Truk melintas saat bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/2/2022). Kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2022 tetap tumbuh kuat sebesar 25,31 persen (yoy) atau sebesar USD 19,16 miliar di tengah meningkatnya risiko dan | ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Tajuk

Pulih Lebih Cepat

Kini, indikator pemulihan ekonomi sudah berjalan, tinggal bagaimana mengakselerasinya.

Indonesia disebut kembali masuk dalam deretan negara dengan pendapatan menengah atas. Ekonomi Indonesia juga diklaim mampu lebih cepat pulih pada masa pandemi Covid-19 dibandingkan saat krisis moneter 1998.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyampaikan dua kabar gembira tersebut. Tentu saja pernyataan keduanya menjadi pertanda perekonomian nasional bakal lepas dari jeratan krisis karena pandemi Covid-19.

Berdasarkan data yang disampaikan menko perekonomian, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tercatat melampaui capaian sebelum pandemi Covid-19. PDB per kapita Indonesia pada 2021 mencapai 4.349 dolar AS atau sekitar Rp 62,2 juta per tahun.

 
Krisis akibat Covid-19 memang merusak sektor kesehatan masyarakat dan perekonomian nasional. 
 
 

Padahal, PDB pada 2019 berada di angka Rp 59,3 triliun per kapita per tahun. Kondisi ini menunjukkan, Indonesia kembali masuk sebagai negara dengan pendapatan menengah atas dari sebelumnya melorot karena terdampak pandemi.

Krisis akibat Covid-19 memang merusak sektor kesehatan masyarakat dan perekonomian nasional. Data tersebut semoga bermakna bahwa Indonesia terlepas dari jebakan kelas menengah atau middle income trap.

Alhamdulillah, kendati pandemi mendera banyak negara yang membuat perekonomian terpuruk, Indonesia tetap tumbuh dengan laju 3,69 persen secara tahunan (yoy) pada 2021. Tentu, kondisi ini menjadi fondasi penting bagi proses pemulihan ekonomi nasional.

Terus membaiknya perekonomian nasional ini didukung permintaan domestik yang meningkat. Sektor produksi naik seiring dengan bangkitnya kepercayaan masyarakat dalam mengonsumsi barang ataupun jasa.

 
Kebijakan apa saja yang diterapkan selama pandemi, mesti dipelajari untuk menjadi bahan dalam mengakselerasi sepanjang tahun ini.
 
 

Dunia usaha kita harapkan betul-betul bergeliat menyambut awal dari pemulihan ekonomi ini. Pemulihan ekonomi yang lebih cepat saat pandemi ketimbang ketika Indonesia menghadapi krisis moneter 1998 menjadi pembelajaran berharga.

Kebijakan apa saja yang diterapkan selama pandemi, mesti dipelajari untuk menjadi bahan dalam mengakselerasi sepanjang tahun ini.

Selama satu tahun lalu, Pemerintah Indonesia menggelontorkan 45,9 miliar dolar AS atau 23,6 persen dari total belanja 2021, untuk mendukung pemulihan ekonomi. Hasilnya tidak mengecewakan karena perekonomian tumbuh 3,69 persen pada 2021.

Padahal, pada 2020 saat awal pandemi, perekonomian mengalami kontraksi hingga minus 2,07 persen. Momentum pemulihan ekonomi ini mesti terus dikawal dari segala arah, baik itu dari sektor produksi, penawaran, maupun permintaan.

Tak lepas juga untuk dijaga adalah sektor manufaktur, perdagangan, dan harga komoditas. Begitu juga, peran ekspor yang cukup signifikan mendongkrak pemulihan ekonomi nasional, seiring dengan membaiknya perdagangan global.

 
Semua pemangku kepentingan yang terkait kebijakan fiskal ataupun moneter mesti menjaga momentum peningkatan produktivitas ini.
 
 

Indikator perekonomian yang membaik, bahkan melewati level sebelum pandemi ini harus terus dirawat. Tantangan ke depan mesti dihadapi dengan mengeluarkan kebijakan, yang seefektif mungkin dalam meredam dampak pandemi.

Target pemerintah yang mematok pertumbuhan ekonomi tahun depan pada kisaran 5,3-5,9 persen, membutuhkan dukungan semua pihak. Apalagi, rentang pertumbuhan ini lebih tinggi ketimbang pada 2022, yakni 5-5,5 persen.

Semua pemangku kepentingan yang terkait kebijakan fiskal ataupun moneter mesti menjaga momentum peningkatan produktivitas ini. Transformasi dan reformasi ekonomi yang inklusif juga berkelanjutan menjadi keniscayaan pada era digital. Sektor konsumsi dan investasi harus meningkat seiring sejalan. Kita berharap, peningkatan PDB yang menaikkan kembali Indonesia sebagai negara kelas menengah atas tidak hanya tercatat dalam angka.

Demikian pula, kita berharap, kenaikan tersebut tak hanya bisa dinikmati segelintir kelompok kelas sosial atau elite masyarakat tertentu. Sektor usaha mikro kecil menengah yang menjadi bagian terbesar perekonomian nasional mesti mendapatkan keuntungan yang juga besar. 

Kini, indikator pemulihan ekonomi sudah berjalan, tinggal bagaimana mengakselerasinya. Gotong royong dan kolaborasi serta sinergi semua pihak dibutuhkan dalam mempercepat pemulihan ekonomi ini. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat