Warga mengungsi saat banjir merendam Chinderah, New South Wales Utara, Australia, Senin (1/2/2022). | EPA-EFE/JASON O?BRIEN

Internasional

Australia Antisipasi Banjir Terburuk

Banjir ini kemungkinan yang terburuk di Australia sejak 2011.

BRISBANE -- Puluhan ribu warga Australia telah diperintahkan untuk mengungsi dari rumah pada Selasa (1/3). Mereka diminta mengantisipasi kemungkinan banjir terburuk dalam belasan tahun terakhir.

Air menenggelamkan sejumlah kota dan jembatan di dua negara bagian, yaitu Queensland dan New South Wales (NSW), sejak pekan lalu. Banjir mengalir ke arah selatan, sementara hujan lebat dan kemungkinan banjir bandang diperkirakan dapat terjadi di Sydney.

"Sistem cuaca ini amat berdampak. Mungkin kita akan melihat kondisi yang serupa di pantai Sydney dan sejumlah gejalanya telah kita alami saat ini," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Selasa.

photo
Foto lansiran Fraser Coast Regional Council, menunjukkan banjir merendam jalan dan rumah-rumah di Maryborough, Australia, Senin (28/2/2022). - (Queensland Fire and Emergency Services via AP)

Helikopter militer mengangkut warga yang terjebak banjir melalui udara. Setidaknya 10 orang meninggal akibat banjir ini. Korban terakhir adalah perempuan berusia sekitar 80 tahun, yang ditemukan dalam bangunan yang tergenang.

Sejumlah warga bersama hewan peliharaan, menghabiskan berjam-jam terperangkap di atap rumah dalam beberapa hari terakhir. Mereka tinggal di permukiman dekat sungai yang deras di Kota Lismore di NSW. Puluhan mobil terjebak di sebuah jembatan di kota terdekat Woodburn dengan kedua pendekatan jembatan terendam pada Senin (28/2).

Hingga 50 orang diselamatkan dari jembatan pada Selasa pagi. "Kami tidak sanggup mengeluarkan mereka dalam kondisi gelap, jadi kami hanya harus memastikan bahwa mereka terlindung. Baru pagi ini kami mengeluarkan mereka semua," ujar Komandan Layanan Darurat Negara Bagian Woodburn Ashley Slapp.

photo
Warga mengungsi saat banjir merendam Chinderah, New South Wales Utara, Australia, Senin (1/2/2022). - (EPA-EFE/JASON O?BRIEN )

Air banjir bergerak ke selatan ke NSW dari Negara Bagian Queensland. Ini terhitung sebagai bencana terburuk di wilayah tersebut, sejak peristiwa sebelumnya pada 2011. Banjir saat itu dinilai terparah dalam satu abad.

Perdana Menteri NSW Dominic Perrottet mengatakan, ada seribu operasi penyelamatan di negara bagiannya pada Selasa dan lebih dari 6 ribu permohonan bantuan kepada pihak berwenang. Menurut dia, 40 ribu orang telah diperintahkan untuk mengungsi, sementara 300 ribu lainnya ditempatkan di bawah peringatan evakuasi.

"Kami akan melakukan segalanya ... kami harus bisa membuat semua orang selamat," kata Perrottet.

Disrupsi alam

Badan panel ilmuwan PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), pada Senin melaporkan, sebagian besar Australia telah kehilangan 20 persen dari curah hujannya. Ditambah ada pula risiko kebakaran negara itu telah melampaui skenario terburuk yang berkembang hanya dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun terpanas dan terkering di Australia adalah 2019 yang berakhir dengan kebakaran hutan yang menghancurkan di seluruh Australia tenggara. Kebakaran tersebut secara langsung menewaskan 33 orang dan 400 orang lainnya tewas akibat asap.

Kebakaran juga menghancurkan lebih dari 3 rumah dan meruntuhkan 47 juta hektare lahan pertanian dan hutan. Namun, dua pola cuaca La Nina sejak itu membawa curah hujan di atas rata-rata ke wilayah yang sama.

Laporan IPCC setebal 3.675 halaman juga menyebutkan, hampir separuh populasi dunia dalam kondisi rentan terhadap iklim yang kian berbahaya. Sepertiga bagian dari planet Bumi harus dilestarikan demi menjamin pasokan makanan dan ketersediaan air bersih pada masa depan.

"Adaptasi dapat menyelamatkan nyawa," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, seiring dirilisnya laporan IPCC ini. "Karena dampak iklim memburuk --dan akan terus demikian-- maka meningkatkan investasi akan amat penting demi bertahan hidup. Penundaan hanya akan berakibat kematian," katanya, mengacu pada investasi penyelamatan Bumi.

Utusan Amerika Serikat untuk Perubahan Iklim John F Kerry mengatakan, langkah yang dilakukan dunia saat ini amat sedikit. Laporan IPCC ini seharusnya menjadi "cetak biru" untuk mengambil tindakan.

"Menyangkal dan menunda-nunda bukanlah strategi, melainkan itu (ibarat) resep terjadinya bencana," kata Kerry.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat