Ilustrasi kopi garut kualitas ekspor. | ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.

CSR

Kolaborasi Produsen Kopi Asal Garut Tembus Ekspor

Ekspor kopi asal Garut sebagai langkah Jabar untuk menaklukkan dunia lewat komoditas kopi.

Kolaborasi bisa mengantarkan produk kopi asal Garut menembus pasar ekspor. Hal itu dicontohkan oleh IPB University, Pemerintah Provinsi  Jawa Barat (Jabar), dan PT Astra International.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melepas ekspor kopi asal Kabupaten Garut ke Belanda, di Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Selasa (2/3). Total nilai kopi yang diekspor oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Astra International itu mencapai Rp 4 miliar.

Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Nurdin Yana mengatakan, ekspor kopi asal Garut itu merupakan salah satu pencapaian dari program One Village One Product  (OVOC) atau satu desa satu produk. Ia berharap kegiatan seperti itu bisa terus berlangsung sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.

“Alhamdulillah, hari ini kita lihat realisasi dari OVOP Cikajang ini sudah keluar, katakanlah 1 ton kopi kira-kira dikonversi menjadi  Rp 4 miliar,” kata dia melalui keterangan resmi, Kamis (3/3).

Ia juga berharap ke depannya akan muncul desa-desa lain di Kabupaten Garut yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas ekspor. Dengan begitu, akan makin banyak produk dalam negeri yang dikenal di dunia internasional.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku bangga karena Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, bisa menghasilkan kopi kelas dunia. Ia menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar saat ini sedang menyiapkan program post-Covid ekonomi. Salah satunya dengan membawa kembali anak muda lulusan perguruan tinggi ke desa dan membangun usaha.

Menurut Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, ekspor ini sebagai langkah Jabar untuk menaklukkan dunia lewat komoditas kopi. Bukan hanya untuk produk mentah, ia juga ingin agar kopi Jabar bisa mendunia lewat kafe-kafenya.

"Jadi, kita harus menaklukkan dunia dengan kopi-kopi kita, baik ekspor mentah, maupun lahir kafe-kafe seperti Starbuck milik Jabar di seluruh dunia. Ini sedang persiapan di Belanda dan Swiss. Jadi, suatu hari, saya yakin," kata dia.

Emil mengeklaim, Provinsi Jabar sudah mengekspor produk kopi mentah ke beberapa negara. Berdasarkan data Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) Kementerian Perdagangan tahun 2020 dan 2021, total nilai ekspor kopi Jabar mencapai 16 juta dolar AS atau sekitar Rp 200 miliar (mengacu kurs Rp 14.300 per dolar AS ).

Selain itu, lanjut dia, Jabar juga sedang mempersiapkan membuka kedai kopi yang dinamakan Jabarano Coffee di beberapa negara. Jabarano Coffee disebut sudah dibuka di Melbourne, Australia, dan akan dilanjutkan di beberapa negara lainnya.

“Kita juga ada konsep ujung (terkait) lifestyle kopi, yaitu Cafe Jabarano, sudah buka di Australia. Oktober ini akan buka di Swiss dan suatu hari di seluruh kota dunia akan hadir kopi-kopi Indonesia, khususnya dari Jabar, sebagai unggulan diplomasi kopi kira-kira begitu,” ujar dia.

Di sisi lain, ia menyebut penjualan kopi ke beberapa negara juga makin mudah dengan adanya teknologi digital. Hal itu sejalan dengan program Petani Milenial yang ingin membuktikan warga yang tinggal di desa bisa memiliki penghasilan seperti di kota.  

“Tadi kami monitor prosesnya sangat komprehensif dan kami bangga Cikajang, Garut, ini menghasilkan kopi-kopi yang kelas dunia," kata dia.

Meningkatkan kualitas produk pertanian

Rektor IPB Arif Satria mengatakan, keberhasilan pengembangan Kopi Cikajang (Kopi Garut) ini merupakan buah dari hasil kerja sama antara program One Village One CEO (OVOC) IPB University dengan Petani Milenial Jawa Barat (Jabar) dan PT Astra International Tbk.

“Program kolaborasi ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas produk pertanian di Garut. Kopi ekspor hasil program OVOC dan Petani Milenial merupakan kolaborasi antara Pemprov Jabar, IPB University, dan PT Astra International. Kerja sama ini telah mendampingi 53 desa di Jabar dengan berbagai komoditas, salah satunya kopi,” ungkapnya.

Arif menambahkan, alumni dan mahasiswa tingkat akhir IPB University sebagai CEO Muda di desa melakukan pendampingan pendalaman teknologi dan meningkatkan kapasitas petani. Selain itu, mereka juga memperkenalkan teknologi tepat guna, yakni program Microlot Project 90 Plus untuk meningkatkan kualitas kopi.

Hingga kini, lanjutnya, kopi Garut hasil binaan IPB University dan PT Astra International berhasil menjadi juara ketiga di Kontes Kopi Spesialti Indonesia untuk kategori Arabica Natural.

“Insya Allah, bersama Astra dengan program One Village One CEO, sekarang sudah semakin bergeser menjadi one village one exporter. Satu desa satu produk ekspor. Ini adalah ikhtiar kita bersama untuk terus berusaha meningkatkan kualitas inovasi. Kedekatan IPB University dengan masyarakat ini akan memberikan input bagi para mahasiswa dan juga para dosen untuk melakukan kegiatan riset hasil inovasi-inovasi yang memiliki daya transformasi, memiliki daya ubah luar biasa untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkapnya.

Arif Satria mengatakan, desa adalah harapan dan masa depan bangsa. Karena itu, pihaknya akan terus memberikan optimisme kepada masyarakat desa dengan sentuhan-sentuhan teknologi dan penguatan karakter masyarakat desa.

“Sentuhan teknologi itu apa? Kami menyediakan teknologi green house yang semi-smart kepada para petani agar petani juga bisa memanfaatkan dengan baik karena sekarang itu, tidak bisa tidak, pemanfaatan teknologi digital harus sudah dikembangkan,” kata dia.

Ia menyampaikan, IPB akan memperluas daerah mitra dan tidak hanya di 53 desa di Jabar saja. IPB  akan memperluas ke beberapa desa yang berada di provinsi lain di Indonesia.

Head of CSR and Social Engagement Astra Triyanto mengatakan, pelepasan ekspor kali ini sejalan dengan cita-cita perusahaan untuk menyejahterakan bangsa. Ada empat kontribusi sosial yang dilakukan Astra untuk membantu Indonesia berkembang.

"Kami berkomitmen kuat untuk memberikan manfaat dan membantu mengembangkan Indonesia melalui empat kontribusi sosial dalam pilar kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, dan lingkungan hidup," ujar Triyanto. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ridwan Kamil (ridwankamil)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat