Pekerja melintasi lorong Rusun Daan Mogot, Jakarta, Sabtu (5/2/2022). Tower 6 dan 7 Rusun Daan Mogot disiapkan menjadi tempat isolasi mandiri bagi pasien positif Covid-19 utuk mengantisipasi jika kapasitas rumah sakit sudah tidak bisa menampung lagi. | Republika/Putra M. Akbar

Tajuk

Lebih Tinggi dari Delta

Bisa saja, hanya karena sedikit lengah, kita ikut terpapar Covid-19.

Indonesia mulai memasuki gelombang ketiga serangan Covid-19. Banyak pihak yang memperkirakan, tren peningkatan kasus yang saat ini terjadi berpotensi lebih tinggi dari puncak kasus gelombang kedua yang terjadi pada Juli 2021. Salah satu alasannya adalah varian omikron memiliki karakteristik yang lebih cepat menular.

Indonesia mengalami puncak penyebaran Covid-19 tertinggi pada 15 Juli 2021, yang disebabkan oleh penyebaran varian delta. Saat itu, pernah terjadi penambahan 56.757 kasus infeksi Covid-19 dalam satu hari. Sedangkan varian omikron yang saat ini mulai menyebar di Tanah Air diperkirakan oleh Kementerian Kesehatan berkisar 100-150 ribu lebih kasus per hari.

Melihat data yang ada saat ini, hingga Ahad (6/2), terjadi penambahan hingga 36.057 kasus baru. Angka ini meningkat dari hari sebelumnya yang sebesar 33.729 kasus per hari. Dengan penambahan itu, jumlah konfirmasi hingga Ahad bertambah menjadi 4.516.480.  

 
Artinya, jika mengacu pada prediksi Kementerian Kesehatan, Indonesia belum mencapai puncak gelombang ketiga Covid-19.
 
 

Artinya, jika mengacu pada prediksi Kementerian Kesehatan, Indonesia belum mencapai puncak gelombang ketiga Covid-19. Dengan kata lain, angka jumlah orang yang terkonfirmasi positif akan terus meningkat.

Sementara itu, banyak yang berkeyakinan bahwa jumlah orang yang terpapar virus ini pada kenyataannya, jauh lebih tinggi dari angka resmi yang tercatat. Hal ini mengingat kemampuan deteksi Indonesia yang masih lemah.

Hal ini juga ditambah dengan masih banyak orang yang enggan memeriksakan diri meskipun telah memiliki gejala. Selain itu, banyak dari mereka yang terpapar merupakan orang yang tidak memiliki gejala. Karena tidak merasa terpapar, mereka pun menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

Fakta ini yang harus menjadi perhatian untuk kita semua. Kita harus terus menjaga, dan bahkan kalau bisa, meningkatkan protokol kesehatan. Bisa saja, hanya karena sedikit lengah, kita ikut terpapar Covid-19.

Pemerintah dan masyarakat pun tidak boleh meremehkan dampak varian omikron. Memang, tingkat keparahan varian ini tidak akan melebihi delta. Akan tetapi, masih ada kelompok masyarakat rentan yang perlu dilindungi.

 
Kita harus terus menjaga, dan bahkan kalau bisa, meningkatkan protokol kesehatan. Bisa saja, hanya karena sedikit lengah, kita ikut terpapar Covid-19.
 
 

Bagi sebagian orang, mungkin gejala yang dialami hanya seperti ketika sakit flu. Akan tetapi, untuk sebagian yang lain, khususnya mereka yang belum divaksinasi, punya komorbid, dan anak di bawah enam tahun, dampaknya dapat lebih berat.

Epidemiolog Griffith University menyatakan, omikron tetap bisa menimbulkan keparahan sebagaimana varian Covid-19 lainnya jika menjangkiti orang yang belum divaksinasi. Hal ini telah terlihat di beberapa pasien omikron yang berusia tua dan menderita komorbid yang memperlihatkan gejala, seperti badai sitokin dan happy hypoxia.

Apalagi, Indonesia masih belum mencapai target sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.720 orang. Hingga Ahad, jumlah orang yang telah disuntik vaksin dosis satu baru mencapai 186.589.750. Sedangkan yang telah vaksin dosis kedua baru mencapai 131.080.731 dan dosis ketiga baru 5.536.572.

Karena itu, penting saat ini menyadari bersama bahwa kita semua harus menjaga diri agar tidak menularkan Covid-19 kepada orang lain, khususnya kepada kelompok-kelompok orang yang rentan tersebut. Apalagi, Indonesia baru menghadapi fase awal gelombang ketiga dan tren penyebaran Covid-19 semakin meningkat setiap hari. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat