Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Pilar Keluarga Bahagia

Keluarga bahagia dunia akhirat dapat diraih dengan membangun fondasi utama.

Oleh MUHAMMAD KOSIM

OLEH MUHAMMAD KOSIM

Keluarga bahagia menjadi impian setiap orang. Kebahagiaan yang diinginkan bukan saja di dunia, tetapi langgeng hingga akhirat. Keluarga bahagia dunia akhirat dapat diraih dengan membangun fondasi utama: agamais dan tiga pilar, yaitu humanis, hirarkis, dan harmonis.

Pernikahan bukan sekadar memenuhi kebutuhan biologis atau urusan syahwat semata, tetapi dalam pernikahan terdapat amanah yang diikat atas dasar ajaran agama: Islam. Allah SWT memerintahkan agar menikah dengan pasangan yang beriman kepada Allah, bukan dengan orang yang musyrik meski menarik hati (QS al-Baqarah [2]: 221).

Berakidah yang benar, beribadah yang taat, dan berakhlak mulia menjadi ciri utama keluarga yang agamais. Kesalehan suami dan istri akan memudahkannya mendidik anak-anak saleh. Jika kesalehan telah terbentuk, keluarga bahagia kekal hingga surga (QS ar-Ra’du [13]: 23).

Agama yang kokoh menjadi landasan tegaknya tiga pilar penting dalam keluarga. Pertama, pilar humanis. Hendaklah keluarga dibina dengan memenuhi kebutuhan diri sebagai manusia seutuhnya. Manusia memiliki dimensi jasmani dan rohani. Dalam keluarga, tidak boleh hanya memperhatikan kebutuhan jasmani, tetapi yang lebih penting adalah aspek rohaninya.

Alquran menggambarkan hubungan suami-istri seperti pakaian ( QS al-Baqarah [2]: 187). Hakikat pakaian bisa berfungsi sebagai perhiasan dan menutup aurat (QS al-A’raf: 26) serta dapat melindunginya dari panas dan dingin ( QS an-Nahl [16]: 81). Begitu indah bahasa Alquran mendorong manusia agar memberikan yang terbaik bagi pasangannya.

Kedua, pilar hirarkis. Dalam Islam, kedudukan laki-laki dan perempuan sama di hadapan Allah SWT. Namun, dalam urusan muamalah, termasuk berkeluarga, dibutuhkan manajemen dan kepemimpinan. Di sinilah pentingnya hirarki, di mana suami menjadi pemimpin bagi istrinya (QS an-Nisa’ [4]: 34).

Istri harus patuh pada suaminya selagi perintah itu tidak bertentangan dengan ketaatan kepada Allah. Sebaliknya suami harus adil, tidak boleh menzalimi dan menyakiti istrinya. Hirarki dalam keluarga bukan tirani suami atas istri. Pilar hirarki diperlukan untuk mengatur keluarga agar tetap berada di jalan yang benar, terhindar dari api neraka (QS at-Tahrim [66]: 6).

Ketiga, pilar harmonis. Keluarga bahagia harus dibina dengan harmonisasi antara suami dan istri bersama anak-anaknya. Inilah keluarga Sakinah (QS ar-Rum [30]: 21) yang berarti tenteram, harmonis, tenang, dan bahagia.

Pupuklah rasa cinta dan kasih sayang karena Allah sehingga hubungan harmonis itu tetap terjaga. Alquran mengajarkan agar suami memperlakukan pasangannya dengan makruf (QS an-Nisa’ [4]: 19).

Ketika ada seorang yang bermaksud menceraikan istrinya dengan alasan dia tidak mencintainya lagi, Umar bin Khattab mengecamnya sambil berkata: “Apakah rumah tangga hanya dibina atas dasar cinta? Kalau demikian, mana nilai-nilai luhur? Mana pemeliharaan, mana amanah yang engkau terima?”

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat