Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Gagalnya Tipu Daya Firaun (Bagian 2)

Sengaja Allah mengirim bayi Nabi Musa ke istana Firaun.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Sengaja Allah kirim bayi Nabi Musa ke istana Firaun: “Faltaqathuu aalu fir’uuna.” (QS al-Qashash: 8). Ternyata ini cara Allah untuk supaya bayi tersebut mendapatkan legalitas istana, bahwa bayi ini di bawah penjagaannya.

Allah memberitahukan bahwa Firaun ketika itu sempat melakukan rapat dengan dewan pakar dan pasukannya “haamaan wa junuduhu”. Namun, keputusannya salah, membiarkan bayi itu hidup: “Inna firauna wa haamaana wa junuudahuma kaanuu khaathiin.” (QS al-Qashsash: 8). 

Mengapa salah? Sebab, bayi itulah sebenarnya yang dipersiapkan Allah menjadi musuh Firaun: “Liyakuuna lahum ‘aduwwan wa hazanaa.” Jadi, musuh merawat musuhnya.

Inilah bukti bahwa kehendak Allah di atas segala kehendak manusia. Sehebat apa pun tipu daya manusia, ia akan runtuh bila dihadapkan dengan kekuatan Allah SWT.

Tidak perlu Allah menurunkan kekuatan dan pasukan yang sama. Cukuplah hanya dengan tiga perempuan: Ibunda Nabi Musa, Ibunda Asiah istri Firaun, dan saudari kandung Nabi Musa. Merekah yang Allah pilih sebagai aktor utama untuk mematahkan tipu daya Firaun. 

Hari itu bayi Musa dibuat oleh Allah menangis histeris. Saudari kandung Nabi Musa diutus oleh sang ibu untuk terus memantau dari jauh: “Qaalat liuhktihi qushshiihi fabashurat bihii ‘an junubin wa hum laa yasy’uruun.” (QS al-Qashash: 11).

Kata qushshiihi artinya melakukan pemantauan rahasia tanpa ada seorang pun yang tahu. Berbagai cara dilakukan untuk membujuk bayi Musa supaya berhenti menangis. Termasuk mendatangkan kaum ibu yang bisa menyusuinya.

Namun, semua usaha tersebut gagal. Allah-lah yang membuat bayi Musa tidak mau menyusu kepada siapa pun sebelum diantarkan kepada ibunya: “Wa harramna ‘alaihil maradhi’a min qablu.” (QS al-Qashash: 12).  

Di sini saudari Nabi Musa datang memberikan usulan: “Bagaimana kalau kita bawa bayi ini kepada seorang ibu yang bisa menjaganya dan memperlakukannya secara baik?” “Qaalat, hal adullukum ‘alaa ahli baitin yakfuluunahuu lakum wahum lahu nashihuun.” (QS al-Qashash: 12).

Usulan ini langsung diterima, lalu diantarlah bayi Musa kepada ibu tersebut, yang sebenarnya ia ibu kandungnya sendiri, tetapi mereka tidak tahu. Maka, hiduplah Nabi Musa dalam pangkuan sang ibu dengan tenang, tanpa ancaman sedikit pun karena ia telah dianggap sebagai keluarga istana. 

Allah berfirman: “Faradadnaahu ilaa ummihi kay taqarra ‘ainuhaa wa laa tahzan.” (Lalu Kami mengambalikan bayi Musa kepada ibunya agar senang hatinya dan tidak bersedih).

Inilah janji Allah untuk memenangkan kehendak-Nya di atas tipu daya Firaun yang sombong, tetapi banyak orang yang tidak mengerti: “Wa lita’lam ann wa’dallahi haqqun walaakinna aktsrahum laa ya’lamuun.” (QS al-Qashash: 13).  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Gagalnya Tipu Daya Firaun (Bagian I)

Ini juga cara Allah untuk untuk menundukkan tipu daya Firaun.

SELENGKAPNYA