Tenaga kesehatan melakukan evakuasi pasien Covid-19 untuk dilakukan perawatan di ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/2/2022). Tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Bekasi me | Republika/Thoudy Badai

Tajuk

Antisipasi Nakes Tumbang

Demi menekan tumbangnya nakes lebih jauh, saling pengertian dalam penanganan Covid-19 menjadi penting.

Seiring penambahan kasus positif Covid-19, jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar virus tersebut juga meningkat. Sejumlah daerah melaporkan, terpaksa menutup sementara tempat pelayanan kesehatannya akibat kekurangan nakes.

Di wilayah DKI Jakarta, sejumlah puskesmas menghentikan sementara pelayanan pengobatan. Puskesmas Kelurahan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, misalnya, hanya melayani program vaksinasi untuk anak dan dosis penguat atau booster. Pelayanan pengobatan dialihkan sementara ke Puskesmas Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Keterbatasan nakes akibat terpapar Covid-19 menjadikan Puskesmas Kelurahan Kebon Sirih tak sanggup memberikan pelayanan pengobatan. Sesuai prosedur standar, kini nakes yang terpapar menjalani isolasi mandiri di rumah.

Hal serupa terjadi di Puskemas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Banyaknya karyawan puskesmas terpapar Covid-19 menyebabkan pelayanan vaksinasi reguler dan booster dipindahkan sementara.

Semula di puskesmas, dialihkan ke tempat parkiran salah satu apartemen yang berada di satu kawasan. Nakes terinfeksi Covid-19 juga dialami daerah lain. Di Cirebon, Jawa Barat, 23 nakes yang tersebar di empat puskesmas di Kota Cirebon dilaporkan terpapar virus Covid-

 
Faktor kurangnya istirahat karena membeludaknya pasien menjadikan nakes lelah secara fisik, tertekan secara psikis. 
 
 

Akibatnya, empat puskesmas itu ditutup sementara. Sesuai prosedur standar, puskesmas ditutup hingga 10 hari ke depan.

Kondisi mulai banyak nakes terpapar Covid-19 ini harus menjadi perhatian. Sebab, merekalah garda terdepan penanganan pasien Covid-19. Penguatan perlindungan diri nakes dari kemungkinan tertular oleh pasien menjadi penting.

Jika awal pandemi Covid-19 bisa dimaklumi keterbatasan akses nakes ke alat pelindung diri (APD). Saat itu stok langka. Kalaupun ada, harganya relatif tak terjangkau. Namun kini, nakes leluasa mengenakan APD memadai agar tak tertular saat menangani pasien.

Kendati begitu, faktor penularan kepada nakes tak hanya karena APD. Ada faktor lain, di antaranya kelelahan. Kecenderungan jumlah pasien Covid-19 yang terus meningkat bisa mengancam daya tahan nakes.

Pasien yang bertambah --dengan asumsi jumlah nakes tetap-- berarti membuat jam kerja makin panjang. Jeda waktu untuk melayani pasien makin pendek. Konsekuensinya, jam istirahat nakes makin singkat.

Ini yang dikhawatirkan. Faktor kurangnya istirahat karena membeludaknya pasien menjadikan nakes lelah secara fisik, tertekan secara psikis. Kondisi yang membuka celah bagi turunnya imunitas nakes dan lebih mudah bagi virus masuk ke tubuh.

 
Demi menekan tumbangnya nakes lebih jauh, saling pengertian dan bergotong royong dalam penanganan Covid-19 menjadi penting. 
 
 

Kita tentu tak ingin kelabakannya nakes melayani pasien sebagaimana dialami Inggris, awal Januari 2022. Layanan rumah sakit di sana kolaps akibat gelombang varian omikron.

Saat puncak penularan Covid-19 itu, Inggris melaporkan lebih dari 150 ribu kasus baru per hari selama lebih dari sepekan. Tak ingin pelayanan rumah sakitnya tumbang, Kemenhan Inggris mengerahkan personel militernya mendukung rumah sakit di London.

Kita berharap, itu tak terjadi di kita. Namun, dari data Kemenkes diketahui, justru mengkhawatirkan karena positivity rate Covid-19 bagi nakes menunjukkan tren peningkatan.

Data Kemenkes yang diungkap ketua umum PB IDI menyebutkan, pada periode 30 Januari-5 Februari 2022, hasil skrining terhadap 9.161 staf di 34 rumah sakit di bawah Kemenkes,10,25 persen atau sekitar 939 staf rumah sakit dinyatakan positif Covid-19.

Positivity rate staf manajemen rumah sakit 18 persen, dokter (8 persen), staf penunjang (7 persen), perawat (8 persen). Total staf di 34 rumah sakit berjumlah 54.312 orang. Bila dirata-ratakan, 1,73 persen staf rumah sakit terinfeksi Covid-19.

 
Menjadi keniscayaan bagi nakes disiplin memakai APD lengkap, mematuhi prokes, wajib vaksinasi tiga kali, rutin tes PCR minimal dua pekan sekali. 
 
 

Menjadi keniscayaan bagi nakes disiplin memakai APD lengkap, mematuhi prokes, wajib vaksinasi tiga kali, rutin tes PCR minimal dua pekan sekali. Ini agar tak menjadi sumber penularan bagi pasien, rekan nakes, anggota keluarga di rumah, dan masyarakat.

Demi menekan tumbangnya nakes lebih jauh, saling pengertian dan bergotong royong dalam penanganan Covid-19 menjadi penting. Bagi masyarakat yang terinfeksi, tapi bergejala ringan, bisa ditangani dengan melakukan isolasi mandiri di rumah.

Isoman di rumah, tapi tetap dalam pemantauan nakes lewat telemedisin. Ini agar nakes tak terbebani dalam menangani pasien. Rumah sakit bisa diprioritaskan bagi yang bergejala sedang hingga berat dan membutuhkan pelayanan kesehatan lengkap. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat