Warga mengantri unutk menjalani tes Covid-19 di Hong Kong, Kamis, 24/2/2022). | AP/Vincent Yu

Internasional

Korsel Punya Kebijakan Baru Soal Bukti Vaksin dan Tes

Fasilitas ruang jenazah di rumah sakit dan fasilitas pemakaman umum di Hong Kong terisi penuh.

SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) tidak akan lagi mewajibkan bukti vaksin Covid-19 dan tes negatif antigen jika ingin memasuki fasilitas umum yang tertutup. Aturan ini mulai berlaku Selasa (1/3), meski tingkat rawat rumah sakit dan kematian masih tinggi.

"Kami telah mempertimbangkan untuk fokus pada sumber daya kesehatan masyarakat untuk mengetes hanya pada kelompok berisiko tinggi dan menangani orang yang sudah dites positif," kata pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Korsel, Park Hyang, Senin (28/2).

Pekan lalu, sekitar 250 ribu orang dites setiap harinya secara gratis di fasilitas kesehatan umum dan pusat tes. Menurut Kemenkes, saat hasilnya keluar dalam 24 jam, separuhnya menunjukkan hasil negatif.

Sejak Desember, warga Korsel diminta menunjukkan status vaksin mereka melalui aplikasi telepon selular atau hasil tes negatif. Ini berlaku jika mereka ingin memasuki tempat seperti restoran, kedai kopi, tempat kebugaran, dan karaoke.  

Dengan membatalkan aturan yang mengharuskan "lolos antiepidemi", maka para tenaga kesehatan (nakes) tidak lagi menangani sekitar 800 ribu pasien Covid-19 yang menderita gejala ringan dan sedang. Para pasien itu sedang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mengurangi beban rumah sakit.

Menurut Park, pemerintah belum berencana memberlakukan kembali aturan tersebut, kecuali ada perubahan besar pada kondisi pandemi. Misalnya, adanya varian baru virus korona.

Pada Senin, Kemenkes Korsel mengumumkan angka kematian harian mencapai rekor yaitu 114 orang. Lebih dari 710 pasien dalam kondisi kritis, atau naik dari angka pada pertengahan Februari yaitu pada kisaran 200-300 orang. Separuh dari kapasitas Unit Perawatan Intensif di seluruh Korsel dilaporkan terisi setengahnya.

Penuh terisi

Dalam perkembangan lain di Hong Kong, fasilitas ruang jenazah di rumah sakit dan fasilitas pemakaman umum terisi penuh, Senin. Menurut Hospital Authority, ini terjadi akibat kematian akibat Covid-19 mencapai rekor. Pada Senin, Hong Kong mencatat 34.466 kasus harian baru dan 87 kematian di wilayah dengan populasi 7,6 juta jiwa ini.

photo
Warga mengantri untuk menjalani tes Covid-19 do Seoul, Korea Selatan, Selasa (25/1/2022). - (AP/Lee Jin-man)

"Tempat penyimpanan di ruang jenazah rumah sakit telah mencapai kapasitas penuh," kata Hospital Authority, Senin.

Sementara itu nasib asisten rumah tangga (ART) memprihatinkan. Mereka dipecat majikan atau terlantar saat diketahui positif Covid-19.

Saat ini Hong Kong mempekerjakan sekitar 340 ribu ART, sebagian besar dari Filipina atau Indonesia. Berdasarkan undang-undang Hong Kong, ART tersebut harus tinggal di rumah majikan mereka.

Serikat pekerja rumah tangga di Hong Kong mengatakan, pekan lalu saja ada 20 aduan kasus. Para ART itu mengaku dipecat karena positif Covid-19. Meski Kementerian Tenaga Kerja Hong Kong mengingatkan bahwa pemecatan ART karena terinfeksi virus korona adalah pelanggaran.

"Saya tertekan, putus asa, dan cemas karena saya di negara asing," kata seorang ART yang menolak disebutkan jati dirinya. Majikan memberinya obat, namun memintanya untuk keluar dari rumah dan mencari tempat penampungan, agar tidak menulari sang majikan dan keluarganya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat