Pemain Manchester United Scott McTominay menendang bola dalam sebuah pertandingan melawan Chelsea di Stadion Stamford Bridge London, November 2021 | AP/Kirsty Wigglesworth

Olahraga

MU 2007/2008 Tim Terbaik Liga Inggris

Alex Ferguson adalah arsitek di balik kesuksesan MU

Skuad Manchester United musim 2007/08 terpilih sebagai tim terbaik sepanjang sejarah Liga Primer Inggris. Skuad yang dilatih Sir Alex Ferguson itu sukses mengawinkan gelar Liga Primer Inggris dan Liga Champions.

Tangan dingin Ferguson kala itu juga mampu membangun skuad yang memenangkan Liga Primer Inggris dalam beberapa generasi. Capaian itu dinilai sesuatu yang tidak bisa dilakukan siapa pun pada era Liga Primer.

Di antara pencapaian yang luar biasanya adalah treble winners pada 1998/99. Saat itu, MU memenangkan Liga Primer Inggris, Liga Champions, dan Piala FA dalam satu musim. Dengan jarak sembilan tahun itu, banyak yang meyakini versi 2008, yang hanya gagal di Piala FA, adalah tim yang lebih baik. Hingga akhirnya mendapatkan voting terbanyak. 

Skuad yang meraih dua gelar itu diisi oleh pemain sekaliber Wayne Rooney, Cristiano Ronaldo, dan Carlos Tevez. Dikutip dari Sportbible, Selasa (8/2), MU mendapatkan suara 35 persen. Mengalahkan tim Manchester City (2017/18) 21,4 persen, Liverpool (2019/2020) 18 persen, dan Arsenal (2003/04) dengan suara 25 persen.

Meski skuad 1999/1998 dan 2007/2008 hanya dipisahkan trofi Piala FA, keduanya sama-sama mendominasi Liga Primer Inggris tiga tahun beruntun. Tak heran, MU 1998/1999 pun menempati peringkat keduanya.

Ferguson juga hampir membawa timnya mempertahankan trofi Liga Champions dan menjadi tim yang pertama melakukan itu setahun berselang. Namun sayang, MU kalah oleh Barcelona 0-2 di final. Arsenal pada musim 2003/04 berada di peringkat ketiga. 

Capaian the Gunners pada musim tersebut tidak diragukan sebagai pencapaian terbaik dalam sejarah Liga Primer Inggris. Skuad asuhan Arsene Wenger saat itu tidak merasakan kekalahan di liga sepanjang musim, tetapi mencatatkan 12 kali imbang.

Arsenal kemudian tidak pernah merasakan gelar liga lagi sejak saat itu. Sementara itu, tim Manchester City yang dipimpin Pep Guardiola mendapatkan 100 poin pada musim 2017/18 dan menempati peringkat ketiga dalam voting. City unggul 19 poin dari MU pada musim itu dan mendapatkan 100 poin lagi pada musim selanjutnya.

Di sisi lain, Liverpool hanya menempati peringkat empat, dengan skuad musim 2019/2020, yang mengakhiri penantian gelar liga selama 30 tahun. Tim yang dilatih Juergen Klopp itu unggul 18 poin dan mencatatkan sejarah baru mereka dengan 99 poin.  

Namun, hasil voting ini membuat mantan gelandang Manchester City dan Liverpool, Didi Hamann, mengejek  tim 'terhebat' Iblis Merah. Hamann mempertanyakan mengapa skuad MU 2008 menjadi yang terbaik. Karena, saat itu City mengalahkan rival sekotanya tersebut dua kali. ''Kami mengalahkan mereka dua kali bersama City, mereka tidak sebaik itu,'' kata Hamann, dikutip dari Express.

Hamann bermain di Liga Primer Inggris selama 11 tahun, dengan 268 penampilan untuk Newcastle, Liverpool, dan City. Tapi, ia menjalani karier terbaiknya di Merseyside dengan hampir 200 penampilan liga di Anfield. Meskipun pada akhirnya City memang tidak 'sehebat' United pada 2008, karena tidak mampu mengeklaim Liga Champions dan Liga Primer Inggris musim tersebut. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Manchester United (manchesterunited)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat