Anggota Satlantas Polres Karawang membantu memakaikan masker kepada seorang anak saat Operasi Keselamatan Lodaya 2022 di Karawang, Jawa Barat, Selasa (1/3/2022). | ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Nasional

Kemenkes Finalisasi Panduan Prokes Praendemi

Panduan prokes praendemi dapat segera diberlakukan seiring situasi kasus Covid-19 yang kian melandai.

JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyusunan protokol kesehatan di masa praendemi sudah masuk tahap finalisasi. Harapannya panduan tersebut dapat segera diberlakukan seiring situasi kasus Covid-19 yang kian melandai.

"Saat ini protokol kesehatan praendemi dibahas untuk difinalkan. Terdapat beberapa indikator, terutama yang dibahas sebagai tahapan," kata Siti Nadia Tarmizi, Senin (7/3).

Nadia mengatakan protokol kesehatan (prokes) praendemi disusun dengan melibatkan berbagai kalangan terkait seperti epidemiolog serta praktisi kesehatan. "Segera diumumkan. Ditunggu saja," katanya.

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan mengatakan, kinerja pengendalian gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia berjalan lebih baik dari periode delta. "Pada gelombang ketiga, tidak terjadi kekurangan tempat perawatan, oksigen, dan ventilator seperti pada periode delta. Tingkat kematian jauh lebih rendah dari periode delta," kata Iwan.

photo
Petugas menata meja di dekat tempat tidur pasien Covid-19 di Rumah Sakit Lapangan Tembak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/2/2022). - (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Ia melaporkan hasil analisis dari data kematian pada orang yang terinfeksi Covid-19 pada periode omikron 1 Januari hingga 28 Februari 2022 menunjukkan risiko kematian paling tinggi dialami lansia dengan komorbid dan belum divaksinasi.

Menurut Iwan, gejala omikron yang relatif rendah karena proporsi penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi Covid-19 dari vaksinasi maupun riwayat terinfeksi sudah cukup banyak. "Survei menunjukkan orang yang sudah divaksinasi memiliki antibodi yang tinggi," katanya.

Menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, 50 persen dari total pasien Covid-19 yang meninggal di rumah sakit mengidap komorbid berat. Sebagian di antaranya adalah lansia yang belum mendapat vaksinasi.

Berdasarkan data Kemenkes, sejak 21 Januari-28 Februari 2022 terdapat 5.013 pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Jika mengacu pada data ini, berarti ada 2.507 pasien Covid-19 yang meninggal karena komorbid.

Dante mengatakan, separuh dari pasien Covid-19 yang meninggal karena komorbid itu adalah pasien kategori lansia dan belum mendapatkan vaksinasi lengkap. "Hasil audit kematian di rumah sakit menunjukkan mayoritas kasus meninggal itu adalah lansia dengan komorbid berupa diabetes, hipertensi, dan gagal ginjal," ujarnya.

photo
Tim TRC Kota Yogyakarta menyemprot disinfektan lokasi pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan Covid-19 di Makam Jati Terban, Yogyakarta, Jumat (18/2/2022). - (Wihdan Hidayat / Republika)

Anggota Komisi IX DPR Elva Hartati menyoroti angka kasus kematian di Indonesia yang kini menempati peringkat tertinggi ketiga di dunia dengan rasio 2,7 persen di bawah Peru dan Meksiko.

Ia mendorong adanya proses evaluasi mendetail terkait terkait penyebab kematian akibat Covid-19 di Indonesia. "Apakah komorbid atau penanganan yang terlambat karena masyarakat cenderung isolasi di rumah," katanya.

Ia mengatakan saat ini tren kasus positif harian cenderung menurun dan patut disyukuri. "Namun, saya tetap mendesak Kementerian Kesehatan untuk terus mengintensifkan testing dan penelusuran terutama di seluruh daerah yang melaporkan kasus positif," katanya.

Pengetesan dan penelusuran penting mengingat omikron sangat cepat tersebar. "Semoga tren menurun ini terus terjadi sehingga pandemi segera terkendali," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat