Perkembangan Indeks Harga Konsumen Februari 2022 | bps.go.id

Ekonomi

Potensi Lonjakan Harga Diwaspadai

Produksi beras Januari-April 2022 diperkirakan naik 7,7 persen (yoy).

JAKARTA -- Pemerintah mewaspadai sejumlah potensi lonjakan harga yang dapat terjadi pada bulan ini. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, pemerintah melalui tim pengendalian inflasi pusat dan daerah telah siap dengan sejumlah kebijakan dan program yang akan diterapkan.

"Keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif untuk menghindarkan masyarakat dari belanja berlebihan yang bisa menaikkan harga," kata Iskandar kepada Republika, Selasa (3/1).

Pemerintah tetap mewaspadai inflasi pangan meski terjadi deflasi pada Februari 2022 sebesar 0,02 persen. Iskandar mengatakan, pada Januari lalu, harga minyak goreng cukup tinggi. Akan tetapi, berkat kebijakan harga eceran tertinggi (HET) yang diterbitkan Kementerian Perdagangan, harga secara signifikan telah turun.

Di sisi lain, aparat penegak hukum juga mulai menindak para oknum penimbun minyak goreng. Hal itu turut mendorong penurunan harga di pasar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto mengatakan, dengan tingkat inflasi 0,02 persen secara bulanan, inflasi tahunan mencapai 2,06 persen. "Penyumbang deflasi utama terkait harga-harga komoditas, seperti minyak goreng, telur ayam ras, serta daging ayam ras," kata Setianto.

Setianto menjelaskan, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi 0,84 persen sehingga memberikan andil deflasi pada Februari sebesar 0,22 persen. Secara lebih detail, komoditas yang paling besar menyumbang deflasi yakni minyak goreng dengan andil sebesar 0,11 persen. Komoditas selanjutnya yakni telur ayam ras yang memberikan andil deflasi 0,10 persen. BPS mencatat, terdapat surplus produksi telur sehingga pasokan meningkat dan berdampak pada penurunan harga komoditas.

photo
Warga mengantre untuk membeli minyak goreng saat operasi pasar minyak goreng di Kantor Bulog Cabang Bandung, Jalan Cipamokolan, Kota Bandung, Kamis (24/2/2022). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung bersama Perum Bulog menyediakan 3.600 liter minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter bagi masyarakat dengan maksimal pembelian empat liter. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Ekonom Indef Rusli Abdullah mengatakan, minyak goreng memang memiliki peran strategis di sektor pangan karena dikonsumsi oleh seluruh golongan. Tak hanya rumah tangga, pelaku usaha restoran dari kelas bawah hingga menengah atas juga menggunakan minyak goreng.

Rusli tak menampik, banyak komoditas pangan lain yang sedang mengalami kenaikan harga, seperti kedelai, daging sapi, dan bawang merah. Akan tetapi, karena posisi minyak goreng yang lebih strategis, kenaikan-kenaikan harga pangan lain tidak terlihat pada angka inflasi. "Memang ini terjadi deflasi di tengah tren kenaikan harga," katanya.

Meski demikian, deflasi pada Februari tetap perlu diwaspadai. Sebulan menjelang Ramadhan, harga-harga pangan kemungkinan mengalami lonjakan harga, terutama untuk komoditas hortikultura, telur dan daging ayam ras, serta daging sapi dan kerbau.

Produksi beras

BPS memprediksi terdapat peningkatan luas panen padi periode Januari-April 2022. Peningkatan tersebut secara langsung akan mengerek kenaikan produksi gabah kering giling (GKG) serta produksi beras nasional.

Setianto menyampaikan, berdasarkan hasil penghitungan kerangka sampel area (KSA), total luas panen Januari-April tahun ini diperkirakan mencapai 4,81 juta hektare (ha). "Secara persentase, ini mengalami kenaikan 8,58 persen dari luas panen Januari-April 2021 seluas 3,43 juta ha," kata Setianto.

Seiring dengan proyeksi kenaikan luas panen musim pertama tahun ini, total produksi gabah kering giling (GKG) diperkirakan tembus 25,4 juta ton. Angka itu meningkat sebesar 7,7 persen dibandingkan dengan produksi periode sama tahun lalu yang hanya 23,58 juta ton.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badan Pusat Statistik (bps_statistics)

Kenaikan pada GKG lantas akan berdampak pada bertambahnya produksi beras di level hilir. BPS mencatat, produksi beras Januari-April 2022 diperkirakan sebanyak 14,63 juta ton atau naik 7,7 persen dari Januari-April 2021 sebesar 13,58 juta ton.

Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menilai situasi lapangan saat ini mendukung adanya peningkatan produksi. Meski begitu, Said meminta pemerintah dapat menjaga kekondusifan produksi dengan menjaga ketersediaan pupuk untuk petani.

Said menuturkan, cuaca selama 2021 cenderung mengalami kemarau basah sehingga membuat banyak daerah sentra produksi memiliki cadangan air. Hal itu memacu para petani untuk tanam lebih cepat sehingga produksi beras mengalami kenaikan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat