Salah satu dari tujuh pesawat tempur Rafale Angkatan Laut Perancis mendarat darurat di Lanud Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (18/5/2019). | ANTARA FOTO

Nasional

Terima Menteri Prancis, Prabowo Pastikan Pembelian 42 Rafale

Rencananya Indonesia akan mengakuisisi 42 jet tempur Dassault Rafale buatan Prancis.

JAKARTA -- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kunjungan dari Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly, di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis (10/2). Prabowo menyebut, dalam pertemuan itu, kedua negara membahas beberapa hal secara mendalam, salah satunya adalah terkait kerja sama di bidang alutsista.

Prabowo menyebut, Indonesia merencanakan pembelian alutsista yang cukup signifikan untuk multirole combat aircraft. Dia mengungkapkan, rencananya Indonesia akan mengakuisisi 42 jet tempur Dassault Rafale buatan Prancis.

"Kita rencananya akan mengakuisisi 42 pesawat Rafale. Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat," kata Prabowo, Rabu (10/2).

Kemudian, dalam waktu dekat akan disusul kontrak untuk 36 pesawat Dassault Rafale dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator-simulator yang dibutuhkan. Prabowo mengungkapkan, dalam pertemuan itu, kedua negara juga telah menandatangani MoU kerja sama di bidang research and development tentang kapal selam.

Kerja sama itu melibatkan PT PAL dengan NAVAL Group dari Prancis. Prabowo menyebut, hal ini tentunya akan mengarah pada pembelian dua kapal selam Scorpene buatan Prancis dan AIP beserta persenjataan dan suku cadang yang dibutuhkan, termasuk latihan.

Selain itu, Indonesia dan Prancis juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama antara PT DI dan Dassault Aviation untuk pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul pesawat-pesawat tempur Prancis yang akan maupun sudah digunakan di Indonesia, seperti Rafale, Helikopter Caracal, dan sebagainya.

"Yang ketiga MoU kerja sama antara PT LAN dengan Thales Group di bidang satelit. Ini juga menuju pada pengadaan satelit pertahanan. Kemudian yang keempat, kerja sama antara PT Pindad dan Nexter, untuk manufacturing daripada amunisi untuk persenjataan darat, dan amunisi kaliber besar," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly menilai, pertemuan kemarin menandai satu langkah lebih maju dalam menjalani kemitraan yang terjadi antara kedua negara. Ia mengungkapkan, Prancis mendukung secara aktif program strategis Indonesia dan pengembangan industri pertahanan Indonesia yang solid.

photo
Pesawat tempur Dassault Rafale beraksi dalam perayaan Indian Air Force Day di New Delhi, India, 2020 lalu. EPA-EFE/HARISH TYAGI - (EPA)

"Oleh karena itu, dengan suka cita saya menyambut baik penandatanganan MoU tadi dan juga penandatanganan pengadaan pesawat tempur Rafale oleh Indonesia," ujar Parly.

"Kami senang sekali Indonesia memilih Prancis dalam program modernisasi alutsista, khususnya untuk pesawat tempur dan saya yakin, perusahaan Indonesia dapat menjalin kerja sama untuk mendukung program modernisasi angkatan bersenjata yang lain di Indonesia dan untuk mengembangkan program strategis nasional di Indonesia," imbuhnya.

Dia menuturkan, pilihan Indonesia terhadap penggunaan pesawat Rafale merupakan pilihan kedaulatan dan keunggulan teknis. Sebab, jelasnya, Rafale telah membuktikan kapasitas operasionalnya pada banyak kesempatan dan telah menjalani tugasnya di sejumlah medan yang sangat menantang.

"Pilihan ini menunjukkan kepercayaan Indonesia kepada Prancis sebagai bukti bahwa kemitraan strategis kita sangat kuat dan energis. Penandatanganan kontrak ini tahap penting dalam proses alutsista Indonesia," tutur dia.

photo
Jet tempur Rafale terbang saat parade Hari Bastille di atas jalan Champs-Elysees, Paris.(AP Photo/Michel Euler, Pool) 

Parly pun berharap agar kontrak kerja sama ini dapat sesegera mungkin diaktifkan untuk meluncurkan proses produksi. Sehingga Indonesia bisa memanfaatkan pesawat Rafale dan sarana yang luar biasa dalam waktu dekat. 

Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose dan Nexter Sales Director Asia Pacific, Amaury de Poncins mewakili CEO Nexter Munitions & CEO Mecar juga menandatangani nota kesepahaman di bidang pertahanan, khususnya terkait Munisi Kaliber Sedang (MKS) dan Munisi Kaliber Besar (MKB) di kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (10/2).

Nexter merupakan perusahaan pertahanan darat terkemuka dari Perancis. Penandatangan nota kesepahaman disaksikan langsung Prabowo Subianto dan Florence Parly. 

Direktur Utama Pindad Abraham Mose berharap kerja sama dengan Nexter Group dapat bermanfaat dan semakin meningkatkan kerja sama kedepan. Abraham menyampaikan terima kasih atas dukungan Menhan Indonesia dan Perancis.

"Ini merupakan momentum yang baik Indonesia RI dan Prancis untuk semakin meningkatkan jalinan kerja samanya di bidang pertahanan," ujar Abraham.

Abraham menyampaikan lingkup kerja sama produk MKS dan MKB yang akan dilaksanakan meliputi munisi kal. 120 mm Main Battle Tank (MBT) , munisi kal 105 mm medium tank Harimau, munisi kal. 20 mm Vector GI-2, munisi kal 30 mm Rafale Gun dan munisi kal 30 mm 6 & 7 barrel.

Abraham mengatakan Indonesia dan Perancis telah menjalin kerja sama pertahanan yang kuat, khususnya di bidang pertahanan. Dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman ini, hubungan bilateral kedua negara akan semakin meningkat lagi. 

"Kerja sama ini juga diharapkan akan menjadikan Pindad sebagai mitra strategis Nexter dan meningkatkan kemampuan baik dari sisi teknologi dan kapabilitas perusahaan," kata Abraham.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat