Investasi berdampak sosial (ilustrasi) | Freepik

Perencanaan

Resolusi Keuangan 2022, Harus Jeli dan Teliti

Tahun ini diperkirakan roda ekonomi dunia mulai bergerak maju.

Apakah tujuan keuangan Anda tercapai pada 2021? Pertanyaan ini tampaknya belum tentu dapat dijawab oleh semua orang yang telah menetapkan resolusi keuangan pada awal 2021 lalu.

OneShildt, perusahaan penyedia jasa layanan perencanaan keuangan profesional untuk individu, sempat melakukan survei dengan beberapa klien mereka dan menanyakan apakah resolusi mereka semua tercapai di 2021.

Ternyata, ada orang yang lupa dengan resolusi yang sudah dibuat pada tahun sebelumnya. Hal ini tentu tidak sehat bagi keuangan karena resolusi ini seharusnya benar- benar memberikan dampak positif bagi kehidupan kita.

Memasuki 2022, ada banyak perubahan dalam kehidupan kita. Mental yang harus tetap sehat di tengah suasana tak berdaya, hingga kondisi ekonomi yang harus tetap cermat di tengah pengeluaran tak terduga.

Ada yang terpaksa gulung tikar hingga karyawan yang harus diberhentikan. Perubahan ekonomi itu pula yang dialami oleh seorang warga Depok, Hedi Nur hidayat (29 tahun) yang memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya.

photo
Investasi berdampak sosial (ilustrasi) - (Freepik)

Alasannya, ia ingin memulai usaha agar bisa mengumpulkan uang untuk dana darurat dan berinvestasi. “Kalau gaji kan segitu-gitu saja ya. Jadi, saya resign, mau usaha. Saya lihat, adik saya buka usaha, setahun ini sudah bisa beli mobil,” ucap Hedi saat di hubungi Republika.

Jadi, sejak September 2021, ia sudah mempertimbangkan niatnya untuk mengundurkan diri. Setelah meng ajukan surat pengunduran diri pada Oktober 2021, dia pun resmi keluar pada akhir November 2021. Resolusi keuangannya untuk 2022, tentunya adalah membangun usaha yang konsisten hingga sukses.

Selama ini, ia hanya mengandalkan gaji dan sulit sekali menabung karena kebutuhan kian melambung. Namun, keputusannya untuk membuka usaha sempat ditentang oleh istri, karena mereka sudah mempunyai seorang anak.

“Istri sih mendukung, tapi lebih besar rasa khawatirnya.Akhirnya saya minta sama dia supaya berdoa bareng-bareng, agar Allah membuka jalan usaha bagi saya. Kalau istri masih bekerja,” papar sarjana ilmu komunikasi itu.

Hedi mengaku, hampir tidak pernah membuat resolusi di tahun-tahun sebelumnya, entah itu resolusi keuangan atau resolusi untuk dirinya. Namun, sejak pandemi dan memiliki anak, ia menyadari penting nya mengatur keuangan agar semua berjalan stabil. 

 
Kita bisa buat resolusi keuangan secara langsung atau kita review dulu kondisi keuangan kita.
 
 

 

Buat Catatan Keuangan

photo
Menabung dan berinvestasi (ilustrasi) - (Pexels/Bich Tran)

Menginjak 2022, tampaknya perekonomian mulai memberikan titik terang. Perencana keuangan OneShildt, Budi Raharjo, mengatakan, roda ekonomi dunia mulai bergerak maju.

Dari sisi ekonomi, sudah saatnya semua masyarakat menjalankan resolusi keuangan. “Resolusi keuangan ini di akhir tahun bisa jadi sesuatu yang jadi tren, tujuannya tentu baik,” ucap Budi dalam Live Instagram OneShildt.

Resolusi merupakan pernyataan untuk memperbaiki diri, maka resolusi keuangan adalah untuk memperbaiki kondisi keuangan. Dari resolusi inilah kita mempunyai keinginan untuk jadi lebih baik di tahun selanjutnya dibandingkan tahun sebelumnya.

“Saya rasa, dalam diri kita semua itu ada panggilan untuk menjadi lebih baik, dalam berbagai aspek. Bagaimana caranya supaya resolusi ini tidak cuma sekadar resolusi,” ujar Budi lagi.

Ada baiknya kita justru jangan pernah bosan juga untuk membuat resolusi, karena itu juga merupakan bentuk komitmen kita dalam memperbaiki diri. Banyak orang membuat resolusi secara intuitif, di mana itu muncul begitu saja di benak mereka. Misalnya, ingin menjadi lebih sehat, dengan mengurangi makan gorengan.

Namun, bisa juga membuat resolusi dengan riset, artinya dipahami lagi apa-apa saja yang harus diperhatikan. Karena, dalam kondisi tertentu, bisa saja situasi kita belum tahu apa saja yang perlu diperbaiki.

“Jadi, kita bisa buat resolusi keuangan secara langsung atau kita review dulu kondisi keuangan kita. Review keuangan itu meliputi apa saja, misalnya kita cek dari sisi income,” papar dia.

Jika seseorang mendapat gaji rutin, mungkin lebih mudah, karena tahun depan akan mendapat nominal gaji yang sama. Kemudian, di luar itu akan dapat apalagi, misalnya THR di bulan apa, bisa perhatikan juga dari sisi bonus, apakah berkurang atau bertambah.

Kemudian, juga dari sisi pengeluaran. Semua hal itu akan jadi lebih mudah jika kita memiliki catatan keuangan. Sehingga, lebih mudah melihatnya, seperti bulan apa saja pendapatan kita menjadi defisit.

“Misalnya, pas hari raya Lebaran, karena Lebaran itu kan makin tahun makin maju tanggalnya. Bisa saja tanggal Lebaran itu berbenturan dengan pengeluaran lain, entah itu pengeluaran sekolah, pajak kendaraan, dan lainnya,” papar Budi yang juga sudah menjadi perencana keuangan selama 11 tahun itu.

Seseorang yang pengeluaran dan pendapatannya tidak tetap seperti pebisnis atau freelancer harus memperhatikan kondisi yang ada sekarang. Kita bisa memprediksi apakah 2021 sudah menjadi tahun yang baik meski ada PPKM dan apakah 2022 ekonomi sudah mulai membaik.

Setelah memperhatikan pendapatan, pengeluaran, serta prediksi kondisi di tahun berikutnya, baru mulai meninjau aset dan utang selama 2021. Kita perlu melihat kembali apakah aset bertambah, dari tabungan, deposito, investasi, rumah, dan sebagainya, atau malah berkurang.

“Begitu pula dari sisi utang, apakah membeli rumah baru, karena DP sedang turun, semua tinjauan keuangan ini harus melihat dampaknya seperti apa. Income (pendapatan) dikurangi expense (pengeluaran) apakah defisit atau surplus. Lalu, aset dengan utang bagaimana?,” tutur Budi.

Dari situ, baru akan terlihat lubang-lubang hitamnya, mana saja yang bisa diperbaiki. Setelah memasuki tahun baru dan berjalan, perlu ditinjau lagi resolusi keuangan yang sudah dibuat. Cek mana kondisi yang sudah pas, mana yang sudah baik, dan mana yang masih buruk.

Perlu juga ditinjau kembali hal- hal yang mendesak, seperti cicilan, jadwal anak sekolah satu atau dua tahun mendatang, karena akan berpengaruh juga pada pola belanja. “Ketika ada godaan promo dan sale, itu bisa bikin kita berpikir dua kali,” katanya. 

Perkuat Semangat Entrepreneurship

photo
PT BNP Paribas AM, Citi Indonesia, dan PJI Bekali Pelajar SMA SMK dengan Keterampilan Berbisnis. - (Dok BNP Paribas)

Di masa pandemi yang penuh tantangan, semangat berusaha atau mengembangkan usaha harus terus dipupuk. Pelajar dari lima SMA/SMK di Jakarta, Bandung, Semarang, Sidoarjo, dan Denpasar pun memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dalam pelatihan kewirausahaan bertajuk  “Be Entrepreneurial Program” yang digelar PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM), Citibank NA, Indonesia (Citi Indonesia), dan Prestasi Junior Indonesia (PJI). 

Program edukasi yang berlangsung secara daring sejak Juli 2021 ini berhasil membekali hampir 700 pelajar dengan keterampilan perencanaan bisnis untuk pengusaha pemula. Lebih dari itu, mereka juga ditantang untuk merealisasikan ide dan strategi bisnis yang telah dirancang. 

Hasilnya, 30 usaha mikro yang dibentuk, mampu memperoleh total pendapatan bisnis mencapai Rp 43 juta selama dua bulan beroperasi. Direktur PT BNP Paribas AM, Maya Kamdani menyampaikan, Be Entrepreneurial Program merupakan bagian dari inisiatif perusahaan untuk memperkenalkan tema impact investing kepada investor Indonesia. 

Melalui Reksa Dana Indeks BNP Paribas IDX30 Filantropi, ia melanjutkan, program ini tidak hanya mempertimbangkan return investasi secara finansial. Tetapi juga memastikan bahwa aktivitas investasi yang dilakukan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan masyarakat secara jangka panjang.

“Setiap tahunnya, dana sosial yang terkumpul melalui reksa dana ini dialokasikan untuk mendukung pemberdayaan generasi muda Indonesia agar mampu terlibat aktif dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di komunitas mereka. Terutama untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19,” jelas Maya.

Salah satu usaha mikro yang dibentuk oleh peserta program Be Entrepreneurial adalah Misslaw dari SMKN 37 Jakarta. Dengan misi menjaga lingkungan dan mengurangi limbah tekstil, bisnis yang dikelola oleh sembilan pelajar ini menawarkan Misslaw Kimono Outer, pakaian luaran untuk wanita yang terbuat dari kain perca dan bisa dialih fungsikan menjadi totebag

Ketua Tim Misslaw, Sukaena Naqiyya, mengungkapkan bahwa program ini mendorong mereka untuk peka terhadap potensi bisnis yang ada di komunitas sekitar. “Kami belajar bahwa penting untuk menjalankan suatu bisnis yang memiliki nilai positif dan bermanfaat. Dengan nilai dan keunikan yang ditawarkan, produk kami laris terjual sebanyak 114 unit selama dua bulan,” ujarnya. 

Be Entrepreneurial Program memperkenalkan pelajar pada elemen-elemen penting yang dibutuhkan untuk memulai bisnis secara terstruktur dan sistematis. Hal ini termasuk membangun motivasi bisnis, menciptakan ide produk dan keunggulan bersaing, mengidentifikasi target pasar, merencanakan strategi bisnis, dan mengkalkulasi biaya usaha. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat