ILUSTRASI Ada tiga golongan yang berbeda-beda dalam menerima Alquran. Pembuatan mushaf isyarat akan berlangsung selama tiga tahun. | DOK PXHERE

Khazanah

Kemenag akan Buat Alquran Berbahasa Isyarat

Pembuatan mushaf isyarat ini akan berlangsung selama tiga tahun.

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) sedang menyusun pedoman membaca mushaf Alquran berbahasa isyarat untuk penyandang disabilitas sensorik rungu dan wicara (PDSRW). Pembuatan mushaf isyarat ini akan berlangsung selama tiga tahun, mulai dari membuat pedoman membaca hingga membuat mushaf isyarat 30 juz.

"Kalau mushafnya (saat ini) belum dibuat, kita baru menyusun pedomannya, setahun ini kita mau menyusun pedoman cara membacanya seperti Iqra dan juz Amma, tahun depannya baru menyusun mushafnya," kata Koordinator Bidang Pentashihan Mushaf Alquran Kemenag, Ustaz Deni Hudaeny Ahmad Arifin, kepada Republika, Kamis (17/2).

Ia menyampaikan, pedoman membaca mushaf isyarat sudah jadi tahun ini. Selanjutnya membuat juz Amma dan mushaf isyaratnya secara bertahap. “Kemungkinan nanti satu juz Alquran dibuat satu jilid karena akan tebal. Jadi, 30 juz Alquran akan dibuat beberapa jilid,” katanya.

Selain berbentuk buku, mushaf isyarat ini akan dibuat dalam bentuk aplikasi android dan dalam bentuk buku elektronik (e-book) supaya nanti bisa lebih masif penggunaannya. Gambaran dari mushaf Alquran ini yaitu di bagian atas teks ada ayat Alquran, sementara di bagian bawahnya tertera gambar tangan isyaratnya.

"Misalkan, bismillahirahmanirahim, bismi nanti isyarat hurufnya ba, sin, dan mim," katanya.

photo
Santri tuli, Farhat menunjukkan hafalan dengan bahasa isyarat di Pondok Pesantren Tuli Darul Ashom, Sleman, Yogyakarta, Senin (1/2). Di Ponpes Tuli ini, 19 santri putra dan 12 santri putri dengan disabilitas diajarkan hafalan Quran. Kurikulum yang digunakan menggunakan sanad dari Thaif, Arab Saudi. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Untuk membuat mushaf isyarat ini, Kemenag melibatkan 12 tim pakar dari beberapa lembaga yang selama ini membina para penyandang tunarungu dan tunawicara. Ada yang dari Yogyakarta, Temanggung, Bekasi, dan Jakarta. Kemenag juga bersinergi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Sosial (Kemensos).

"Jadi, untuk membuat Alquran (bahasa isyarat) 30 juz targetnya tiga tahun, tahun ini pedoman membacanya atau Iqra serta juz Amma, tahun 2023-2024 membuat mushaf Alquran 30 juz," katanya.

Ustaz Deni juga mengungkapkan latar belakang dibuatnya mushaf isyarat untuk PDSRW ini. Salah satunya, kata dia, karena selama ini umat Islam dinilai belum hadir untuk para penyandang disabilitas sensorik rungu dan wicara. Sementara itu, untuk para penyandang disabilitas netra, pemerintah sejak 1984 melalui Kemenag sudah menetapkan mushaf Alquran standar Braille.

“Kita LPMQ sebagai wakil pemerintah memiliki kewajiban, karena menurut amanat UU penyandang disabilitas itu ada salah satu pasalnya yang mengatakan penyandang disabilitas berhak mendapatkan layanan kitab suci dan lektur keagamaan lainnya,” katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat