Kegiatan di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) sebelum pandemi Covid-19 | Republika/Iman Firmansyah

Khazanah

RSIJ Resmikan Paviliun Muzdalifah untuk Layanan Premium

RSIJ ingin memberikan layanan terbaik kepada masyarakat luas.

JAKARTA -- Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih meresmikan gedung baru bernama Paviliun Muzdalifah. Di Paviliun Muzdalifah terdapat kamar VVIP dan presidential suite untuk masyarakat yang membutuhkan layanan premium.

Direktur Utama RSIJ Cempaka Putih Pradono Handojo mengatakan, jumlah kamar presidential suite ada dua dan kamar VVIP ada 14 kamar. Ruangan presidential suite dan VVIP adalah fasilitas setara dengan hotel bintang empat dan lima.

Pradono menjelaskan, kamar presidential suite setara bintang lima, berukuran 30 meter persegi, dilengkapi TV plasma, meja makan, kulkas, dan peralatan lainnya untuk keluarga yang menunggu. Ada pula tempat tidur di sisi lainnya untuk menunggu pasien yang dihubungkan dengan pintu yang terkoneksi langsung.

“Sementara ruangan VVIP setara bintang empat," ujar Pradono kepada Republika seusai peresmian Paviliun Muzdalifah RSIJ Cempaka Putih, Rabu (9/2).

Mengenai tarif presidential suite dan VVIP akan ditentukan pastinya bulan depan. Sekarang tarif dua kamar tersebut masih menggunakan harga lama. Untuk kamar VVIP, tarifnya sekitar Rp 1,9 juta per malam, termasuk makan tiga kali. Sementara, Presidential Suite bertarif Rp 3,8 juta per malam.

Terkait alasan dibuatnya Paviliun Muzdalifah, Pradono mengatakan, setelah dua tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, banyak orang Indonesia tidak bisa berobat ke Singapura atau Malaysia. Berdasarkan informasi, mereka yang berobat ke luar negeri jumlahnya jutaan, tapi karena pandemi Covid-19 mereka tidak bisa berobat ke luar negeri. 

"Maka, kita berusaha mengambil ceruk pasar itu, namun kami tahu untuk orang-orang seperti ini (orang yang biasa berobat ke luar negeri) membutuhkan infrastruktur dan fasilitas yang memadai, selain tenaga (medisnya) harus profesional," ujarnya.

Pradono mengatakan, mereka yang biasa berobat ke luar negeri disebut wisata medisnya orang Indonesia. Informasinya, kata dia, mereka yang berobat ke luar negeri setiap tahunnya menghabiskan dana sekitar Rp 150 juta dolar. Saat ini, mereka tidak bisa bebas terbang ke luar negeri. Maka, RSIJ Cempaka Putih berharap bisa mendapatkan ceruk pasar itu dengan menghadirkan Paviliun Muzdalifah.

Pada hari yang sama, RSIJ Cempaka Putih juga membuka layanan isolasi Covid-19 untuk warga negara asing (WNA). Jumlahnya ada 14 ruangan isolasi.

Pradono mengatakan, kebanyakan WNA tidak ditangani oleh pemerintah sehingga mereka membutuhkan layanan isolasi. "Jadi, kita berusaha untuk memberikan layanan kepada mereka, yaitu orang-orang dari negara sahabat, karena mereka terkena Covid-19 dan tidak bisa kembali ke negara asalnya," katanya.

Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma mengatakan, pihaknya hari ini menyaksikan peresmian dan pengembangan gedung RSIJ Cempaka Putih berupa tambahan Paviliun Muzdalifah. Mudah-mudahan ini termasuk upaya untuk melengkapi fasilitas kesehatan di RSIJ.

"Fasilitasnya bagus, kalau ada keluarga yang menunggu tidak harus dalam satu ruangan, terpisah ruangan tapi ada pintu koneksinya, sehingga bisa melakukan pemantauan langsung terhadap pasien," kata Dhany.

Ia mengungkapkan, ruangan VVIP dan presidential suite dari segi ruangan cukup nyaman. Sehingga, bisa lebih membuat pasien tenang dan tenteram.

Dia juga menyampaikan, Pemerintah Kota Jakarta Pusat sudah menjalin kerja sama dengan RSIJ Cempaka Putih. "Kolaborasi yang sudah kita bangun sudah berjalan, seperti dalam penanganan Covid-19, pelayanan vaksinasi, kolaborasi dalam melakukan intervensi dalam layanan bagi kelompok-kelompok warga di daerah padat permukiman, ada layanan vaksinasi mobile yang juga kita libatkan RSIJ," katanya.

Dhany menambahkan, RSIJ juga berkontribusi positif dalam mengedukasi masyarakat. Ini sebagai upaya promotif dan preventif bersama dengan kelompok masyarakat melalui acara-acara yang mengundang masyarakat. "Dalam acara-acara ini narasumbernya langsung dari RSIJ, ini berjalan rutin dan terus-menerus," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat