Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir berfoto usai melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adaro Energy Tbk di Jakarta, Senin (26/4). Sebagai langkah pencegahan terhadap penularan COVID-19 dan dengan memperhatikan Pedoma | Prayogi/Republika.

Ekonomi

Adaro Tetap Perkuat Efisiensi

Pada tahun lalu Adaro menyetorkan royalti dan pajak kepada pemerintah mencapai 893 juta dolar AS.

JAKARTA -- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) membungkus pendapatan sebesar 3,99 miliar dolar AS pada 2021. Pendapatan perseroan pada tahun lalu berhasil tumbuh 58 persen dibandingkan pendapatan pada 2020.  

Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir meyakini pemulihan ekonomi global akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan pada tahun ini. Meski begitu, perseroan tetap waspada terhadap dampak pandemi dan juga dinamika ekonomi global.

"Kami senantiasa meningkatkan keunggulan operasional, pengendalian biaya, dan melakukan efisiensi sehingga mampu mempertahankan keberlanjutan bisnis jangka panjang," ujar Garibaldi melalui keterangan tertulis, Kamis (3/3).

Dengan kinerja positif tersebut, Adaro berhasil mengantongi laba sebesar 1,25 miliar dolar AS. Garibaldi menilai, kenaikan pendapatan salah satunya disebabkan kenaikan harga jual batu bara.

"Kondisi pasar yang kondusif menopang kenaikan pendapatan perusahaan pada 2021. Dari kenaikan pendapatan ini kami bisa meningkatkan kontribusi kami kepada negara melalui royalti dan pajak," ujar Garibaldi.

Garibaldi mengatakan, pada tahun lalu perusahaan menyetorkan royalti dan pajak kepada pemerintah mencapai 893 juta dolar AS. Kenaikan pendapatan ditopang oleh kenaikan harga batu bara dunia yang hampir mencapai 70 persen dibandingkan 2020.

Dari sisi produksi dan penjualan, perseroan justru mencatatkan penurunan dibandingkan 2020. Adaro memproduksi 52,7 juta ton batu bara pada 2021 atau turun tiga persen dibandingkan 2020. Sedangkan, dari sisi penjualan, perusahaan menjual 51,58 juta ton batu bara, turun lima persen dibandingkan realisasi penjualan pada 2020.

Harga batu bara dunia melonjak tajam pada awal Maret 2022. Harga batu bara dunia bahkan mencapai 440 dolar AS per ton pada Selasa (1/3). Merespons kondisi tersebut, Adaro belum melakukan perubahan rencana produksi.

Head of Corporate Communication Adaro Febriati Nadira menjelaskan, perusahaan masih akan mempertahankan target produksi sesuai rencana, yakni sebesar 58-60 juta ton pada tahun ini. "Harga batu bara tidak dapat kami prediksi karena itu kami akan terus memaksimalkan upaya untuk fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, serta menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid," ujar Febriati.

Febriati menekankan, Adaro akan terus mencermati kondisi pasar global yang fluktuatif dengan tetap menjalankan kegiata operasi sesuai rencana. Adaro juga terus fokus untuk mempetahankan margin yang sehat dan kelancaran pasokan ke pelanggan.

Khusus untuk pasar ekspor, Febriati mengatakan, perusahaan terus menjaga pengiriman ke negara tujuan yang selama ini menjadi pelanggan setia. "Kami masih menjaga ekspor di wilayah Asia Tenggara, Cina, Asia Timur, India, dan Selandia Baru. Adaro juga akan senantiasa mengikuti ketentuan DMO," kata Febriati.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat