Sate Sumsum, Pa OO, Surya Kencana, Bogor, Jawa Barat. | Republika/Adhi Wicaksono

Bodetabek

Sensasi Gurih Satai Sumsum Sapi Pak Oo di Suryakencana

Satai sumsum sapi Pak Oo menjadi destinasi wisata kuliner menarik di Kota Bogor.

 

Aroma daging sapi bakar yang khas menyeruak dari satu titik di kawasan pecinan Jalan Suryakencana, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, pada awal pekan ini. Aroma tersebut datang dari sebuah warung satai, bernama Sate Sapi Pak Oo.

Bukan hanya satai daging sapi, berjajar satai sumsum, satai ginjal, dan satai hati sapi yang tengah dibakar. Waktu menunjukkan pukul 15.30 WIB kala itu, seorang pria tua tampak sibuk mengipas sate yang sedang dibakar di atas tungku arang.

Sosok itu adalah Ahmad Saefudin atau Ending (61 tahun), generasi ketiga yang meneruskan usaha Sate Sapi Pak Oo. Nama Pak Oo sendiri diambil dari nama kakek Ending yang sudah berjualan satai sapi sejak 72 tahun lalu, tepatnya dari 1950.

Awalnya Sate Sapi Pak Oo hanya dijual dengan dipikul berpindah-pindah dari jalan ke jalan. Lambat laun, Pak Oo bisa berjualan di sebuah tenda dengan penerangan lampu petromak. Hingga kemudian warung satai yang menjual jeroan tersebut beroperasi di sebuah toko di Kelurahan Babakan Pasar, bersamaan dengan Nasi Goreng Guan Tjo dan bubur kacang hijau sejak 1960.

“Jadi, ini jualannya kakek, Pak Oo, tahun 1950. Turun ke bapak, lalu turun ke saya, generasi ketiganya. Waktu itu kakek jualan dari masih pikulan, pindah ke tenda pakai lampu minyak, sampai punya toko,” kata Ending sambil mengaduk bumbu kacang khas Sate Sapi Pak Oo.

photo
Sate Sumsum, Pa OO, Surya Kencana, Bogor, Jawa Barat. - (Republika/Adhi Wicaksono)

Sumsum yang digunakan pada satai sumsum merupakan sumsum tulang belakang sapi, dari bagian leher ke ekor. Sumsum tersebut biasa disebut sebagai otot sumsum. Berbeda dengan sumsum kaki sapi yang biasa dimakan dengan cara diseruput, sumsum yang digunakan di Sate Sapi Pak Oo memiliki tekstur yang kenyal dan lembut. Sumsum sapi berwarna putih itu dipotong-potong sebesar 2 x 2 sentimeter, dan ditusuk dengan tusuk satai.

Rasa sumsum yang gurih, berpadu dengan gurihnya bumbu kacang. Menurut Ending, satai sumsum sapi enak dimakan selagi hangat, ditemani dengan lontong atau nasi.

Setiap harinya, Sate Sapi Pak Oo dapat menghabiskan 250 tusuk satai baik dari daging, sumsum, ginjal, juga hati. Sebanyak 50 buah lontong ludes dalam sehari dinikmati bersama dengan satai.

“Tapi yang paling laku ini, sumsum sapi,” ujarnya seraya mengipas deretan sate sumsum berwarna putih di tungku arang.

Seporsi berisi 10 tusuk satai Sate Sapi Pak Oo dibanderol seharga Rp 40 ribu. Setiap hari, Sate Sapi Pak Oo mulai buka pukul 15.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Tak jarang, dalam waktu 30 menit satai dagangan Ending sudah ludes diserbu pembeli.

Salah seorang pengunjung asal Kota Bogor, Ulfah (55), sangat menyukai satai sumsum sapi di Sate Sapi Pak Oo. Rasa sumsum tulang belakang yang dicicipi, mengingatkannya pada kampung halaman. Apalagi, bumbu kacang yang disajikan menambah gurih rasa sumsum yang dibakar hingga matang.

“Enak, tapi sayang ya (ukurannya) kecil-kecil,” ujarnya sambil tertawa.

“Enak kok tapi, bener. Bumbu kacangnya banyak dan bikin makin gurih,” lanjutnya.

photo
Sate Sumsum, Pa OO, Surya Kencana, Bogor, Jawa Barat. - (Republika/Adhi Wicaksono)

Sementara itu, Fadil (28), baru pertama kali mencicipi sumsum ketika makan di Sate Sapi Pak Oo. Biasanya, ia hanya menikmati daging sapi dan enggan mencoba jeroan.

Namun, kali ini ia merasa penasaran lantaran satai sumsum ini kerap dibicarakan di media sosial, baik Instagram maupun Youtube. Ia pun datang dari Jakarta Selatan ke Kota Bogor, setelah sebelumnya memesan satai sumsum dan satai daging sapi melalui pesan singkat Whatsapp.

“Unik rasanya. Waktu masuk mulut nggak meleleh kayak gajih, tapi lebih lembut dari gajih. Tapi gurih, aneh sih. Tapi bakal mau coba lagi,” kata dia.

Selain sumsum, Fadil juga mencicipi satai daging sapi. Menurut dia, pilihan daging sapi dan cara memotong daging di Sate Sapi Pak Oo membuat tekstur satainya mudah dikunyah. Daging yang digunakan di Sate Sapi Pak Oo adalah daging has dalam.

“Dagingnya nggak keras loh. Rasa gurih sapinya masih kerasa. Walaupun makan terpisah sama bumbu kacangnya, rasanya masih enak banget,” kata pria berkacamata ini. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by kuliner makanan jajanan (paradekuliner)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat