsi terus meningkat. Sebab pada Senin (7/3) lalu, angka pengungsi yang tercatat PBB sebanyak 1,7 juta orang.

Hingga saat ini Rusia memang masih intens melancarkan serangan ke Ukraina. Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), hingga Senin lalu, jumlah warga sipil Ukraina yang tewas mencapai 406 jiwa. Sebanyak 27 di antaranya adalah anak-anak.

OHCHR meyakini, angka korban tewas di kalangan sipil Ukraina lebih tinggi. Karena kondisi lapangan masih sangat berisiko dan rawan, sulit melakukan verifikasi presisi terhadap jumlah korban secara keseluruhan.

Pada Senin lalu, delegasi Rusia dan Ukraina telah memulai pembicaraan putaran ketiga di Belovezhskaya Pushcha, Belarusia. Dalam dua pembicaraan sebelumnya, Moskow dan Kiev gagal menyepakati gencatan senjata penuh.

“Putaran ketiga pembicaraan Rusia-Ukraina baru saja dimulai di Belarusia,” kata Kedutaan Besar Rusia di Minsk lewat saluran Telegram-nya.

Pemerintah Rusia mengatakan, mereka tetap membuka pintu untuk melakukan kontak diplomatik dengan Ukraina. Hal itu disampaikan saat Moskow dan Kiev melakukan pembicaraan putaran ketiga untuk membahas konflik antara mereka.

“Kami tetap membuka pintu untuk opsi diplomatik. Begitu ada sinyal yang sesuai, kami akan menindaklanjutinya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakhrova pada Senin (7/3), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

photo
Pengungsi yang kebanyakan merupakan perempuan dan anak-anak dari Ukraina tiba di Medyka, Polandia, Ahad (6/3/2022). - (AP/Visar Kryeziu)

Dia mengungkapkan, Menteri Luar Negeri (Menlu Rusia Sergey Lavrov akan bertemu dengan Menlu Ukraina Dmitry Kuleba di sela-sela forum diplomatik di Antalya, Turki. Menlu Turki Mevlut Cavusoglu akan turut ambil bagian dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu Rusia mengancam akan melakukan embargo pasokan gas ke Barat. Langkah itu bakal diambil jika ada sanksi berupa larangan impor minyak dari negara tersebut.

"Sehubungan dengan tuduhan tidak berdasar terhadap Rusia mengenai krisis energi di Eropa serta pengenaan larangan Nord Stream 2, kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang cocok dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1. Tapi sejauh ini kami tidak mengambil keputusan seperti itu,” kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, dikutip Sky News, Selasa.

Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia. Tapi ia menjadi pengekspor terbesar. Sebanyak 30 persen minyak dan 40 persen gas yang dipasok ke Uni Eropa berasal dari Rusia.

Saat ini tengah muncul seruan agar Barat menghentikan impor energi dari Moskow. Hal itu guna memberi tekanan lebih besar kepada negara tersebut untuk menyetop serangannya ke Ukraina.

Ingin bertemu langsung

Sementara itu Kuleba mengatakan, Ukraina ingin pertemuan langsung antara Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Kami sudah lama ingin pembicaraan langsung antara presiden Ukraina dan Vladimir Putin, karena kami semua paham dia yang membuat keputusan akhir, terutama saat ini," kata Kuleba dalam wawancara di stasiun televisi, Senin (7/3).

"Presiden kami tidak takut pada apa pun, termasuk bertemu langsung dengan Putin, bila Putin juga tidak takut, biarkan dia datang untuk bertemu, biarkan mereka duduk dan berbicara," tambah Kuleba.

Sebelumnya dilaporkan Pemerintah Ukraina menolak pembentukan koridor kemanusiaan baru oleh Rusia di negara tersebut. Sebab warga sipil yang dievakuasi oleh Moskow akan dibawa ke Rusia dan Belarusia.

“Ini bukan pilihan yang dapat diterima,” kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat