Anggota Dokkes Polres Ciamis menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster kepada warga di Gereja Katolik Santo Yohanes, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (14/2/2022). Vaksinasi yang digelar di Hari Valentine itu bertema | ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Nasional

Presiden: Percepat Dosis Kedua dan Booster

Percepatan vaksinasi lengkap dibutuhkan untuk hadapi gelombang ketiga.

 

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong seluruh kabupaten kota dan provinsi agar fokus dalam percepatan vaksinasi dosis kedua dan booster. Presiden melihat, vaksinasi dosis kedua dan ketiga masih rendah, yakni di bawah 60 persen.

“Saya hanya ingin mendorong agar seluruh kabupaten kota dan provinsi konsentrasi di suntikan yang kedua dan juga suntikan yang ketiga atau booster. Karena dosis kedua dan dosis ketiga ini saya lihat masih banyak yang masih di bawah 60 persen, masih rendah,” ujar Jokowi saat peninjauan vaksinasi Covid-19 secara virtual di 17 provinsi dari Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (18/2).

Ia juga meminta agar vaksinasi terhadap kelompok lanjut usia atau lansia lebih diprioritaskan. Sebab, berdasarkan data yang diterimanya, sebanyak 69 persen pasien omikron yang meninggal merupakan kelompok lansia dan diikuti oleh kelompok masyarakat yang belum divaksin.

photo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 saat pelaksanaan vaksinasi lansia door to door di Kelurahan Plawad, Karawang, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022). Presiden Joko Widodo mengatakan pentingnya percepatan vaksinasi Covid-19 khususnya untuk lansia dan anak dalam pengendalian Covid-19 terutama varian omikron seiring meningkatnya kasus. - (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

“Agar didahulukan yang lansia. Penting sekali,” kata dia. Presiden pun mengingatkan, penularan Covid-19 dapat dikendalikan melalui dua hal utama. Yakni, percepatan vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan, utamanya menggunakan masker.

Presiden pun mengapresiasi percepatan vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan di 17 provinsi ini. Salah satunya, di Boyolali. Bupati Boyolali Said Hidayat melaporkan kepada Presiden terjadi peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya yang cukup cepat dalam empat hari terakhir.

Said memastikan, akan menghadapi situasi kenaikan kasus ini dengan tenang dan melaksanakan langkah-langkah yang diinstruksikan. Terkait capaian vaksinasi Covid-19, Said menyebut, telah mencapai target sasaran 93,91 persen untuk vaksinasi tahap pertama. Sedangkan, untuk vaksinasi tahap kedua telah mencapai sekitar 85 persen.

“Tentunya, langkah-langkah untuk booster baru kita mulai, kami capaian masih terhitung cukup rendah. Akan tetapi, kita mulai kenapa kemarin masih cukup rendah karena kita fokuskan untuk menyelesaikan usia 6-11 tahun terlebih dahulu,” jelas dia.

Percepatan vaksinasi dibutuhkan karena Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga. Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purnawirawan) Alexander K Ginting mengatakan, tren kasus harian Covid-19 selama tiga hari terakhir, yaitu 15 hingga 17 Februari sudah tembus di atas 60 ribu.

"Kemudian, sejak pekan lalu angka kematian harian yang rata-rata 111, tiba-tiba kemarin dilaporkan 206 kasus. Artinya sudah ada penambahan kasus harian Covid-19, kemudian kasus aktif kini di atas 450 ribu, dan angka kematian harian juga meningkat," ujarnya.

Keterisian tempat tidur di rumah sakit, tidak hanya di daerah aglomerasi, tapi juga berbagai provinsi di Indonesia khususnya di Jawa-Bali, mengalami peningkatan. Dengan peningkatan kasus dan kematian saat ini, Satgas Covid-19 mencatat lonjakan kasus Covid-19 terjadi sebanyak tiga gelombang. Alex menyebutkan, gelombang pertama yaitu Januari 2021, gelombang kedua Juli-Agustus 2021, dan gelombang ketiga adalah saat ini.

"Kami belum tahu sekarang apakah naik lagi (bertambah kasusnya), kami juga belum tahu apakah Jawa-Bali sebagai episentrum atau berpindah ke pulau-pulau lain? Kami belum tahu," katanya.

photo
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada seorang anak saat digelar Vaksinasi Covid-19 massal di ruang publik kawasan Sumber Wangi, Kota Madiun, Jawa Timur, Senin (14/2/2022). Badan Intelijen Negara (BIN) berkolaborasi dengan Pemkot Madiun dan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menggelar vaksinasi massal guna mendukung terciptanya kekebalan kelompok dengan target 14 hari sebanyak 12.250 dosis vaksin pertama, kedua dan penguat (booster). - (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Terus meningkatnya kasus bukan mengindikasikan vaksinasi tidak berhasil. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menekankan, vaksin tidak dimaksudkan mengurangi tingkat infeksi.

"Publik perlu memahami bahwa kasus harian yang tinggi sekarang bukan karena vaksin dan booster tidak berhasil," kata Zubairi cicitannya di Twitter @ProfesorZubairi dikutip pada Jumat (18/2).

"Vaksin tak dimaksudkan mengurangi tingkat infeksi, tetapi rawat inap dan tingkat kematian. Tentu harus didukung prokes ketat," sambungnya.

Zubairi mengatakan, jumlah kasus Covid-19 satu pekan terakhir di Indonesia cukup tinggi, sekitar 321.235. Bahkan, Indonesia telah menyalip India dengan menempati peringkat 12, menurut data Worldometers. "Ini menjadi pengingat yang jelas bahwa bukan waktunya untuk lengah dan membiarkan Covid-19 kembali merajalela," tegas Zubairi.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat