Lia Istifhama mengingatkan pentingnya kontribusi kaum perempuan dan anak muda dalam mengambil peran di tengah masyarakat | Istimewa

Uswah

Lia Istifhama, Gaungkan ‘Bangun Peran tanpa Jabatan’

Ayo berkarya, dimulai dari yang sederhana dan sekarang juga, jangan nunggu kaya baru berkarya.

OLEH DEA ALVI SORAYA

 

Dikenal aktif di berbagai organisasi dan sebagai penulis, Lia Istifhama mengingatkan pentingnya kontribusi kaum perempuan dan anak muda dalam mengambil peran di tengah masyarakat. Ibu dari Zahir dan Akmal ini mengungkapkan, saatnya pemuda berani membangun potensi dan tampil di publik. 

“Kalau kita enggan menjadi pribadi yang lebih maju, progresif, maka bagaimana dengan generasi mendatang? Sedangkan kita adalah teladan bagi anak-anak agar Indonesia selalu memiliki banyak anak bangsa yang berpotensi memajukan peradaban negeri,” ujar perempuan yang akrab disapa Ning Lia saat berbincang dengan Republika, Rabu (2/2).

Ning Lia memang cukup sering menyampaikan motivasi kepada sesama perempuan maupun anak muda dalam berbagai kesempatan. Menurut dia, semua upaya yang dilakukannya diniatkan sebagai ladang amal demi mendapatkan keridhaan dan keberkahan dari Allah SWT.

Itulah yang mendasari tagline ‘Bangun Peran Tanpa Jabatan’. Gerakan ini digaungkan agar masyarakat biasa tetap bisa memberikan peran untuk kemaslahatan dan kebaikan di tengah masyarakat.

Semboyan 'Bangun peran tanpa jabatan' ini, kata dia, terus dia gaungkan ke banyak pihak, termasuk pejabat daerah. Respons yang diterimanya juga cukup positif, mengingat semboyan ini ditujukan untuk mendukung harmonisasi hubungan antara pemerintah dan masyarakat. 

Pemegang predikat Tokoh Milenial Literasi Jatim 2020 (Versi ARCI) tersebut juga cukup sering mengampanyekan spirit mencintai literasi di berbagai platform media. Pesan yang mayoritas berisi ajakan untuk membaca, menulis, menggambar, dan meningkatkan keilmuan dan kemampuan kognitif merupakan wujud kepedulian dan dukungan Lia bagi masa depan generasi muda, khususnya anak-anak.

“Alhamdulillah, setiap malam saya menyempatkan berdoa agar anak-anak Indonesia memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan yang baik, yang positif,” ujar dia.

 
Setiap malam saya menyempatkan berdoa agar anak-anak Indonesia memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan yang baik, yang positif.
 
 

Ning Lia yang sekarang didapuk sebagai Sekretaris MUI Jawa Timur ini berharap agar anak-anak memiliki rasa cinta pada literasi, yaitu membaca, menulis, menggambar, dan perilaku lainnya yang sangat penting bagi keilmuan dan aspek kognitif mereka.

“Untuk itu, peran kita sebagai kaum ibu, sangat penting. Dukungan kita sangat penting agar anak-anak selalu bahagia dan semangat dalam belajar. Itu sebab saya secara persuasif melalui tulisan, mengajak kita semua mencintai masa depan literasi anak-anak,” jelas dia.

Penulis novel motivasi berjudul Berkisah Tentang Hati tersebut juga menginisiasi gerakan CINTA literasi, yang merupakan penggabungan dari kata: Care, Integrity, Nimble, Touch, Advice.

Dia menjelaskan, ‘CINTA’ adalah perwujudan peran kaum ibu dalam pendampingan pendidikan anak. Lia juga membuat sebuah indikator pemimpin sejati dari unsur kata P-E-R-E-M-P-U-A-N, yaitu Personality, Empathy, Responsibility, Equity, Motivation, Positivity, Universal, Analytical, dan Negotiating. 

Keaktifannya dalam dunia literasi diakuinya sebagai upaya membangun stimulus orang lain untuk berkarya. “Saya sering sampaikan pada siapa pun, ayo berkarya, dimulai dari yang sederhana dan sekarang juga, jangan nunggu kaya baru berkarya,” ujar Ning Lia. 

Menariknya, Lia mengakui bahwa kecintaannya pada literasi dan dunia tulis-menulis berawal dari hobinya membaca Harian Republika semasa kuliah, pada 2003 hingga 2006 silam. “Bagi saya, tulisan-tulisan yang dimuat di Koran Republika, sangat kental nuansa sosial dan edukasinya. Koran ini bukan semata berbasis agama, tapi lebih kepada berbasis humanis. Jadi secara singkat, Republika adalah influencer saya dalam membangun karya di bidang tulisan,” ujar wanita yang masuk dalam daftar "100 Tokoh Muda Nasional versi Aliansi Pemuda Nasional (APN)" itu. 

Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim itu mengingatkan bahwa langkah untuk membangun kemanfaatan diri bisa melalui banyak hal, di antaranya adalah berorganisasi. Dengan berorganisasi, setiap individu akan digembleng untuk berkontribusi dan membangun peran demi kemaslahatan bersama. 

Doktor jurusan Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut mengingatkan untuk senantiasa menjaga kebersamaan, memahami perbedaan pemikiran, dan berpikir kreatif. Menurut dia, perbedaan sudut pandang dan karakter sangat rentan menimbulkan potensi perselisihan dalam mengambil sebuah kebijakan.

Oleh sebab itu, Ning Lia sering mengutamakan pandangan out of the box dalam bersikap. “Kita harus memiliki banyak capaian, kecil-kecil saja, sederhana saja, tidak usah muluk-muluk asal bisa dilakukan,” ujar dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Lia Istifhama (lia_istifhama)

PROFIL 

Nama                        : Dr Lia Istifhama

Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 12 Februari 1984 

Alamat         : Jl Jemur Wonosari gg lebar 66 Surabaya 

Platform sosmed : FB Lia Istifhama, Instagram lia_istifhama, twitter liaistifhama, Youtube Channel Lia Istifhama 

Pendidikan         :  Santri PP Al-Haqiqi, Surabaya; S1-S3 UIN Sunan Ampel Surabaya 

Organisasi         :

PW Fatayat Jawa Timur, PW LTN NU Jawa Timur 2013-sekarang 

PW LPBH NU Jawa Timur, PW LAZIZNU PWNU Jawa Timur 2018-sekarang 

PW LPPNU PWNU Jawa Timur 2019-sekarang DPD Perempuan Tani HKTI Jawa Timur (Ketua) 2019-sekarang 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Sekretaris) 2020-sekarang 

 

Penghargaan             :

100 Tokoh Muda Nasional 2020 dari APN. • 22 Tokoh Muda Inspirasi Jawa Timur 2020 dari Forum Jurnalis Nahdliyyin. • Best Achievement Penganugerahan Propinsi Terbaik dari HKTI • Tokoh Jatim Peduli Covid 19 dari ARCI. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat