JAKARTA, 26/9 - PELUNCURAN HUNIAN HABITURE. Direktur Sales dan Marketing PT Sentul City Tbk Syukurman Larosa (kiri), berbincang dengan para konsultan Mercure Global Travis Hammond (kanan) dan Dagmar Muller (tengah) pada peluncuran Habiture Residence di Pl | ANTARA

Bodetabek

PT Sentul City Gandeng Rocky Gerung Bangun Kampung Hijau

PT Sentul City tidak serta merta bakal menggusur warga tersebut.

BOGOR – PT Sentul City menanggapi hasil pertemuan yang diadakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terkait konflik lahan warga Desa Bojong Koneng dan Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang.

Head of Corporate Communication PT Sentul City, David Rizar Nugroho, menerangkan, perusahaan sebenarnya tidak memiliki persoalan dengan warga asli dua desa tersebut. Apalagi, pihaknya juga tak ingin berselisih dengan warga asli pemilik kartu tanda penduduk (KTP) yang sudah turun-temurun tinggal di Bojong Koneng dan Cijayanti.

"Terhadap warga asli yang sudah tinggal lama di perkampungan puluhan tahun, kami sudah mengantongi datanya," kata David saat dikonfirmasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (6/2).

Karena itu, David menekankan, PT Sentul City tidak serta merta bakal menggusur warga tersebut. Justru, pihaknya mengeklaim, perusahaan sedang merancang kampung hijau (green village) untuk membantu warga mendapatkan tempat tinggal layak. David menyebut, kampung hijau itu nantinya dirancang bersama aktivis Rocky Gerung, yang sempat berseteru juga dengan PT Sentul City terkait kepemilikan lahan di Desa Bojong Koneng.

Meskipun begitu, kata dia, perencanaan pendirian kampung hijau itu memerlukan waktu. Pasalnya, segala sesuatunya membutuhkan kalkulasi dan perencanaan matang. Menurut David, sebenarnya di Desa Bojong Koneng terdapat sekelompok orang yang mengaku-ngaku sebagai warga setempat. Padahal, mereka bukan penghuni asli dan memilki aset di mana-mana.

"Kita sebut saja sebagai penggarap berdasi. Namun, di sisi lain ada warga asli yang tinggal turun-temurun di tanah kami, dan untuk ini kami memiliki program kerja untuk menolong mereka," ujar David.

Pada Kamis (3/2), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menggelar rapat dengan mengundang warga dua desa yang tanahnya masuk lahan PT Sentul City. Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin menyatakan, dari rapat itu ditemukan sekitar delapan hektare lahan warga yang dianggap milik PT Sentul City.

Ade menjelaskan, bentuk penyelesaian masalah itu bisa dengan merelokasi atau tetap membolehkan masyarakat tinggal di lokasi awal. "Jadi, ada 6 hektare di Desa Bojong Koneng dan 2 hektare di Desa Cijayanti sudah dihuni masyarakat. Itu sudah turun-temurun," kata Ade.

Hasil rapat itu tidak langsung diserahkan kepada PT Sentul City. Pemkab Bogor, kata dia, bakal menyerahkan masalah itu kepada camat dan lurah untuk melakukan mediasi dengan pihak perusahaan menyelesaikan masalah itu.

Camat Babakan Madang, Cecep Imam Nagarasid, memamarkan, dari hasil verifikasi ditemukan sekitar 630 kepala keluarga yang tinggal di dua desa, yang terlibat konflik langsung dengan PT Sentul City. Dia berpesan agar masyarakat tidak resah dengan isu penggusuran.

"Bahwa tenangnya tidak akan digaruk oleh Sentul. Dan sebetulnya Sentul juga sudah mengeluarkan statement bahwa warga masyarakat yang menempati tanah Sentul tidak akan diganggu," jujar elas Cecep. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by R. Wildan Indrawan | JKT (weekdaystraveler)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat