Menteri BUMN Erick Thohir | ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Ekonomi

Erick Thohir Minta Holding Farmasi Bertransformasi

Erick Thohir menjelaskan, pendirian holding BUMN farmasi akan memperkuat ketahanan sektor kesehatan publik.

JAKARTA  — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap holding BUMN farmasi yang terdiri atas PT Bio Farma selaku induk holding serta PT Kimia Farma dan PT Indofarma sebagai anggota holding dapat terus bertransformasi di sektor farmasi. 

Erick mengatakan, holding farmasi telah mampu melakukan transformasi dari sisi digital, bisnis, hingga human capital. Meski begitu, Erick berpesan, holding farmasi tak berpuas diri dengan tetap meneruskan langkah transformasi.

Associate Director BUMN Research Group LMUI Toto Pranoto mengatakan, holding BUMN farmasi sejatinya harus terus meningkatkan transformasi dalam menghadapi tantangan di sektor kesehatan. Menurut Toto, holding farmasi harus mampu adaptif dalam perkembangan tren kesehatan global.

"Visinya bukan lagi sekadar memperkuat basic di farmasi dan vaksin, tapi juga masuk ke industri kesehatan,” kata Toto saat dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (1/2).

Toto menyebutkan, holding farmasi ke depan bisa seperti Kalbe Group yang unggul tak hanya di sektor farmasi, tapi juga pada layanan nutrisi, wellness goods, dan alat kesehatan. 

Toto mengatakan, holding farmasi memiliki anak perusahaan yang bisa difokuskan pada produk yang lebih spesifik sesuai dengan sasaran induk perusahaan. Ia menyampaikan, pendirian holding farmasi bertujuan memperkuat ketahanan sektor kesehatan publik.

"Selama ini, Indonesia sangat bergantung pada impor bahan baku obat, makanya Kimia Farma diperintahkan untuk bikin pabrik bahan baku obat. Begitu juga kecepatan Bio Farma dalam produksi jenis vaksin yang dibutuhkan masyarakat perlu diperkuat bekerja sama dengan banyak lembaga riset bidang kesehatan dan rumah sakit," ujar Toto.

Toto menyampaikan, holding farmasi juga dapat berkolaborasi dengan holding BUMN rumah sakit (RS). Dengan begitu, menurut Toto, kedua holding akan mendapatkan peningkatan value creation dari sinergitas tersebut. 

Toto menjelaskan, rumah sakit dapat menjadi tempat uji klinis bagi new invention di obat atau vaksin yang ideal bagi holding farmasi. Sebaliknya, lanjut Toto, kerja sama dengan holding farmasi juga akan memberikan rumah sakit harga farmasi yang lebih kompetitif. 

Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, latar belakang pembentukan holding farmasi adalah adanya tren sektor kesehatan global dan penyakit di negara berkembang yang memerlukan suatu solusi yang lebih menyeluruh bagi konsumen.

Menurut Pahala, hal ini sejalan dengan tren kesehatan di masa mendatang yang menuntut industri kesehatan tidak hanya terbatas pada pengobatan dan pencegahan, tapi juga merambah pada pelayanan kesehatan, termasuk pembiayaan melalui asuransi kesehatan.

"Tujuan dari pembentukan holding farmasi untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi,” kata Pahala.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Akun resmi Kementerian BUMN RI (kementerianbumn)

Pahala meyakini, kolaborasi dari tiga BUMN tersebut dapat menurunkan impor bahan baku farmasi dari 90 persen menjadi 75 persen. Ia berharap, kehadiran holding dapat mendorong penyebaran juga produk farmasi secara merata ke seluruh pelosok negeri dan menciptakan semangat berinovasi dari anggota holding untuk menciptakan suatu produk baru.

"Hal terpenting dari pembentukan holding farmasi adalah akan menjadi tonggak pencapaian dalam rangka pembentukan holding healthcare (kesehatan) di Indonesia sehingga dari hulu ke hilir dapat dikelola dengan baik," ujar Pahala.

Selain holding farmasi, Kementerian BUMN juga telah membentuk holding RS BUMN yang dipimpin PT Pertamina Bina Medika IHC. Bahkan, Kementerian BUMN berupaya memperluas cakupan holding farmasi untuk memperkuat industri kesehatan nasional. 

Dalam mengembangkan holding BUMN sektor kesehatan, Kementerian BUMN memiliki lima pilar kerangka kerja yang meliputi nilai ekonomi dan sosial untuk Indonesia, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, pengembangan investasi, dan pengembangan talenta. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat