Ilustrasi taman baca sebagai bentuk CSR yang inspiratif. | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

CSR

Taman Baca: Bentuk CSR yang Mencerdaskan

Daripada CSR hanya bersifat monumental, lebih baik membangun taman baca atau mendonasikan buku bacaan.

Budaya membaca di Indonesia masih rendah. Di samping karena minat yang masih minim, sarana dan prasarananya juga masih kurang. Itu termasuk gedung perpustakaan maupun buku-buku bacaannya.

Padahal, budaya membaca merupakan salah satu yang harus dimiliki seseorang. Karena itu, penting sekali adanya kegiatan CSR BUMN atau perusahaan swasta dalam bidang literasi. Sumbangan bisa dalam bentuk membangun perpustakaan dan memberikan sumbangan buku. Sumbangan buku bisa diberikan kepada lembaga-lembaga perpustakaan daerah, perpustakaan sekolah, perpustakaan masjid, perpustakaan masyarakat, dan lain-lain.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek), Zulfikri Anas, mengatakan, CSR BUMN maupun perusahaan swasta dalam bidang literasi sangat penting. “Ini sebagai salah satu bentuk konsistensi kita mewujudkan amanat undang-undang bahwa pendidikan itu tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, termasuk dunia usaha. Kegiatan ini sangat strategis sebagai upaya meningkatkan minat baca kita yang saat ini masih tergolong rendah," ujarnya kepada Republika, Ahad (27/2). 

Di samping itu, hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan distribusi buku ke masyarakat yang selama ini dirasakan masyarakat belum merata. "Melalui CSR ini, keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menyediakan dan mendistribusikan buku dapat diatasi," ujarnya.

Menurut Zulfikri, upaya tersebut perlu terus digalakkan karena adanya tuntutan kehidupan pada era digital dan era society 5.0. "Masyarakat harus disuguhi bacaan-bacaan yang bermanfaat dan menginspirasi untuk memberdayakan segala kekuatan yang ada dalam dirinya, olah pikir, olah karsa, olah hati, dan olah ragawinya," tambahnya.

Ketua Yayasan Perguruan Al-Iman, H E Afrizal Sinaro, menambahkan, sudah selayaknya BUMN dan  BUMD maupun perusahaan swasta memperbanyak kegiatan CSR-nya dalam bentuk sumbangan buku bagi masyarakat, terutama sekali bagi masyarakat Indonesia di daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T). “Hampir bisa dipastikan buku bacaan untuk masyarakat di daerah tersebut tidak tersedia, baik di perpustakaan desa, masjid, puskesmas, maupun di perpustakaan sekolah,” kata Afrizal kepada Republika, Sabtu (26/2). 

Pemerintah daerah kabupaten perlu menggandeng BUMN, BUMD, maupun swasta dan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) untuk menyediakan buku-buku bacaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. 

"Kalau kerja sama ini bisa berjalan dengan baik, maka usaha pemerintah dalam meningkatkan kapasitas literasi masyarakat akan dapat terwujud untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan khususnya peningkatan SDM," ujar pria yang menjabat sebagai Pengurus Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi) dan anggota Dewan Pertimbangan Ikapi Pusat.

 

photo
Menteri BUMN Erick Thohir berbincang dengan salah satu murid saat melakukan kunjungan kerja di SDN Cikuya III, Tangerang, Banten, Ahad (12/9/2021). Dalam kunjungan tersebut Menteri BUMN memberikan bantuan sarana dan prasarana pendidikan kepada 10 Sekolah Dasar di Kabupaten Tangerang, bantuan 25 taman bacaan masyarakat di Provinsi Banten serta meninjau lokasi wisata Taman Tebing Koja. - (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Perbanyak ke berbagai wilayah

Pendiri Taman Baca Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka Bogor Syarifudin Yunus mengatakan,  keterlibatan BUMN dan swasta dalam kegiatan CSR berbasis literasi (taman bacaan atau perpustakaan) sangat penting. Ia mengatakan, CSR adalah bagian dari tanggung jawab BUMN dan swasta kepada masyarakat. "Bila perlu, CSR dalam bentuk literasi diperbanyak ke berbagai wilayah," kata Syarifudin kepada Republika, Sabtu (26/2).

Menurut dia, literasi dan buku bacaan, saat ini satu-satunya kegiatan yang bisa mengerem anak-anak dan masyarakat dari dampak negatif gawai dan tontonan TV. "Daripada CSR hanya bersifat monumental, lebih baik membangun taman bacaan atau mendonasikan buku bacaan," ungkapnya seraya menambahkan bahwa di Indonesia masih banyak daerah yang tidak punya akses buku bacaan. 

Ia mengatakan, publik harus mengetahui, tidak ada minat baca tanpa ada akses bacaan. Maka yang harus diperbanyak adalah tempat-tempat mengakses bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan. 

"Tidak mungkin ada minat baca tanpa ada akses, itulah kata kuncinya. Karena itu, kehadiran perpustakaan, taman bacaan atau buku sangat bermanfaat. Dekatkan buku-buku kepada anak-anak dan masyarakat umum," paparnya.

Manfaat buku

Zulfikri Anas menjelaskan manfaat buku sangat banyak. Buku tidak saja menjadi sumber informasi tentang berbagai hal dan ilmu pengetahuan, tapi juga menjadi sumber inspirasi bagi setiap siswa. Hal ini berguna untuk mengembangkan potensi, imajinasi, daya nalar informasi, dan media bagi para siswa untuk mengenal lebih mendalam terhadap berbagai fenomena alam dan kehidupan. Ini sejalan dengan esensi pendidikan, yaitu membimbing setiap anak untuk melewati perjalanan dari dalam hati dan pikiran mereka untuk mengenal dunia dan menjadikan dirinya sebagai seseorang dalam kehidupan. 

"Dengan hadirnya perpustakaan atau buku-buku yang menginspirasi tersebut, para siswa memiliki ruang yang seluas-luasnya untuk mengembangkan diri, meng-eksplor semua kekuatan yang dia miliki," ujarnya. Sehingga, kata dia, mereka mampu menjadikan dirinya sebagai manusia yang sesungguhnya, makhluk berpikir yang memiliki kemampuan prakarsa, dan hati nurani.

"Harapan kita ke depan, upaya-upaya nyata yang dilakukan oleh berbagai perusahaan melalui CSR ini lebih menjangkau anak-anak di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan mengakses buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan mereka," tambah Zulfikri.

Afrizal yang juga merupakan ketua Dewan Pembina Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) menambahkan, tentunya untuk memenuhi koleksi bacaan masyarakat, Ikapi perlu menyiapkan buku-buku dengan kategori agama, karakter, budaya, atau sejarah atau kearifan lokal, gizi atau kesehatan, novel atau cerpen remaja, motivasi dan buku cerita bergambar untuk anak-anak.

Syarifudin Yunus menambahkan, secara prinsip, buku-buku yang diperlukan taman bacaan atau perpustakaan adalah buku-buku bacaan seperti ensiklopedia, sains dan pengetahuan, akhlak dan religi, komik edukatif, dongeng, dan novel. "Asal jangan buku pelajaran sekolah," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat