Pedagang mengemas daging sapi di lapak dagangannya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jumat (25/2/2022). Berdasarkan keterangan pedagang, sejak sepekan terakhir harga daging sapi di pasar tersebut mengalami kenaikan hingga Rp130 ribu per kilogram. Kenaikan t | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Ekonomi

Daerah Berupaya Kendalikan Harga Daging

Pemprov DKI berupaya menindak pemain harga daging

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan terus berupaya mengendalikan harga dagang sapi yang terus saat ini sedang mengalami kenaikan di pasar. Kepala Disperindag Kota Banjarmasin Ichrom Muftezar di Banjarmasin, Senin, menyampaikan komoditas harga daging sapi di pasar di Kota Banjarmasin merangkak naik selama sebulan ini.

Harga daging sapi per kilogram di pasar tradisional mencapai Rp 130 ribu sampai Rp 140 ribu, jauh di atas harga normal."Padahal harga normalnya sekitar Rp105 ribu per kilogram," ucap dia.

Kenaikan harga daging sapi cukup signifikan satu bulan menjelang Ramadhan 1443 hijriah ini tentunya harus diantisipasi dan ditahan agar tidak menjulang lagi hingga memberatkan masyarakat. Maka dari itu, pihaknya pun turun ke lapangan untuk terus mensosialisasikan ke para pedagang agar bisa menahan maksimal harga daging sapi ini, supaya bisa masih dijangkau masyarakat.

Selain itu juga menyampaikan kepada pemerintah provinsi dan pusat agar ketersediaan daging sapi di pasaran bisa dicukupi.Untuk saat ini, kata Ichrom Muftezar, sesuai pantauan di pasar-pasar, stok daging mencukupi. "Mencukupi tapi pastinya tidak berlimpah, hingga harganya jadi naik ini, dugaan kita demikian," paparnya.

Sebab dari informasinya, ekspor daging sapi dari Australia ke Indonesia menurun. "Kita berharap distribusi daging sapi ke daerah kita kembali normal, apalagi masa pandemi COVID-19 ini, kebutuhan konsumsinya sangat penting dalam rangka menjaga imunitas," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pemerintah Kabupaten Tangerang (pemkabtangerang)

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta aparat keamanan untuk menindak secara tegas pelaku penimbun pangan, khususnya saat menjelang datangnya bulan Ramadhan. "Kami minta aparat hukum menindak pelaku usaha yang menimbun pasokan pangan supaya tidak ada lagi di Indonesia, di Jakarta khususnya para pengusaha yang ingin meraup keuntungan dalam kesempitan ini," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin.

Menurut Riza, kenaikan harga pangan pasti terjadi setiap tahunnya, terlebih menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Karenanya, lanjut dia, operasi pasar mulai digencarkan oleh pihaknya guna memastikan ketersediaan stok pangan di pasaran.

"Yang penting bagi kita, pertama ketersediaan pasokan pangan harus ada. Terkait ada peningkatan ya memang selalu diikuti ada (peningkatan) harga. Tapi tentu kami berharap semua pihak bisa membantu mendukung agar peningkatannya (harga) batas wajar, batas kemampuan daya beli warga," ucapnya.

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DKPKP) DKI Jakarta, per tanggal 7 Maret 2022 ini masih ada beberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan.Bahan pangan yang mengalami kenaikan terbesar adalah daging sapi has yang mengalami kenaikan Rp3.471 sehingga harganya kini Rp141.046 per kilogram.

Bahan pangan selanjutnya yang mengalami kenaikan terbesar adalah cabai merah besar yang mengalami kenaikan Rp2.723 sehingga harganya sekarang adalah Rp54.523 per kilogram.Sementara minyak goreng harganya turun Rp118, namun harganya di pasaran adalah Rp17.125 atau di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan Kementerian Perdagangan sebesar Rp14.000.Bahkan di beberapa daerah di Jakarta dilaporkan terjadi kelangkaan minyak goreng akibat stok yang tipis.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mengantisipasi harga daging sapi yang berpotensi naik hingga mencapai Rp150.000per kilogram. Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan kenaikan harga daging sapi memang kerap terjadi ketika menjelang bulan Ramadan.

Kenaikan harga diduga terjadi karena beberapa faktor, salah satunya persoalan harga ternak yang meningkat. "Karena memang permintaan atau kebutuhan daging sapi menjelang Ramadan selalu meningkat, itu sudah rutinitas untuk kenaikan daging dua hingga tiga kali lipat menjelang Ramadan," kata Elly di Bandung, Jawa Barat.

Untuk mengantisipasi pasokan, menurutnya Bulog Cabang Bandung melaporkan dari 10 ton daging sapi yang dipesan, menurutnya lima ton di antaranya sudah datang ke Kota Bandung.Selain daging sapi, Bulog juga sudah memesan daging kerbau dari India guna mengantisipasi stok pangan menjelang Ramadan.

Meski begitu, menurut dia kenaikan harga daging yang terjadi saat ini bukan dipengaruhi oleh momen menjelang Ramadan, namun dipicu oleh kenaikan harga ternak di Australia dan Selandia Baru.Ketika dua negara itu mengalami masalah kenaikan harga ternak, maka menurutnya harga jual di Bandung pasti meningkat."Karena memang ada beberapa faktor ya, mulai dari proses distribusi yang tersendat, kontainernya, atau lainnya, jadi ini memang ada banyak faktor dari kenaikan harga ini," kata dia.

Ganti nama

Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) mengusulkan kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya untuk mengubah nama Pasar Glodok yang berada di kawasan Tamansari menjadi Pasar Petak Sembilan. Camat Tamansari Agus Sulaiman mengatakan, perubahan nama itu dilakukan setelah 160 pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Petak Sembilan resmi direlokasi ke Pasar Glodok.

"Pasar Petak Sembilan itu memiliki nilai historis tinggi. Jadi, Pasar Glodok itu diusulkan untuk kembali lagi namanya menjadi Pasar Petak Sembilan," kata Agus saat dikonfirmasi di Jakarta.

Menurut Agus, selain nilai historis yang harus dipertahankan, pergantian nama tersebut dirasa perlu untuk mempromosikan Pasar Glodok. Selama ini masyarakat menganggap Pasar Glodok hanya identik dengan barang elektronik. Sehingga stigma itu harus digeser dengan menempatkan ratusan PKL yang selama ini berjualan di trotoar untuk direlokasi ke Pasar Glodok. "Karena sekarang Glodok itu identik dengan elektronik kan? Padahal di dalamnya itu tukang sayur dan tukang daging juga ada," kata Agus.

Dia menjelaskan, usulan itu nantinya diajukan kepada PD Pasar Jaya dalam pertemuan yang berlangsung pada Senin (7/3). Dalam pertemuan itu, pihaknya juga bakal membahas besaran uang sewa kios yang dibebankan kepada para PKL.

Agus menjelaskan, pemerintah kecamatan memang berencana merelokasi 160 PKL di Petak Sembilan ke Pasar Glodok dalam waktu dekat. Dia menerangkan, relokasi itu dilakukan karena Jalan Petak Sembilan yang dipakai pedagang kaki lima (PKL) berjualan membuat mobil dan motor tidak bisa melintas. Padahal, jalan tersebut diharapkan bisa dilalui kendaraan saat proyek pembangunan Stasiun MRT di Taman Sari rampung.

Agus menyatakan, mayoritas pedagang setuju untuk direlokasi setelah dalam pertemuan sebelumnya pihak kecamatan memberikan tiga opsi. Opsi pertama, kata Agus, para PKL direlokasi ke Pasar Glodok yang berada di bawah naungan PD Pasar Jaya. Kedua, pihaknya menawarkan PKL untuk revitalisasi atau penataan.

"Kalau penataan harus mencari CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) dan carinya tidak gampang. Akhirnya, kalau mau ditata, saya bilang biayanya sendiri masing-masing. Mereka kelihatan tidak sanggup," katanya. Agus menilai, para PKL lebih condong kepada pilihan relokasi ke Pasar Glodok.

Sementara, PT MRT Jakarta (Perseroda) melakukan rekayasa lalu lintas di sepanjang Glodok hingga Kota Tua guna memperlancar pekerjaan konstruksi proyek MRT Jakarta Fase 2A. Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Rendi Alhial menjelaskan, rekayasa lalu lintas untuk pekerjaan konstruksi di Stasiun Glodok MRT Jakarta akan berlangsung sampai 31 Mei 2024.

"Area konstruksi berada pada Jalan Gajah Mada dengan cakupan pekerjaan pembongkaran jembatan penyeberangan orang (JPO) Halte Transjakarta Glodok," kata Rendi, belum lama ini.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar berharap agar keberadaan transportasi publik yang dibangun mulai Stasiun HI menuju Kota, yang melewati Glodok, dapat mempermudah mobilitas masyarakat sekaligus mengurangi polusi di Ibu Kota. "Kita berharap penumpang yang kemacetan di Jakarta akan semakin berkurang, masyarakat akan lebih banyak menggunakan transportasi publik, tentu Jakarta akan menuju Kota (Tua) yang bebas polusi," ujar William. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat