Petugas melakukan perawatan panel surya di atap Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (31/7/2019). Berdasarkan rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) dengan potensi tiga gigawatt untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, PT Peru | ANTARA FOTO

Ekonomi

AP II Kaji Pasang PLTS Atap di Bandara

AP II menilai PLTS atap di bandara akan berdampak pada efisiensi.

JAKARTA — PT Angkasa Pura II (Persero) tahun ini memasuki tahap kedua dalam menyiapkan masterplan Eco Airport 2021-2030. Operator bandara pelat merah itu sedang mengkaji pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di sejumlah bandara yang dikelola pada tahun ini. 

“Rencana Implementasi PLTS Atap tahap kedua dengan potensi kapasitas sebesar 3,7 megawatt peak (MWp). Saat ini, sedang dalam kajian teknis,” kata Direktur Teknologi AP II Agus Wialdi kepada Republika, Ahad (20/2). 

Agus menjelaskan, rencananya pada tahun ini PLTS atap akan dipasang di tujuh bandara milik AP II. Ketujuh bandara tersebut, yakni Bandara Soekarno-Hatta dengan potensi kapasitas 910,1 kilowatt peak (KWp), Bandara Kualanamu Medan dengan potensi kapasitas 908,1 KWp, Bandara Minangkabau dengan potensi kapasitas 470 KWp, dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dengan potensi kapasitas 600 KWp.

Termasuk juga Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh dengan potensi kapasitas 340 KWp, Bandara Supadio dengan potensi kapasitas 330 KWp, dan Bandara Halim Perdanakusuma dengan potensi kapasitas 227,3 KWp.

Agus mengatakan, rencananya PLTS atap akan ada di semua bandara dan masih terus dikaji dengan pihak terkait. “Kajian ini baik terkait dengan daya terpasang PLN juga menyangkut ekspor impor daya juga intensitas cahaya matahari dan lainnya,” ujar Agus. 

Agus memastikan, dalam melaksanakan proyek tersebut, AP II masih sama seperti tahun lalu dalam pendanaan penerapan Eco Airport. Ia menyampaikan, AP II akan melaksanakan penerapan PLTS fase kedua dengan skema bisnis kerja sama dalam bentuk sewa dengan investor. “Penerapan PLTS pada tahapan saat ini nanti tanpa dana sendiri dari AP II,” kata Agus. 

Sebelumnya, AP II sudah menerapkan PLTS atap di tiga bandaranya pada 2021. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, PLTS pada fase pertama dipasang di atap bangunan sejumlah gedung di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu, dan Bandara Banyuwangi dengan kapasitas 1,83 MWp. 

Selanjutnya, pada fase kedua pada 2022, AP II merencanakan penggunaan PLTS atap mencapai EBT 3,78 MWp. Lalu, pada fase ketiga, yaitu 2023-2025 direncanakan pemanfaatan PLTS di atas tanah (ground mounted) berkapasitas 18,69 MWp dan PLTS terapung (floating) berkapasitas 1,8 MWp.

Terkait penggunaan teknologi kelistrikan, AP II saat ini juga telah membangun sistem yang dinamakan Monitoring System of Airport and Non-Airport Threshold Electrical Infrastructure. Awaluddin mengatakan, sistem tersebut dibuat untuk mengendalikan dan memonitor secara real-time penggunaan energi di lingkungan AP II. 

Awaluddin menilai, penggunaan EBT yang sangat efisien dari sisi biaya akan sangat membantu bandara dalam menghadapi tantangan akibat pandemi Covid-19. Dia menuturkan, listrik merupakan salah satu kontributor terbesar biaya operasional di bandara.

“Penggunaan teknologi dan keunggulan dari sisi biaya membuat pemanfaatan EBT dapat meningkatkan daya saing bandara-bandara AP II di era Industri 4.0,” ujar Awaluddin.

Sementara itu, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bob Saril mengatakan, transisi ke pemanfaatan EBT memerlukan dukungan seluruh pihak. Bob menilai, dalam transisi tersebut membutuhkan kerja sama komponen masyarakat yang sangat penting.

“Adanya kerja sama dalam hal regulasi, masalah pendanaan, serta teknologi yang juga harus mendukung,” kata. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Direktorat Jenderal EBTKE (djebtke)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat